Aku lupa judulnya

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Proxima Setund Family Present ...

Seperti biasanya ketiga setan itu keluar dari kuburan mereka. Tiwi keluar dengan senyum di bibir, Nifla seperti biasa tidak berbicara, dengan alasanya males masih pagi, Helen? Jangan ditanya lagi, dia keluar dari kuburan dengan membawa sendal jepit yang ia curi dari seniornya kemarin. Emang dasar tuh Si Setund Kecil.

"Liat deh, bagus 'kan sendal, gue," ujar Helen sambil menunjukkan sendalnya ke kedua teman-temannya.

"B aja sih menurut gue," ujar Nifla.

Helen menjulurkan lidahnya. Ia masih kesal dengan Nifla. Bagaimana tidak? Gara-gara Nifla yang mengatainya, tugas mereka kemarin gagal dan selalu gagal.

"Lo tuh, ya!" seru Nifla sambil melemparkan batu ke arah Helen. Batu yang dilempar tersebut meleset.

"Untunglah, muka cantik gue masih utuh dan masih dilindungi Sang Pencipta," ujar Helen.

"Udah, udah, ini kita harus goda gimana lagi tuh manusia?" tanya Tiwi. Ia sedari tadi memikirkan cara bagaimana membatalkan puasa kedua manusia tersebut.

"Gini aja, kita langsung ke rumah mereka aja, nah kita liat apa yang mereka lakuin," saran Nifla.

Tiwi dan Helen menyetujui. Seketika mereka menghilang dari gundukan tanah yang mereka gunakan untuk mengobrol tadi.

Di tempat lain. Alysia dan Uun sedang membuat beberapa bukaan yang mereka bikin sendiri. Hari ini mereka tidak akan ke pasar akan tetapi berniat untuk membuat sendiri.

Tiwi, Helen, dan Nifla sudah berada di dekat kedua manusia itu.

"Eh, itu mereka buat apa ya? Enak tuh keknya." Helen mulai tergiur dengan apa yang manusia itu buat.

Plak

Tiwi memukul kepala Helen membuat Helen meringis kesakitan.

"Apa salah dan dosaku Sayang, cinta kasihku kau buang-buang." Ucapan Helen membuat Nifla dan Tiwi menghela napas gusar.

Tuh setund kecil emang parah

"Ya udah, ayok mulai!"

Seperti biasanya. Ketiga setund itu mulai beraksi, melakukan kewajiban mereka untuk menggoda manusia.

"Hai, Kak," sapa Helen kepada kedua manusia itu.

"Enak tuh, Kak, mending langsung makan aja." Tiwi mulai menggoda Uun.

"Makan langsung tuh, Kak, jangan sungkan." Kali ini Nifla yang menggoda Alysia.

Karena tugasnya sudah diambil alih oleh Tiwi dan Nifla. Helen berniat untuk keluar dari rumah itu. Mata Helen bersinar ketika melihat sepasang sendal jepit berwarna merah.

"Wah, sendalnya bagus!" seru Helen. Ia pun mendekati sepasang sendal tersebut dengan senyum di wajahnya.

Semakin mendekat dan ....

Plakk

"Ao! Sakit, Bego! seru Helen ketika sebuah tangan memukul kepalanya. Helen melihat seseorang di depannya. Setelah itu, Helen nyengir ketika melihat siapa yang berada di depannya ini.

"Jadi, lo yang nyuri sendal gue terus!" teriak Nurand seniornya.

Lagi dan lagi. Helen nyengir menunjukkan deretan gigi putihnya ke Nurand.

"Lari!!" Helen langsung kabur dari tempat. Bisa mampus ia kalau ketawan mengambil sendal Nurand.

"Emang dasar tuh Jelangkung, untung gue langsung lari, kalau gak, bisa mati dua kali gue," ujar Helen ketika sudah berada dekat Tiwi, Nifla dan kedua manusia itu.

"Kenapa, lo?" tanya Nifla.

"Kepo, lo!" seru Helen.

"Setannn kecill, jadi selama ini, lo yang nyuri sendal jepit tercantik dan termanis gue!" Nurand tiba-tiba datang. Menyerang Helen dengan sekuat tenaga.

Helen meringis kesakitan. Namun, Nurand tidak menanggapinya.

"Aw! Sakit, Kak!" seru Helen. Ia kesakitan karena Nurand menjambaknya.

Hahahaha, makanya setan kecil jangan nyuri.

"Ampun deh, Kak, gue gak bakal ngambil sendal Kakak lagi!" Helen meminta ampun kepada Nurand. Nurand menghentikan aksinya ketika wajah Helen sudah semakin jelek sekarang.

"Hahahahaha." Nifla dan Tiwi tertawa melihat wajah Helen.

"Mampus, lo, berarti sendal jepit tadi milik  Kak Nurand?" Tiwi ngakak ketika melihat wajah Helen yang memelas karena serangan Si Setund Senior.

"Gini amat ya nasib gue!" seru Helen.

Maaf soal keterlambatan produksinya, karena admin yang suka molor ini ...
Tapi semoga semua yang sempat mampir ke sini akan selalu ingat kalau kami Proxima Setund Family.

Regards.
kimnurand_
UunFadillahPutris
Alfindannifla
raniptwi_
he_febry

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro