05 - Not My Fault

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Kamu perlu terjatuh untuk bangkit, agar mengerti apa itu perjuangan." –Choi Soobin

Choi Soobin.

Nama yang pernah berpengaruh besar dalam sejarah dunia. Berkeliling dunia ke sana kemari untuk tur konser.

Sampai pada akhir tahun 2016, nama nya redup, meredup semakin lama.

Disaat ia di gunjingkan oleh warga net. Dibicarakan di setiap berita, dan diasingkan.

Karena tidak becus menjaga TNG agar tidak bubar kata orang orang.

Semua ini bukan salah dia semua, hanya 50 persen salahnya dan 50 persen lagi kemauan mereka sendiri sendiri untuk bubar. Pikir Soobin, dan itu benar.

Entahlah siapa yang salah, Soobin tak bisa menyalahkan. Ia sendiri, orang tua nya sudah pergi mendahuluinya.

Kakak laki-laki Soobin pergi keluar negeri dan tidak pulang pulang sampai sekarang.

Flashback

Rumah dia ada di Busan, tapi rumah itu diambil oleh pihak bank karena Soobin masih kecil dan tidak bisa membayar kreditan rumah nya itu.

Dengan uang kecil yang ia tabung, ia pergi ke kota Seoul yang padat penduduk.

Saat sampai di kota Seoul, hujan mengguyur tubuhnya, pakaian nya basah karena tidak berlindung.

Soobin saja tidak tahu dia ada dimana. Soobin kecil hanya percaya pada kaki nya sendiri tanpa tahu tujuan.

"Eomma! Eomma! Hiks... Hikss... Eomma..." Soobin berlari ke arah halte yang ada di depan matanya dengan kegirangan.

"Fyuh," Keluh soobin lalu duduk di kursi halte.

Ia menoleh ke arah kanan, mendapati anak kecil sepantaran nya sedang menatap Soobin.

Dengan ramah Soobin melambaikan tangan nya.

"Haii..."

"Hai..."

"Nama ku Ubin, nama kamu?"

"Nama aku Onjun."

"Haii Onjun."

"Ihh, nama aku Onjun!"

"Iya, Onjun kan."

"Bukan! Onjun lho Onjun."

"Ihh Ubin benar, Onjun..."

"Bukan Ubin, Onjun."

"Nama aku bukan Ubinn."

"Tadi kamu bilang nama kamu Ubin."

"Nama aku Ubin."

"Iya Ubin."

"Bukan, Onjun."

"Nama aku bukan Onjun."

"Huaaa terus apa?"

"Gimana kalo itu jadi nama panggilan aja, mau gak?"

"Mauu!!"

"Yeayyy, Ubin!"

"Onjun!"

Mereka berpelukan erat, Yeonjun merasakan badan Soobin bergetar hebat.

Lantas ia bertanya, "Badan Ubin bergetar."

"Iya? Mungkin sedang terjadi gempa?"

"Hah? Apa iya?"

"Ga tau," imbuh Soobin lemas.

"Tapi aku pengin..."

"Yaudah bentar aku tanya eomma," Yeonjun melepas pelukan nya
bersama Soobin itu.

"Eomma, eomma," Yeonjun menarik baju orang di sebelahnya yang sedang asyik membaca buku.

"Nee?" Sadar, Bella–ibu Yeonjun menoleh pada sang pertanya.

"Eomma, kenapa tubuh kita bisa bergetar?"

"Hmm... Eomma tidak tahu, tubuh bergetar biasanya sering terjadi saat si tubuh lagi kedinginan..."

"Ohh..."

"Kamu bakal pelajarin itu nanti di sekolah, Sayang..."

"Yahh." Yeojun kesal, ia menyilangkan tangan di depan dada lalu menghadap ke arah Soobin.

"Bagaimana?"

"Kata nya itu bisa kedinginan huaaa."
"Huaaa..." Soobin memeluk Yeonjun, Yeonjun pun sama, memeluk Soobin.

Eomma Yeonjun yang merasa terusik menengok ke belakang, "Yeonjun, dia siapa?"

Soobin yang dipandangi langsung memutus pelukan mereka sepihak.

"Dia teman ku, Eomma, nama nya Ubin."

"Hai, aku Ubin."

Lalu Bella segera melambaikan tangan nya juga.

"Rumah mu dimana?"

"Tidak ada."

"Kok tidak ada?"

"Tadinya ada, tapi sekarang sudah tidak ada huaaa..."

"Rumahku di sita orang jahat
Huaaaa...."

"Aku juga bukan orang Seoul huaaaa..."

"Eomma, Appa, Hyung-ieeeeee, huaaaaa..." Heboh Soobin sendiri mengelap air mata yang berjatuhan sedari tadi.

"Kau dari mana?"

"Da-dari Busan."

"Aih, jangan menangis..."

"Hiks hiks..."

"KAU TINGGAL BERSAMA KU SAJA!" Pekik Yeonjun girang.

"Boleh ya, Ibu..."

"Hmm..." Bella berpikir sejenak.

"Boleh ya?" Yeonjun menatap sang ibu dengan puppy eyes miliknya.

"Iya boleh."

"YEAYYY!" Dua anak kecil yang berkisar kelas sekolah dasar bergembira riang.

"Akhirnya Ubin punya rumah huaaa, makasihhh Onjun..."

"Sama sama Ubin..."

Mereka berdua tumbuh dewasa bersama, menjadi laki laki dewasa.

Sampai cita cita mereka juga sama, ingin jadi penyanyi. Dan mereka telah mencapainya.

Soobin berterimakasih pada mereka, Yeonjun, Bella, yang telah wafat saat mereka ada di bangku sekolah atas dan semua orang yang pernah mendukung nya serta mendoakan nya.

Walaupun Bella sudah meninggal, Soobin sudah ikhlas, Soobin tidak mau berlarut larut dalam kesedihan.

Soobin mengiklaskan Bella untuk pergi selama nya.

Flashback end

"Hyung! Hyung! Soobin Hyung!" Orang yang dipanggil langsung keluar dari dunia lamunan nya tadi.

"Hyung memikirkan apa? Hyung melamun terus." Ucap Kai sembari menyiapkan makan malam.

"A... ak.. ku... ti.. tid...ak...me.. mi.. kir.. kan...ap..a...ap...a..." Ucap Soobin mengelap air mata yang secara tidak disadari turun dari pipinya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro

#nubargwp