07. Tetap Cantik

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Oleh Schyler_, Noorah91, redlotus11, titizkyla, b4p3rgirl

Azkiya mengembuskan napas untuk kesekian kali karena bis yang sejak tadi ia tunggu tak kunjung datang. Ia melirik arloji yang bertengger manis di pergelangan kiri kemudian mendesah pelan. Meskipun ragu, ia tetap berharap masih ada bis yang beroperasi untuk menjemput penumpang.

Ketika Azkiya ingin bangkit dari posisi duduk, sebuah mobil yang tiba-tiba datang berhasil membuatnya mengurungkan keinginan. Ia memiringkan kepala dengan alis bertaut karena penasaran akan sosok yang mengendarai mobil tersebut.

“Masuk!” ucap lelaki itu setelah membuka jendela mobilnya.

Azkiya hanya melirik sebentar ke arah lelaki itu; Narendra, sebelum kembali mengalihkan pandangan. Seharusnya masih ada satu bis jurusan rumahnya yang akan segera datang.

Karena tak mendapat tanggapan dari sang gadis cantik, Narendra memasang wajah tanpa ekspresinya kemudian berucap, “Saya nggak suka penolakan!”

Azkiya lantas menghentakkan kaki sembari merutuk karena tidak senang dengan sifat bossy yang dimiliki Narendra. Tanpa memiliki keinginan untuk memancing amarah lelaki itu, ia pun segera membuka pintu penumpang. Namun, sebelum ia masuk ke dalam mobil, sebuah suara yang penuh dengan ketegasan tiba-tiba terdengar.

“Saya bukan sopir kamu!”

Kalimat tersebut berhasil membuat tangan Azkiya secara spontan menutup pintu penumpang. Ia mengambil beberapa langkah ke samping kemudian masuk ke dalam mobil dan duduk di sebelah Narendra. Wajah manis gadis itu terlihat menggemaskan dengan pipi yang dikembungkan karena kesal.

Mah, makasih karena udah ngelahirin Azki. Dia gadis yang cantik, apalagi pas aku lihat dia marah kayak sekarang. Narendra tersenyum tipis bahkan sangat tipis hingga Azkiya tidak menyadarinya ketika kalimat itu terucap di dalam batin.

Sepanjang perjalanan, keduanya sibuk dengan kegiatan serta pikiran mereka masing-masing. Narendra sesekali menggerutu kesal karena para pengemudi motor sering kali menyalip tanpa memedulikan keselamatan, sedangkan Azkiya sibuk dengan ponsel pintar di genggamannya.

Melihat hal yang dilakukan Azkiya, mulut Narendra tak dapat ditahan untuk tidak berucap, “Jomblo aja sok sibuk main hp.”

Kalimat itu tentu memancing emosi Azkiya, terlebih lagi sang pembicara tidak mengalihkan pandangannya sedikit pun dari jalan raya. Pencemaran nama baik. Siapa yang berani mengatainya jomblo? Memang sih ia memegang status tersebut, tapi rasanya kesal ketika Narendra yang mengucapkannya.

Dengan wajah yang terus menunjukkan keminiman ekspresi, Narendra berusaha mengembuskan napasnya secara perlahan. Meskipun terlihat tenang, di dalam hati ia tidak bisa terima ketika Azkiya mengatakan dirinya bukanlah seorang jomblo. Ia ingin tahu siapa lelaki yang tengah dekat dengan gadis itu, tapi otaknya tak memiliki cara untuk mencari tahu.

Tak terasa mobil yang mereka tumpangi telah tiba di depan gerbang rumah Azkiya. Gadis itu berterima kasih sebelum keluar dari mobil tanpa mengajak Narendra untuk mampir ke rumahnya. Jika orang lain, mungkin hal itu akan ia lakukan karena kemungkinan ditolak sedikit lebih besar. Namun, karena yang mengantarnya merupakan lelaki yang menyebut ibunya sebagai Mamah, ia tidak yakin kemungkinan ditolak itu ada.

Setelah tubuh Azkiya menghilang ditelan pintu rumah, Narendra mulai melajukan mobilnya kembali. Di dalam hati, ia masih bertanya tentang siapa orang itu.

Ketika malam harinya Azkiya sibuk mengemasi pakaian yang akan ia bawa besok, sebuah getaran tiba-tiba tercipta dari ponsel. Ia sebenarnya enggan untuk mengambil benda tersebut jika manik matanya tidak menangkap sebuah nama yang akhir-akhir ini membuatnya tersenyum.

Brokoli Shin-Chan
Malam, Ratu Hatiku♥

CutiPie
Malam

Oh, ayolah. Azkiya tidak sedingin pesan balasannya karena gadis itu berusaha mati-matian untuk menahan senyuman dengan kedua tangan yang bergetar. Gugup? Tentu saja. Malu? Tidak dapat disangkal lagi.

Brokoli Shin-Chan
Kamu terlihat sangat cantik malam ini hingga membuat bintang malu dan enggan menampakkan dirinya

Azkiya memutar bola mata karena malas membaca pesan tersebut. Ia paling tidak senang dengan lelaki penggombal, tapi tidak tahu kenapa pengecualian berlaku untuk Tuan Brokoli-nya Shin-Chan.

CutiPie
Mungkin bintang telah dikecewakan matahari. Oleh karena itu, dia pergi dan membuat bulan kesepian

Mungkin karena terlalu sering bergaul dengan Brokoli, Azkiya ikut menjadi sosok yang puitis secara dadakan. Namun, kalimat rangkaiannya leh ugha untuk ukuran pemula.

Brokoli Shin-Chan
Bintang tidak menghilang, dia hanya tahu diri. Tidak ada gunanya memperjuangkan seseorang yang tidak mencintai kita

Azkiya terkekeh geli ketika membaca balasan tersebut. Omong-omong, saling menyambung puisi dengan seseorang ternyata cukup mengasyikkan. Apalagi jika orang itu merupakan kekasihmu, bisa-bisa dalam waktu satu minggu nyawamu menghilang karena diabetes akut.

CutiePie
Salah bintang yang terlalu mengharapkan matahari, padahal dia tahu bahwa mereka takkan pernah bisa bersatu. Dia terlalu fokus mengejar yang tidak tergapai hingga lupa bahwa ada bulan yang menantinya

Setelah balasan itu terkirim, Azkiya tak mampu lagi menahan kantuk yang telah menguasainya sejak tadi. Ia menguap untuk kesekian kali kemudian memutuskan pergi ke alam mimpi dengan harapan bertemu pangeran tampan, tapi jangan berkepala brokoli.

***

Sang mentari telah menampakkan diri dengan keceriaan yang seolah terbagi pada seluruh insan. Buktinya, hal itu berlaku untuk Azkiya yang baru saja terjaga karena sebuah pesan masuk. Gadis itu berusaha menggapai ponselnya yang tergeletak di atas meja nakas kemudian membaca pesan di layarnya.

Brokoli Shin-Chan
Pagi, kesayangan aku💜

CutiePie
Iya, selamat pagi juga, kesayangan aku💜

Azkiya berlari ke arah cermin untuk melihat dirinya yang tak mampu menahan senyum. Tuan Brokoli bukanlah kekasihnya, tapi tidak tahu kenapa ia secara spontan membalas seperti itu. Ketika getaran ponsel kembali tercipta, ia segera menghampiri tempat tidur kemudian melebarkan kedua mata.

PAK BOS!!!!
Kamu nggak lihat jam? Saya udah nunggu kamu setengah jam. CEPAT TURUN ke ruang tamu ATAU SAYA BERANTAKIN KAMAR KAMU!

Azkiya mendelik kesal karena pesan tersebut. Dasar penghancur momen bahagia. Sembari menyumpah serapah, ia bergegas mengambil koper kemudian membawanya turun ke bawah.

“Ayo! Aku udah siap berangkat!” Azkiya berucap sembari melewati Erika serta Narendra yang sedang berbincang di ruang tamu. Gadis itu kembali merutuk, siapa yang memintanya bergegas, siapa pula yang sekarang membuang waktu.

“Nggak sarapan, Az?”

Azkiya menggeleng sembari mengatakan bahwa ia dan Narendra akan ketinggalan pesawat jika hal itu dilakukan. Sebenarnya ia ingin, tapi apalah daya bosnya yang super pemarah ada di depan mata.

“Ya udah, hati-hati, ya.”

“Mah, Naren pamit dulu, ya,” ucap Narendra pada Erika yang hanya mengangguk tanpa menghilangkan senyuman.

Setelah tiba di bandara, Azkiya mulai merasa aneh dengan dirinya. Hal itu juga berlaku pada Narendra ketika menyadari gadis di sebelahnya bergerak gelisah. Karena bingung sekaligus penasaran, ia pun bertanya apakah ada sesuatu yang tertinggal hingga gadis berbandu itu dengan cepat menggelengkan kepala kemudian tertawa canggung.

“Saya belum mandi terus masih pakai bando masker, Pak,” ucap Azkiya dengan suara yang kian mengecil.

“Hah, apa? Saya nggak dengar!” Itu bukanlah alasan karena Narendra memang tidak mendengar suara Azkiya yang semakin mengecil pada bagian akhir, terlebih lagi mereka sedang berada di tempat umum.

“Haduh, bos gue bolot banget, sih.”

Azkiya masih mempertahankan suara kecil nyaris menghilangnya ketika mengucapkan kalimat tersebut. Namun, tak disangka jika Narendra akan berucap, “Azkiya, kalau yang itu saya dengar!”

“Pak, saya masih pakai bando masker terus belum mandi! Saya juga masih pakai sandal rumah yang gambar Winnie The Pooh!”

Azkiya berteriak dengan kedua mata terpejam karena malu. Hancur sudah harga dirinya di depan bos yang senang memerintah. Ia menundukkan kepala kemudian meminta maaf di dalam hati pada Pooh yang terinjak.

Narendra yang menyadari bahwa mereka sedang menjadi pusat perhatian itu pun berkali-kali menggumamkan kata maaf kemudian memicingkan mata. Tatapan itu seolah meminta gadis di sebelahnya untuk tidak berteriak dan membuat dirinya sendiri malu. Selain tatapan yang menyiratkan permintaan tersebut, ia juga mengatakan bahwa Azkiya tetap terlihat cantik meskipun belum mandi hingga gadis itu terdiam beberapa saat.

To be continued

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro