30. Perpisahan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Apa yang sebenarnya Bibi lakukan? Kau bukan penyihir. Bagaimana bisa semua ini terjadi?" Aku terus mendesak mencari jawaban. Semua ini diluar nalar akal sehatku.

"Memang, aku bukanlah penyihir sepertimu atau seperti suamiku. Tapi, Leif sudah tahu jika suatu saat kau mungkin akan melakukan tindakan ini, Lilja. Dia bisa menduga bahwa kamu akan berpikir untuk mencoba sesuatu yang belum kau kuasai. Kau haus akan ilmu, kau selalu menginginkan lebih. Jadi, bukan tidak mungkin kamu akan melakukan sesuatu hal yang bahkan sudah dilarang."

Aku tertegun mendengar penjelasan Bibi Medea. Jadi, Paman Leifer sudah tahu bahwa aku akan melakukan permainan ini? Untuk itulah dia membuat antisipasi pada Bibi Medea yang jelas-jelas bukan penyihir. Itu artinya, sesuatu hal yang buruk akan terjadi.

"B-bibi Mede tahu kan apa yang akan terjadi jika melakukan ini? Konsekuensi menerobos masuk dalam ilusi terlarang seperti ini?" tanyaku memastikan. Seharusnya tidak begini. Seharusnya aku saja yang menanggung konsekuensi itu.

Bibi Medea mengangguk dan malah semakin membuatku sakit hati. Rasa bersalah menyelimutiku saat ini.

"Agar kau bebas dari konsekuensinya, Lilja. Untuk itu aku terpaksa melakukan ini. Leif sudah berpesan padaku untuk menjagamu. Dia tidak ingin kau terluka atau mengalami hari-hari yang buruk. Dia sangat menyayangimu, bahkan mungkin melebihi rasa sayangnya padaku. Tapi, aku juga menyayangimu makanya aku siap jika harus menggantikanmu agar terbebas dari sihir ilusi terlarang ini."

Aku menggelengkan kepala karena tidak ingin semua ini terjadi. Tapi, Bibi Medea hanya tersenyum untuk menanggapi.

"Aku akan menghentikan ini sekarang, karena seluruh kendali sedang berada padaku. Apalagi sebentar lagi matahari akan terbit. Berjanjilah untuk hidup lebih baik dan penuh arti. Pastikan untuk kali ini kau tidak akan melanggar janji itu, sebab tidak ada lagi orang yang mampu menghentikannya. Selamat tinggal, Lilja.[]

To be continue

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro