s e r a 💋

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Pulang malam lagi lo, ya." Suara Sena menghentikan langkah mengendap anak gadisnya yang baru saja masuk tanpa memberi salam itu. "Kalo gue kagak ngasih lo masuk sekarang, sedap kali ya. Digood-in kagak ngaruh lo mah. Sebel gue."

Sera, anak gadisnya yang masih mengenakan seragam sekolah itu menampilkan cengiran khasnya. Tersenyum yang bahkan terlihat seperti orang bodoh di mata sang Mama.

"Nontonin cowok yang bokongnya remasable tanding basket, Ma. Kan mayan, cuci mata," katanya membela diri, masih dengan cengiran tak jelas. "Dan beneran, Ma. Anak kuliahan emang tampangnya ngegoda iman, ototnya minta digelayutin banget, dan tuh bokong beuh ... minta dijamah amat pake jari-jari tangan Sera tahu engga sih, Ma. Menggoda jiwa, raga, dan meningkatkan hormon!"

"Gaya lo! Pake ngomongin hormon, ngerti juga kagak lo. Nilai lo bahkan lebih murah dari harga kerupuk. Anak siapa sih lo?"

Sera mengehela napas kuat, berakting jengah dengan tingkah si Mama. "Entahlah, mungkin emaknya gue punya kebodohan tiada tara sampai gue sebagai anak ketularan," lirihnya hiperbolis yang langsung mendapatkan jitakan dari Sena di kepalanya.

"Emak lo kasihan berarti ya, dapat anak yang kebodohannya tiada tara juga. Nasib emak lo tragis, nyaris nangis bombay gue."

"Kan, ngomong sama tembok yah gini. Engga bermakna, dan sia-sia." Sera berjalan menuju Sena yang memasang wajah menyeramkan, berusaha menakuti anaknya. "Dan berhubung tuh tembok kayaknya dari barang murahan, dan udah mau rubuh aja, gue kabur dah. Bye, tembok murah!"

Dan Sena kembali kalah saat menghadapi anak perempuannya yang sedang masa pertumbuhan itu.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro