Bab XI : Berkencan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Jihyo membeku. Tatapannya begitu lekat, terpusat pada Jungkook setelah mengatakan sesuatu yang membuatnya sulit untuk mencerna kalimat tersebut. Sedikit heran, karena tergolong sangat aneh jika hal yang didengarnya memang benar.
 
“Apa kau bercanda?” tanya Jihyo memastikan.
 
Jungkook dengan ekspresi yang sulit untuk ditebak, kini tersenyum miring pada Jihyo. “Tidak. Sesuai kesepakatan! Kau pun tidak bisa menghindar, Nona.” Lantas Jungkook berbalik dan memantulkan bola tersebut--menjauh dari sekumpulan manusia yang tengah kebingungan.
 
Jungkook pada dasarnya tidak memikirkan empat pasang mata yang sebenarnya tidak percaya dengan apa yang kini terjadi.
 
Alexio pun tampak memegang pundak Jay. “Lakukan sesuatu untuk menyadarkanku bahwa ini hanyalah mimpi--Argh!” Alexio meringis kesakitan kala mendapatkan hantaman kepala dari Jimmy.
 
“Sakit bodoh!” umpat Alexio.
 
Jimmy pun hanya dan masih larut dalam pemandangan yang ada di depan mata. “Mereka benar-benar menjadi kekasih? Wah, sial. Kita tidak bisa melakukan hal banyak untuk gadis itu kalau begitu,” ucapnya menambahi.
 
Ryu yang juga memusatkan pada amatan sebelumnya, kini fokus pada Jihyo yang dibuat bingung akan keadaan. Ia sangat kasihan. “Jungkook tidak bisa seenaknya seperti ini.”
 
Alhasil, Jay yang tepat di samping Ryu pun menoleh. “Tentu Jungkook bisa melakukannya. Lihat saja, Jungkook pasti akan memberikan perintah kepadaku untuk mengumumkan hubungan mereka di forum sekolah nantinya,” ucap Jay sangat enteng. Ryu hanya diam saja dan tidak berselang lama, ponsel Jay yang kini di pegangan sang empu bergetar. Ia memeriksa dan tersenyum tipis. Bahkan, langsung, mengarahkan layar benda itu kepada Ryu.
 
“Lihat ini!”
 
[Jungkook Leader] : Segera umumkan di forum, Jay.
 
Melihat itu, Ryu hanya bisa terdiam saja. Lantas, mengalihkan amatannya pada Jihyo dan  membuat Jay masih tersenyum tipis kala melihat tatapan Ryu pada Jihyo--kekasih Jungkook saat ini.
 
“Ryu, kau sudah memahami semuanya bukan? Jadi, cari gadis yang lain saja. Jungkook sudah menandainya,” ucap Jay enteng. Sekalipun Jay terbilang paling jarang mengeluarkan isi pikirannya, tetapi ia bisa memahami semuanya. Termasuk Ryu yang sedikit terganggu akan kedekatan Jungkook dan Jihyo.
 
Jay bisa merasakannya. Ryu lantas menoleh ke arah Jay yang kini fokus pada benda pipihnya. Isi pikirannya berkecamuk, bertanya-tanya, kenapa Jay bisa menebak isi kepalanya?
 

***

[InfoBase]: Choi Jungkook dan Shin Jihyo menjalin asmara. Mereka resmi berkencan.

Ponsel yang berada di genggaman Jihyo langsung terjatuh di atas meja. Niat awal hanya ingin mengirim tugas, kini mendapatkan berita konyol itu. Tidak pernah terbayang, akan takdirnya serumit ini.
 
“Astaga, sial sekali hidupmu Jihyo!”
 
Bahkan tidak sampai di sana, ponselnya kini terus saja bergetar. Hal tersebut sangat mengganggu. Jihyo bergegas mengecek apa yang membuat ponselnya terus bergetar dan nyatanya, membuat mulutnya menganga lebar.
 
[GooHyuni]: Serius? Anak baru itu? Aku jadi bertanya-tanya, apa yang ia lakukan agar Jungkook sang pangeran mau berkencan dengannya?😌

[KIM JINNI]: Wow, selain menggunakan pemikat, apa si gadis rela membuka bagian bawah? Aneh dan berita luar biasa.

[MinJuu]: Aku tidak bisa berkata-kata lagi. Mereka mulanya seperti musuh yang saling membunuh, tapi sekarang?
 
Dan masih banyak komentar lainnya. Selain itu, ada pesan dari forum yang terkirim kepadanya. Hanya karena berita konyol yang entah siapa pelakunya.
 
“Sepertinya memang dia! Lelaki bajingan yang tidak bisa melihatku tenang barang beberapa saat saja,” ucap Jihyo frustrasi. Ketenangannya sudah diganggu dan dibuat kacau oleh seorang Jungkook.
 
Jihyo menaruh ponselnya di atas meja. Ia juga mematikan data seluler ponselnya, sebab sangat terganggu dengan apa yang terjadi. Kini, memilih menengadah lalu mengacak rambutnya.
 
“Sialan kau, Jungkook! Aku akan membuat perhitungan denganmu!” ucapnya lalu meninju angin--berimajinasi jika itu adalah Jungkook serta pion-pionnya itu.
 
Namun, Jihyo harus menghentikan kegiatannya kala ponselnya berdering. Seorang nomor tidak dikenal kini menghubunginya. Jihyo hendak menjawab panggilan itu karena nomornya begitu privasi--hanya orang tertentu saja yang tahu.
 
“Halo, dengan siapa?”
 
“Halo, gadisku. Bagaimana kabarmu?” Detik itu juga, Jihyo tertegun. Suara yang sangat dikenal pendengarannya, karena suara itu begitu ingin ia lenyapkan.
 
“Baby, kau masih di sana? Jangan terkejut begitu. Tutup mulutmu.” Alhasil, Jihyo dengan spontan melakukannya, walau ia terasa seperti sedang berimajinasi.
 
Akan tetapi, ia sedang tidak berimajinasi. Jungkook benar-benar sedang menghubungi nomor ponselnya yang sangat pribadi.
 
“Dari mana kau mengetahui nomorku?” tanyanya. Ia masih kebingungan, terasa sangat mustahil. Namun, seberang sana malah terdengar sedang tertawa.
 
“Sangat mudah mengetahuinya, Baby. Aku bisa mendapatkan yang kuinginkan!”
 
Tentu saja, membuat Jihyo merotasikan kedua bola mata bulatnya dengan malas. Kesal sekali dengan jawabannya. “Dasar sinting! Katakan, apa yang kau inginkan?”
 
“Hm, besok aku akan menjemputmu—“
 
“Tidak perlu. Aku tidak butuh tumpangan darimu, terima kasih!” Lalu Jihyo langsung secara sepihak memutuskan panggilan itu. Bahkan, Jihyo juga mematikan ponselnya agar Jungkook tidak menghubunginya.
 
Jihyo sungguh sangat jengkel. Kini ia berkacak pinggang. “Apa lagi nantinya? Sepertinya, aku harus ke sekolah begitu pagi. Jungkook selalu tidak main-main dengan ucapannya!” ucap Jihyo dalam hati. Apa yang ia katakan sudah benar. Ia akan melakukannya.
 
***
 
Pagi kini datang begitu cepat. Beberapa orang mungkin masih bergulat manja pada kasurnya, tetapi lain halnya dengan Shin Jihyo. Akibat kejadian semalam, membuat ia sudah bersiap untuk bergegas ke sekolah. Lamat-lamat, ia mengecek arloji yang melekat di pergelangan tangan.
 
“Masih pukul enam pagi,” gumamnya. Namun, Jihyo tidak memiliki pilihan lain. Ia tidak ingin bertemu dengan Jungkook, walau rasanya menjengkelkan karena ia harus menghindar seperti sedang kabur saja. Sangat menjengkelkan.
 
Hanya dengan sarapan roti tawar isi selai nanas dan segelas susu, kini Jihyo sudah bersiap untuk meninggalkan rumah. Beruntung, terdapat rute bis menuju area sekolah sepagi ini--rute yang biasa digunakan para pekerja pagi buta.

Jihyo pun lantas segera menutup pintu rumah, kemudian menguncinya dengan pelan. Namun, baru Jihyo ingin memasukkan kunci ke dalam ransel, suara klakson motor membuatnya terkejut. Keduanya matanya juga membulat semakin sempurna karena mendengar suara tersebut.
 
“Tu--tunggu, apa yang kudengar ini?” Perlahan, Jihyo menoleh ke arah klakson yang membuatnya terkejut setengah mata.

Ia dapat melihat eksistensi seorang lelaki dengan motor sport berwarna hitam, tanpa mengenakan helm karena benda itu di taruhnya di atas tangki motor. Kedua menatap heran--tidak habis pikir. Apa yang Jungkook lakukan sepagi ini di rumahnya?
 
“Selamat pagi, cantik!” Sambil mengedipkan mata. Alhasil, membuat Jihyo bergidik ngeri.
 
“Apa yang kau lakukan di sini?” tanyanya langsung, sembari mendekat ke arah Jungkook.
 
Jungkook yang masih mengamati Jihyo dengan lekat, kini menampilkan senyum lebar. “Tentu saja menjemput kekasihku. Naiklah, Baby,” ucap Jungkook. Terdengar mengerikan ditelinga Jihyo.
 
Spontan, Jihyo menggeleng. “Aku sudah memesan tiket untuk naik bis—“
 
Cancel!” Jungkook berkata singkat dan padat.
 
“Kenapa harus? Aku tidak mau!” balas Jihyo yang kesal. Paginya sungguh sudah dibuat kacau oleh lelaki titisan bajingan seperti Jungkook.
 
“Ya, harus. Sesuai kesepakatan. Oleh karena itu, naiklah sebelum aku memaksamu untuk naik dengan caraku.” Jungkook berujar sambil tersenyum miring.

Jihyo lantas merasakan aura tidak mengenakan setelah mendengarnya. Entah kenapa, Jungkook memang ingin mengacaukan kehidupannya dan Jihyo masih menebak, rencana yang Jungkook sedang lakoni saat ini.
 
“Ya Tuhan, aku sangat merutuki diriku karena membuat tantangan yang kini menjebak diriku sendiri.”

Rasa bersalah terhadap dirinya, terus menghantui Jihyo yang serasa di ikat oleh Jungkook dan itu seperti saat ini.

"Baby?"

"Diam! Jangan memanggil dengan sebutan itu! Sangat menjijikkan!"

- T B C -

Halo guys! Maaf ya baru bisa update lagi😊 heheh

Tetap stay dengan kisah mereka pokoknya🦋 see you💞

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro