16. Dilema

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

We Got Married © HeraUzuchii

Naruto © Masashi Kishimoto

A NaruSasu Fanfiction

Marriedlife, Romance, Humor, sedikit bumbu Hurt

YAOI, OOC, TYPO(S), AU

PERHATIAN!

Untuk yang tidak menyukai ke-OOC-an, harap menghindar dari FANFIC ini.

Happy Reading

.

.

.


Saat itu dirinya sedang duduk,
menunggu bus sendirian di halte, menatap jalan yang cukup lengang di depannya. Saat tiba-tiba seseorang berjalan di depannya dan mengambil duduk berjarak beberapa jengkal darinya. Kursi tunggu di halte memang tidak besar, mungkin hanya memuat 4 orang dewasa.

Awalnya terasa sama bagi Naruto, tetap sepi meski ada orang lain di dekatnya. Bus belum juga datang, seharusnya telah tiba 5 menit yang lalu. Sudah bisa dipastikan jika bus itu akan datang telat dan Naruto merasa ia akan mati kebosanan jika harus berdiam diri, duduk tanpa melakukan apapun.

Naruto berniat untuk menyapa dan sekadar berbasa-basi dengan orang lain yang berada di sana. Ia menoleh, tanpa disangka orang itu juga melakukan hal yang sama dengannya. Tanpa bisa dicegah bibirnya membuat sebuah lengkungan membentuk senyuman.

"Naruto. Uzumaki Naruto," ucap Naruto memperkenalkan diri dengan senyuman menghiasai wajahnya.

"Hm. Gaara."

"Ah, Gaara. Kupikir hanya tersisa aku yang belum pulang. Apa kau juga habis dihukum?"

"Hn."

"Aku baru melihatmu, apa kau siswa baru?"

"Ya."

Naruto terus bertanya macam-macam dari yang penting hingga yang tidak penting. Ia terus berceloteh meski hanya akan dibalas dan dijawab dengan sebuah gumaman tidak jelas atau hanya sekedar satu kata, dua kata. Naruto tidak peduli, ia merasa nyaman saja berbicara dengan Gaara meski ia harus menyimpulkan sendiri jawaban Gaara atas pertanyaan yang ia lontarkan.

"Apa kau juga menunggu bus?"

Tidak perlu menunggu jawaban Gaara, karena berikutnya sebuah mobil mewah berhenti didepan halte. Naruto tidak perlu bertanya itu mobil siapa atau apakah itu jemputan Gaara, sebab begitu mobil itu berhenti, Gaara langsung beranjak dan memasuki mobil. Tak ada kata perpisahan sekadar 'sampai jumpa besok' atau 'aku duluan' yang dilontarkan Gaara. Hanya anggukan kecil dan senyum tipis yang diberikan sebelum sosoknya masuk ke mobil. Walau hanya seperti itu, Naruto dapat merasakan ribuan kupu-kupu menggelitik dalam perutnya.

Naruto sadar, ia telah jatuh cinta hanya karena sebuah senyuman.

"Naruto."

"Hah?" Naruto terlonjak kaget merasakan tepukan di bahunya. Di sebelah kirinya duduk Sasuke yang menatapnya dengan raut khawatir. Naruto tidak tahu sejak kapan Sasuke di sampingnya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Sasuke khawatir.

Naruto mengangguk. "Ya, aku baik." Seraya mengusap wajah dengan kedua telapak tangan. "Aku baik, Sasuke," ulangnya, berusaha meyakinkan suaminya yang masih melihatnya dengan khawatir.

"Kau sudah selesai masak makan malam, ya?" tanyanya bermaksud meninggalkan suasana tidak nyaman ini, sebab Sasuke belum merubah ekspresinya. "Aku sudah lapar. Ayo, kita makan!" Naruto beranjak dan pergi ke ruang makan, meninggalkan Sasuke dengan pertanyaan yang beberapa hari bersarang di kepala.

Semenjak kejadian di acara pernikahan Shikamaru, Naruto berubah. Pria itu lebih banyak melamun, tidak lagi berisik atau pun menjahili Sasuke dan hal itu membuat Sasuke bertanya-tanya ada apa dengan Naruto.

Setelah kedatangan pemuda bersurai merah di acara Shikamaru malam itu, Naruto tampak terkejut dan tak lama menariknya pulang tanpa membalas sapaan lelaki mungil itu. Sasuke ingin bertanya, tetapi melihat raut Naruto membuat ia urung.

Sasuke menghela napas. Jujur saja, ia merindukan Naruto yang bising.

***

Lagi-lagi Naruto tidak dapat tidur. Pikirannya terus berkelana. Gaara atau Sasuke. Pilihan yang terus mengganggunya beberapa hari belakangan.

Naruto yakin ia telah menyerahkan hatinya untuk Sasuke. Namun, kehadiran Gaara membuatnya ragu. Untuk siapa sebenarnya hatinya.

Naruto mengusap wajahnya kasar dan mendesah gusar. Ini memusingkan.

***

"Naruto."

Perlahan ia membuka mata, silau menyapa indera penglihatannya, lantas mengejapkan mata beberapa kali sebelum benar-benar terbiasa dengan cahaya yang masuk. Menoleh ke samping kanan, pandangannya bertemu sepasang iris malam.

"Kau kembali bekerja hari ini, 'kan?"


Naruto mengerang. "Aku masih ingin tidur."

"Cepat mandi. Aku sudah menyiapkan sarapan." Dengan itu Sasuke keluar kamar.

Naruto melakukan peregangan sebelum mendudukkan diri. Menyibak selimut yang menutupi tubuhnya dan beranjak dari ranjang nyaman yang sulit ditinggalkan, rasanya Naruto ingin di sana saja seharian. Akan tetapi, aroma makanan lebih menggoda dan perutnya sudah lapar. Secepatnya ia membersihkan badan.

Dengan handuk yang terlilit di pinggang, Naruto keluar kamar mandi yang berada di kamar tidur. Tangan sibuk menggosok helaian pirangnya yang basah. Ia sedikit terkejut mendapati Sasuke tengah meletakkan seragam kerja di atas ranjang.

Merasakan kehadiran Naruto, Sasuke pun menoleh dengan senyum tipis di wajahnya, membuat hati Naruto menghangat.

"Aku menyiapkan pakaian untukmu," ucap Sasuke dengan nada gugup yang berusaha ia sembunyikan. Jujur saja, Sasuke merasa malu.

Naruto tidak bisa menahan senyumannya. Ia mendekati Sasuke yang seketika menunduk ketika ia melangkah ke arahnya.

"Terima kasih," ucap Naruto lembut sesampainya di hadapan Sasuke.

Sasuke mendongak, berusaha membalas tatapan hangat Naruto, jantungnya telah berdebar tak karuan.

"Sama-sama."

Tingkah Sasuke amat manis di mata Naruto, tidak bisa dipungkiri ada perasaan hangat dan bahagia atas perlakuan Sasuke. Hal ini membuatnya semakin dilema. Apa benar ia telah mencintai Sasuke sepenuhnya tanpa terbagi untuk masa lalunya?

***

Sosok tidak terduga menjadi pemandangan pertama ketika Naruto memasuki parkir bawah tanah apartemen tempatnya tinggal. Di depan Madonna berdiri seorang pria dengan senyuman yang membuat Naruto terpaku di tempat dengan mata melotot tidak menyangka.

"Gaara," lirihnya.

Sosok itu melangkah mendekat, senyuman masih setia di wajahnya. Sesampai di hadapan Naruto, tanpa basa-basi ia melingkarkan tangannya pada tubuh Naruto yang semakin membeku atas tindakan tiba-tibanya.

"Aku merindukanmu, Naruto-kun."







TBC





Ini pendek banget. Sorry. Setelah lama gak lanjut, kembalinya malah pendek & gak jelas gini :( Emang, ya, walaupun udah ada catatan besar untuk setiap chapter sampai ending, tetap aja eksekusinya itu susah :'( Karena aku lagi banyak waktu luang, aku berusaha konsisten. Insha Allah mulai minggu depan WGM akan update setiap Kamis.

Terima kasih yang udah vote & comment, terutama yang masih setia nunggu WGM :*






26 Juni 2019

SIA!


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro