ending ?

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Proxima Setund Family Present ...

"Gimana yah caranya biar kita bisa jadi setund elit," lirih Helen. Ia duduk di atas pohon sambil menggoyangkan kakinya.

"Yah caranya cuman satu," ujar Tiwi.

"Apaan tuh?" tanya Nifla.

"Ya, ganggu manusia," jawab Tiwi.

"Hey! Kita udah berkali-kali coba, yang ada kita gagal!" seru Helen.

"Strong dong! Masa setan kayak kita kalah sama manusia," ujar Tiwi.

"Oke terus kita mau ngapain? Gue udah gak ada ide," gerutu Helen.

"Minimarket yuk! Laper, hehehehe." Nifla tersenyum miring.

"Setuju, yuklah, daripada makan batu, mending kita nyemil," tambah Tiwi.

Helen, Nifla, dan Tiwi. Tiga hantu pengganggu itu terbang melayang menuju minimarket. Otak mereka perlu asupan untuk berpikir dan menyusun rencana. Hantu-hantu itu tersenyum senang mendapati minimarket ramai.

"Wah, mari kita beraksi," ucap Tiwi.

"Beraksi gimana?" tanya Helen.

"Batalin puasa mereka yuk," ujar Nifla.

"Ide bagus!" seru Helen dan Tiwi.

Helen melihat seorang anak kecil ia berdiri di depan kulkas minuman dingin. Anak itu menelan ludah sendiri. Ia haus. Helen mendekati anak kecil itu. Ia berjongkok di samping anak itu.

"Wah, ini teh sosro enak lo, ambil gih," bisik Helen di telinga anak itu.

"Puasa! Gak boleh," ucap anak kecil itu ia menutup matanya.

"Eh, eh, susu ultramilk coklat bisa bikin kenyang!" seru Helen. Karena anak kecil itu mudah di goda. Anak itu langsung mebuka kulkas yang ada di minimarket itu dan mengambil susu ultramilk coklat. Ia langsung menusuk kerdus susu itu dengan sedotan. Seketika itu ia minum dengan cepat. Helen yang melihat itu senang.

Helen mendekati Nifla dan Tiwi yang tidak berbuat apa-apa. Ia mengerutkan keningnya.

"Katanya mau beraksi?" ucap Helen.

"Itu ada Rudi," jelas Nifla. Ia menunjuk Rudi dengan telunjuknya. Helen mengikuti arah tangan Nifla. Ia bisa melihat Rudi yang mengambil keranjang belanjaan.

"Aku akan mencobanya! Kali ini kita tidak boleh kalah!" seru Helen. Ia nekad mendekati Rudi.

Helen mengambil snack kentang. Ia membukanya dan memakan snack itu. Helen mendekati Rudi. Pria itu langsung sadar saat Helen berada di belakang seorang perempuan yang menjadi kasir.

"Rudi, ini enak Lo, mau gak?" tawar Helen. Rudi menggelengkan kepalanya.

"Ayolah, coba snack ini enak," goda Helen. Ia menunjukan snack itu pada Rudi.

"Jangan gaguin aku, aku lagi puasa," ucap Rudi. Seketika itu kasir perempuan itu langsung menatapi Rudi.

"Kamu ngomong sama siapa?" tanya kasir itu.

"Itu, cewek di belakangnya mbak," ucap Rudi. Kasir perempuan itu langsung menoleh ke belakang. Ia tidak mendapati siapapun.

"Rudi ayo coba teh sosro, ini enak lo," ucap Helen.

"Udah ah, diem," sentak Rudi.

Kasir perempuan itu menoleh lagi kebelakang. Ia melihat botol teh sosro melayang. Ia melotot ke arah Rudi. Kemudian ia pingsan karena terkejut.

"Udah deh, jangan macem-macem kasihan mbaknya," ucap Rudi.

Lima orang preman masuk ke dalam minimarket. Tubuh kekar mereka membuat Rudi menghidik ngeri. Para preman itu tersenyum miring saat mendapati kasir perempuan itu pingsan. Sekarang preman-preman itu menatapi Rudi.

"Kamu apain, mbak ini?" tanya salah satu preman yang mempunyai tato di wajahnya.

"Dia pingsan, minimarket ini banyak hantunya," jelas Rudi. Para preman itu langsung tertawa terbahak-bahak.

"Sini, kamu masih kecil udah punya dompet, sini dompetnya," ucap preman itu ia merogoh saku celana Rudi.

"Woy!" teriak Rudi. Preman itu melototi Rudi.

"Gais, kayaknya kita harus tolongin Rudi," ucap Helen.

"Iya, nanti anak tuh bisa mati digebukin preman-preman itu," ujar Tiwi.

"Oke, kalian tahukan harus apa?" ucap Nifla ia tersenyum miring.

"Waktunya beraksi!" seru Helen.

Tiwi mengambil sapu yang ada di minimarket itu sementara Helen mengambil botol teh sosro dan Nifla ia mengambil alat pemadam kebakaran yang ada di dekat rak-rak alat rumah tangga. Tiwi mengarahkan sapu itu pada preman-preman itu.

"Boss, kok sapunya bisa gerak-gerak sendiri."

"Ini lagi, botol teh itu kok bisa terbang."

"Aku pukul kamu yah!" seru Tiwi. Sapu yang ia pegang langsung menghantam perut preman yang mempunyai tato di wajahnya. Helen melemparkan botol teh sosro itu ke preman lain. Suara pecahan kaca  membuat suasana minimarket itu semakin seram.

Para preman itu langsung lari terbirit-birit. Meninggalkan Rudi dan tiga setan itu. Rudi menghela napasnya. Ia mengambil dompetnya yang jatuh ke lantai.

****

Setelah aksi heroic mereka menakuti preman yang ternyata disaksikan oleh Sang Senior, mereka dipanggil untuk mendapat keputusan.

Helen sejak tadi udah komat-kamit, mirip dukun di film horor yang dulu dia liat di TV, sementara Nifla udah balik ngerapal nama-nama pahlawan sambil berharap kalo di akhirat nanti bisa ketemu sama salah satu pahlawan idolanya. Kalo Tiwi? Dia masih cengengesan karena akhirnya bisa bantuin Rudi dan dikasih apresiasi terima kasih. Iya, cuma terima kasih aja senengnya minta ampun, gimana terima nikahnya dengan seperangkat alat sholat? Ehh ....

"Gimana yak! Sebenernya gue males banget nyampein ini ke kalian. Soalnya gue nggak punya banyak waktu, mending gue main tik-tok atau apa kek yang lebih bisa bikin gue eksis dibanding ngurus tiga Setund Cupu!

Sialan!

Ini senior emang minta diracun mulutnya. Begitu pikiran Helen sebelum Senior di depannya melempar satu buah amplop yang berisikan

Selamat! Kalian diterima di Academy Setund Elitz!

Mereka bersorak! Berpelukan ala-ala teletubbies minus satu spesies. Males juga kalo harus ngajak Nurand berpelukan bareng!

"Heh! Jangan seneng dulu!"

Mereka terkesiap, Helen menelan ludah lagi karena dengar teriakan Nurand. "Mulai besok, kalian bakal jadi asisten gue selama sebulan!"

Begitu katanya sebelum menghilang dibalik layar, mirip sadako yang keluar masuk TV, Nurand lebih mirip anak kampung yang lagi main dilayar tancep.

Tapi setelah pengakuan tadi, satu hal yang mereka sadari.

Penderitaan mereka belum berakhir!

E N D

Akhirnya selesai juga hutang saya sama seluruh tim Academy Setund Elitz.
Project ini awalnya dikerjakan untuk mengisi waktu luang saat ngabubuwrite. Namun, karena beberapa kendala aku harus molor sampe waktu yang dijanjikan.

Maaf aku ucapkan sama tim yang sudah aku buat nunggu, update-an tugas kita.
Juga terima kasih atas kerjasama yang baik itu.

Regards
kimnurand_
Alfindannifla
raniptwi_
UunFadillahPutris
he_febry

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro