18 - Recoil Fate, The Awaiting Expedition Team

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Di kota ini segala jenis tumbuhan bermekaran. Mau itu menempel di dinding bangunan atau tiang penanda jalan. Mau itu di atas atap atau di atas perairan. Karena ras Fordian adalah ras yang sangat akrab dengan beragam tumbuhan alias beragam flora.

"Sepertinya aku harus mencarinya ke seluruh bagian kota, lagi pula informan-informan yang kutemukan sama sekali tidak mengetahuinya."

Setelah cukup lama aku mengelilingi kota ini dan mencari informasi tentang keberadaan tempat itu. Hasil yang kudapatkan sama sekali tidak memuaskan dan membuatku harus menghela napas untuk kesekian kalinya.

Karena itulah aku memutuskan untuk pergi ke luar kota ini. Di mana zona merah berada, tempat para monster bebas menyerang Player.

Mengenai level diriku, aku sama sekali tidak bisa melihat indikasi tingkat level tersebut. Karena sistem dalam game ini kembali berubah menjadi self-improvement, alias ketika ingin kuat kita harus melatih diri kita sendiri.

Dua bulan aku berlatih tanpa mengambil misi yang terlalu berat, alhasil diriku yang saat ini sudah cukup dapat di katakan memiliki level di atas 20. Setiap kali proses latihan itu berhasil, aku akan mendapatkan poin atribut yang di gunakan untuk memperkuat statusku.

Poin atribut yang di dapatkan berkisar antara 5-10 poin perlatihannya. Aku tidak terlalu suka dengan kekuatan brutal, maka dari itu aku meningkatkan Kecepatan lebih besar ketimbang Kecerdasan dan Ketangkasan.

Kecepatan memberikanku tambahan poin terhadap speed attack, evasion dan juga attack itu sendiri karena rasku adalah Azure. Sedangkan Ketangkasan memberikanku poin tambahan terhadap HP dan magic attack. Sedangkan Kecerdasan memberikanku poin tambahan terhadap CP dan magic deffense.

Untuk pekerjaanku, aku mengambil『Shadow Hunter』. Aku dapat dengan bebas mengendalikan elemen kegelapan sekaligus petir sebagai elemen tambahannya. Senjataku untuk saat ini adalah sebuah pedang berukuran sedang yang terpasang di punggungku.

Pergi melewati gerbang pembatas dan baru saja aku berpikir untuk menghindari mereka. Monster-monster yang sepertinya kelaparan sudah menungguku di depan sana.

[Corupted Fairy Lv.17]

[Muscular Little Trent Lv.16]

[Dark Root Lv.18]

Nama-nama itu muncul begitu aku berhasil mengindikasi status mereka. Jika level monster dapat kulihat, lalu mengapa level-ku sendiri tidak dapat kulihat?

Tiba-tiba saja peri kecil yang tampak ganas itu langsung menyerangku dengan cahaya hitamnya. Melesat bagai laser cepat, aku pun berguling ke samping dan berhasil menghindarinya. Sedangkan sebuah monster berbentuk akar-akar serabut yang memiliki kaki mulai menjalarkan bagian tubuhnya seperti jaring dan melemparkannya ke arahku.

Aku pun berhasil menghancurkannya dengan sebuah tebasan pedangku.

【Drake Blade】 itulah nama pedang yang berhasil kudapatkan ketika mengalahkan salah satu bos di daerah benua Feragard. Dan berkat pedang ini pula aku berhasil menguasai dua kemampuan yang sangat luar biasa.

Yaitu【Shadow Catcher】dan【Shadow Buster】. Dengan menggunakan【Shadow Buster】aku bisa membuat beberapa gelombang kejut berbentuk seperti bulan sabit atau meleburnya menjadi pukulan angin hitam.

Satu kali huyungan yang kukuatkan dengan Skill ini berhasil mengalahkan si peri kecil yang ganas. Sedangkan sisanya masih bertahan. Aku pun menghentakkan kakiku kemudian meluncur cepat ke arah mereka.

Di saat mereka panik dan saling bertabrakan, aku menggunakan kesempatan itu untuk melancarkan sebuah tebasan diagonal yang kuat. Tetapi berkat monster pohon kecil yang berotot itu mereka berhasil lolos karena ia mengeluarkan serbuk yang membuatku terbatuk-batuk.

"Aku ... tak akan melepaskan kalian!"

Kurentangkan tangan kiriku kemudian menjatuhkannya ke bawah lalu menaikkannya ke atas sambil meremasnya kuat-kuat. Seketika itu kegelapan muncul di bawah mereka, sebuah tangan hitam yang besar muncul dan menerbangkan mereka.

Mereka yang melayang di udara kemudian di remas oleh tangan itu hingga hancur dan berubah menjadi kepingan kaca merah yang kemudian menghilang terbawa udara.

Itulah Skill【Shadow Catcher】milikku. Di bandingkan dengan【Shadow Buster】, Skill ini aktif sedangkan【Shadow Buster】sendiri adalah pasif.

"Hahh ... sepertinya aku berhasil selamat lagi ...."

Sebuah notifikasi muncul dan itu adalah sebuah pesan. Ketika aku membukanya, dua buah kunci perak muncul.

"Kunci?"

Menebak-nebak untuk apa kunci ini bisa aku dapatkan. Aku mulai berpikir kembali sambil berjalan pelan menelusuri jalan setapak di mana sisi kanan dan kiriku merupakan hutan belukar yang cukup asing.

Pastinya kunci ini untuk membuka sesuatu. tetapi membuka apa?

Peti kah? Pintu kah? Karena bentuk kunci seperti segi enam dan yang satu lagi mirip seperti kunci bergerigi. Aku pikir kunci yang ini merupakan kunci untuk memainkan alat musik.

Tetapi sepertinya bukan. Begitu aku sadar, aku telah berada di ujung jurang. Di mana di bawahku merupakan hutan belukar yang berada di bawah dan aku sama sekali tidak menyadarinya.

"Hampir saja ...."

Jika aku tidak sadar terlebih dahulu, mungkin aku sudah jatuh dan mungkin mati ....

Aku berbalik namun begitu aku ingin melakukannya, aku di tabrak sesuatu dan akhirnya jatuh.

"Arghhhhh!!!!!"

Aku akan mati! aku akan mati! aku akan mati! aku akan mati! Itulah perkataan yang terus kuulangi di dalam pikiranku karena sekarang ini aku terjun dari atas tebing yang sangat tinggi. Begitu kuraba-raba apa yang baru saja menabrakku, aku sama sekali tidak bisa melihatnya karena tertutupi oleh sebuah jubah cokelat yang kumuh.

"Eh?!—"

"Latrus Fentira ...."

Suaranya pelan namun aku bisa mendengarnya. Di suara-suara angin yang berhembus cepat ke arahku, sebuah lingkaran bercahaya tiba-tiba saja muncul dan pandanganku mulai mengabur.

***

Benua Lant el Olvier ....

Di sebuah kota yang cukup ramai. Penuh akan hawa kegelapan namun tidak meninggalkan kesan penindasan para Player berkumpul karena mendengar kabar pasukan dari Guild Vesuria yang terkenal sudah berhasil mengalahkan bos tingkat atas.

Karena itulah mereka berkumpul dan membaut sebuah jajaran penonton dari jalan samping utama. Kota itu adalah kota milik ras Blashunt, atau dapat di katakan benua bagi mereka para Player yang memiliki class kegelapan seperti Fallen Angel, Vampire, Succubus, Werewolf dll.

Ketika beberapa siluet muncul dari kejauhan. Suara sorak sorai mulai bergema di seluruh kota itu. Tak kala rasa antusias para Player lain yang ingin melihat mereka. Ya ... mereka adalah para Player yang berekspedisi untuk mecari【Ilfenice Ramentia】bos yang harus di kalahkan agar seluruh Player yang terjebak dalam Azure Online ini bisa kembali menuju dunia nyata.

Kelompok ekspedisi itu terdiri dari kurang lebih 17 Player. Di antaranya【The Seven Poltergeist】yang berasal dari Guild Vesuria. Kemudian【King Hero】yang merupakan solo Player namun ia membentuk Party dengan seorang Player cantik sehingga status solonya berakhir.

【Fordian Fortress】terdiri dari sekumpulan Player dengan ras Fordian. Terakhir adalah 【The Black Phantasma】julukan yang di berikan kepada beberapa Player dengan ras Blasthunt.

Merekalah yang sekarang ini telah kembali dari hasil ekspedisi yang cukup berat. Kelompok mereka yang seharusnya beranggotakan 26 Player kini hanya tersisa 17 Player lagi.

Berkat keberanian mereka dan jasa serta pengorbanan mereka kelompok ekspedisi yang di beri nama【Recoil Fate】ini berhasil menemukan sebuah petunjuk menuju 【Ilfenice Ramentia】yang sedang bersembunyi dan mengawasi para Player Azure Online.

Kini mereka berjalan dan melintasi Player lain menuju sebuah bangunan besar di ujung sana. Salah seorang Player seksi yang merupakan anggota dari【The Black Phantasma】 melambaikan tangannya dan juga memberikan kedipan kepada Player laki-laki.

Mereka pun memerah, tak bisa berdiam diri dan terus meneriaki namanya dengan bergairah. Di depan sana seorang Player laki-laki yang sangat tampan dan memiliki【King Hero】sebagai julukannya membuat hati para Player perempuan lain memanas dan mencoba untuk mendapatkan perhatiannya.

Sedangkan seorang Player perempuan dari anggota【Fordian Fortress】menyanyikan sebuah lagu dan berhasil mendapatkan perhatian luar biasa dari mereka yang terkagum-kagum berkat kelompok ekspedisi mereka.

"Yo ... Elen, apakah kau gugup?"

Tanya seorang laki-laki yang berada di depannya.

"Rega ... aku sama sekali tidak gugup!"

"Hee ... sepertinya kalian mulai akrab, ya?"

"Akrab? Mungkin matamu itu rabun ya, Marie?"

"Sudah sudah kita masih berada di sini, jangan berkelahi atau kalian bertiga akan aku berikan hukuman ketika sudah sampai di sana!"

"Ehhhhh?! Kenapa aku juga terseret? Kan aku hanya bertanya, Cody."

Elen hanya dapat tertawa kecil sedangkan Rega yang berada di depannya terkekeh-kekeh sendiri karena melihat Marie yang seperti itu. Cody hanya bisa menghela napas ketika itu terjadi.

Mereka adalah kelompok dari【The Seven Poltergeist】. Terdiri dari tujuh peringkat dengan ras yang berbeda-beda di bandingkan dengan kelompok lain yang memiliki satu ras saja.

Eleonora Grandz, memiliki Zoar sebagai rasnya dan berada di peringkat ke empat. Rega, memiliki Marhn sebagai rasnya dan berada di peringkat ke enam. Marie Estle, memiliki Fordian sebagai rasnya dan berada di peringkat ke lima. Sedangkan untuk Cody Branch, memiliki Azure sebagai rasnya dan berada di peringkat kedua.

Tidak lama kemudian mereka pun akhirnya sampai di bangunan itu dan memasukinya. Ketika berada di dalamnya seorang Player yang tidak diragukan lagi adalah pemimpin ekspedisi itu sendiri. Ia adalah ketua Guild Vesuria sendiri.

Arthur. Memiliki julukan sebagai【The Wise King】dan juga【The Brave Hero】di saat yang bersmaan. Pakaian tempurnya yang berupa metal-metal perak dan juga perisainya yang kokoh ia letakan di depannya. Tepat di bagian atasnya, sebuah bilah cokelat tua mencuat dan memiliki dua sisi yang cukup lebar.

Ia pun mulai berbicara dengan cukup bangga di depan kawan-kawan satu ekspedisinya.

"Terima kasih atas kerja sama kalian, kini kita mendapatkan satu petunjuk penting untuk mengalahkan bos yang selama ini menjadi mimpi buruk kita!"

Semua Player yang berada di sana bersorak penuh kemenangan dan mengangkat kedua tangan mereka. Namun untuk【King Hero】ia hanya terdiam tanpa menunjukkan ekspresi apapun. Sama halnya dengan ketua kelompok dari【The Black Phantasma】.

"Kini kita rayakan dengan berpesta dan saling mengenal satu sama lain lebih jauh lagi!"

Sebuah musik di putar dari piringan lagu. Meja-meja penuh hidangan dan juga mimunam terhampar begitu memuaskan. Berbagai makanan tersaji dengan mewah serta unik.

Kelompok ekspedisi ini sendiri terbentuk akibat saran dari ketua Guild Vesuria. Yaitu Arthur. Semenjak itu baru enam bulan kelompok ekspedisi ini dibentuk dan begitu juga para anggotanya yang masih memiliki sedikit keraguan terhadap kelompok lainnya.

Di sisi yang lain, Elen hanya duduk sendirian di ujung sisi meja. Memegang segelas jus jeruk. Tiba-tiba saja muncul seorang laki-laki yang duduk di sampingnya.

"Hai cantik ... apakah kau ingin bergabung dengan kelompokku?"

Rambutnya yang merah gelap dengan mata merah yang penuh akan keserakahan menatap Elen dengan tatapan yang nakal.

"Apakah aku harus mengatakannya berulang kali agar kau puas, Dias!"

"Hmmm ... tuan muda, tampaknya ia sama sekali tidak mengetahui bagaimana pesonamu~"

Kali ini muncul seorang perempuan yang begitu seksi bahkan terbilang pakaiannya minim sekali. Pakaiannya itu hampir menunjukkan seluruh kulitnya yang mulus, putih namun pucat. Dadanya juga cukup mengembang.

Memiliki sepasang tanduk di kepalanya dan ia memiliki mata merah seperti Dias.

"Aku tak ingin mendengarnya dari seorang budak!"

"Apa kau bilang?! Jalang!"

"Ayolah Fera, jangan seperti itu ... aku akan mengunjungi kamarmu malam nanti~"

"Ahnnn ... kalau begitu aku akan menantikannya, darling~"

Ketika mendengar itu, Elen hanya dapat merinding. Tubuhnya sedikit gemetar dan menatap jijik sosok Dias yang berada di sampingnya.

"Jadi bagaimana? Apa kau akan mempertimbangkannya, gadisku yang manis?~"

""Gadisku?" huh! Aku tak sudi berada di dalam satu kelompok denganmu, lagi pula aku sudah memiliki kelompok!"

Elen terus saja mencoba untuk menghindari namun Dias, sosok tinggi yang mencoba memaksa Elen untuk bergabung dengan kelompoknya terus saja melancarkan serangan agresif.

"Tenang saja, kau akan kuberikan ruang VIP khusus untukmu seorang."

Seringai muncul di wajah Dias yang kala itu mulai meraba paha Elen. Ketika menyadarinya, Elen telah bersiap untuk melesatkan sebuah gamparan namun di hentikan oleh seseorang.

"Bisakah kau hentikan itu, Dias."

Suaranya dingin dan juga menindas. Sebuah aura gelap muncul di sekitar tubuhnya. Seketika itu juga suasana di ruangan tempat mereka berpesta penuh akan ketegangan.

"Jika kau tidak ingin lenganmu putus, lepaskan tanganmu dari anggota kami!"

Sekali lagi dengan nadanya yang dingin. Lelaki itu berhasil membuat Dias mundur.

"Tch ... rupanya sang pangeran kegelapan!"

Dias hanya dapat mendecakkan lidahnya kemudian bangkit dan akhirnya pergi meninggalkan Elen. Ketegangan yang tadi terjadi telah mereda dan akhirnya lelaki itu pun duduk di samping Elen.

"Sebaiknya kau jangan menggamparnya, yang ada ia semakin tergila-gila denganmu"

"Terima kasih untuk yang tadi, Cody."

Mereka pun memulai perbincangan dengan diam-diam. Ketika anggota yang lain tengah menikmati pesta itu. Hanya Cody dan Elen sajalah yang tidak menikmati pesta itu. Karena mereka tahu, bahwa setelah pesta ini berakhir.

Keesokan harinya mereka akan kembali pergi menuju tempat yang tidak mereka ketahui. Memiliki ancaman besar yang berkibat fatal. Sehingga kewaspadaan diri harus lebih di tingkatkan lagi.

"Maaf untuk yang tadi, sepertinya anggota yang lain terganggu, ya?"

"Tidak sama sekali."

Cody tersenyum kecil menanggapi permintaan maaf Elen.

"Lagi pula kelompok kita memang sedang bermusuhan dengan kelompok Dias. Jadi mau bagaimana lagi?"

Ia memiringkan kepalanya sambil memejamkan kedua matanya. Lalu setelah kembali membuka matanya, Cody ... ia pun mengeluarkan sebuah foto.

"Sepertinya aku memang tidak terlalu pandai untuk menguntit seseorang, tetapi apakah ini cukup?"

Begitu Elen melihatnya, ia pun menjadi memerah seketika dan segera mengambilnya sambil mengucap terima kasih kepada Cody.

"Aku tahu ini tidak sopan, tetapi jika boleh tahu siapa lelaki yang berada di foto itu? Adikmu?"

Nadanya pelan bagai bisikan yang di sengaja. Sedangkan alisnya terangkat, Cody yang mencoba menanyakannya semakin penasaran begitu melihat Elen memeluk erat foto itu dan seperti tidak ingin melepaskannya.

Elen hanya bisa tersipu menanggapi pertanyaan Cody kali ini. Ia tidak tahu harus menjawab apa, sehingga yang ia bisa lakukan hanyalah berusaha menjawabnya selogis mungkin.

"Ia adalah satu-satunya alasan bagiku untuk hidup ...."

Cody pun langsung termenung karena mendengar jawaban Elen. Ia tidak menyangka bahwa sosok laki-laki yang berada di dalam foto itu adalah sosok yang sangat penting bagi Elen.

"Hahh ... sepertinya aku tidak akan menanyakannya lagi, kalau begitu semoga kau beruntung dan menemukannya. Satu lagi ... terakhir kali aku melihatnya, ia berada di sekitar benua Arefier dua hari yang lalu"

"Cody ...."

Bangkit dari tempatnya, Cody pun beranjak dan meninggalkan Elen sambil tersenyum tipis. Elen tahu dan tentu saja mengetahuinya. Bahwa sosok yang berada di dalam foto itu adalah sesosok yang seharusnya telah tiada di dalam dunia nyata.

"Archie ...," gumamnya pelan.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro