Cafe

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

~Happy reading~
ⓦⓘⓜⓐⓘ


Sejak dirinya dikenal sebagai istri dari salah satu member boygrup ternama, kini cafe miliknya semakin rame. Banyak penggemar yang datang berkunjung, bahkan banyak dari mereka yang memberi ucapan selamat atas kehamilanya.

Oleh karena itu, wanita cantik yang tengah mengandung itu juga menambahkan dekorasi dan pernak-pernik yang berhubungan dengan boygrup ternama suaminya itu pada cafe miliknya dan sekarang Ji In juga sudah membuka 3 cabang untuk cafe ini, salah satunya di Daegu, kampung halamannya.

-Yum2 Cafe 07.00 pm-

Malam ini Jungkook dan Jimin datang ke cafe Ji In. Meskipun hari sudah malam tetap saja kemanapun mereka pergi selalu ada saja penggemar yang mengikutinya.

Setibanya di cafe, kedua pria tampan itu langsung diserbu banyak sekali penggemar. Bagaimana tidak, Jungkook dan Jimin datang kesana dengan style yang cukup sederhana tapi tetap terlihat keren dan berhasil membuat para remaja wanita menjerit melihatnya.

*maaf pict tidak diambil saat malam hari. Harap maklum :)


Setelah menyapa fansnya Jungkook dan Jimin segera masuk ke cafe.

"Yoora-ah, dimana Ji In?" Jungkook menghampiri Yoora dengan Jimin yang mengekor dibelakangnya.

"Eonnie di ruangannya. Apa perlu aku panggilkan?" Yoora lalu membungkuk memberi salam pada pria tampan di belakang Jungkook.

"Tidak perlu, biar aku saja yang kesana. Oh iya, Jimin hyung kenalkan dia Yoora manajer cafe ini. Dia ini adik sahabatnya Ji In, jadi sudah seperti saudara sendiri." Jungkook memperkenalkan Yoora pada Jimin.

Memang Jimin belum kenal dengan Yoora, dia hanya mengenal Yugyeom sahabat Ji In-itupun karna Jungkook juga yang mengenalkannya.

"Senang berkenalan denganmu." ucap Jimin mengulurkan tangan dan langsung disambut oleh Yoora. Keduanya saling bertukar senyum.

"Kenapa senyam-senyum seperti itu, Yoora-ah? Jangan-jangan kau juga salah satu dari remaja diluar sana? Kau pengemar Jimin hyung ya?" goda Jungkook.

"Oppa, apa sih?" balas Yoora tersipu, sedangkan Jimin hanya tersenyum melihat tingkah Yoora dan Jungkook.

"Yasudah, aku ke dalam dulu. Hyung, mau pesan apa? Nanti bilang saja pada Yoora."

Setelahnya, Jungkook pergi ke ruangan Ji In meninggalkan Jimin yang duduk di salah satu kursi customer.

ⓦⓘⓜⓐⓘ

-Ji In's Room-

"Istriku kalo sedang serius semakin terlihat cantik ternyata." ucap Jungkook yang baru saja datang dan melihat Ji In berkutat pada laptop-nya.

Ji In mengalihkan pandangannya dari laptop kemudian tersenyum manis.

"Sejak kapan kau disini?Sendirian?" tanyanya.

"Aku baru saja datang bersama Jimin hyung." Jungkook menghampiri Ji In untuk mengecup bibir Ji In.

"Pantas aku tadi mendengar keributan. Ternyata itu penggemarmu ya. Lalu Jimin oppa dimana?" tanya Ji In kemudian menutup benda persegi itu.

"Jimin hyung ada di depan. Aegi~ya kau tidak merepotkan eomma-mu, kan?" Jungkook memgelus perut Ji In yang semakin buncit karna usianya sudah beranjak 5 bulan.

"Aniya appa" jawab Ji In dengan suara yang dibuat seperti anak kecil. Lalu mereka berdua tersenyum.

"Jangan bekerja terus, kau harus banyak istirahat, sayang. Jangan sampai kelelahan." Jungkook membelai rambut panjang Ji In yang tergerai.

"Iya, aku hanya mengecek perkembangan cafe yang baru." jawab Ji In.

"Kan sudah ada Yoora dan Yugyeom. Ingat kau sedang hamil, sayang." ucap Jungkook.

"Iya, suamiku. Kau sudah makan malam?" tanya wanita cantik itu lagi.

"Aku sengaja belum makan karna aku ingin makan malam bersama istriku." jawab Jungkook lalu kembali mengecup bibir istrinya.

"Kenapa cium-cium terus? Kangen ya? Yasudah, ayo kita makan malam di sini saja." ujar Ji In.

"Nanti kita makan malam dirumah saja, aku ingin makan masakanmu. Dan tebakanmu benar, aku merindukanmu sayang. Aku juga merindukan anak kita." Jungkook berjongkok mencium perut buncit Ji In.

Jungkook kini beralih menangkup wajah Ji In, mendekatkan wajahnya. Ji In paham apa yang akan suaminya lakukan, jadi dia sengaja menutup kedua matanya.

Jarak keduanya semakin dekat, lebih dekat dan,

"Dasar maknae kurang ajar. Aku menunggumu diluar sedangkan kau bermesraan dengan istrimu disini." Seru Jimin yang datang dan merusak adegan romantis pasutri itu.

Ji In langsung menjauhkan wajahnya dari Jungkook, memalingkan wajah cantiknya yang saat ini bersemu merah.

"Hyung! Kenapa hyung kemari? Mengganggu saja!" ucap Jungkook kesal karna hyung-nya itu merusak momen romantisnya.

"Aku ingin pamit pulang duluan. Hoseok hyung menelponku, dia di dorm sendirian." jelas Jimin.

"Hyung kan bisa bilang pada Yoora kalo mau pulang duluan atau bisa mengirimkan pesan. Kenapa harus kemahhhkk-" belum selesai bicara Jungkook sudah memekik kesakitan karna cubitan tiba-tiba pada perutnya. Pelakunya tentu saja, Ji In.

"Maafkan maknae yang satu ini, dia memang kekanakan." ucap Ji In pada Jimin.

"Ya, selain kau yang hafal dengannya aku juga sudah hafal. Yasudah, aku pamit dulu ya Ji In. Lama-lama disini aku hanya akan jadi obat nyamuk." Jimin berpamitan.

"Makanya cepat carilah pasangan hyung- aakkhh!" Ji In memcubit pinggang Jungkook untuk kedua kalinya.

"Terimakasih sudah berkunjung. Lain kali sering-sering lah kemari, oppa" Ji In tersenyum.

"Oke. Sudah dulu ya. Kalian berdua silahkan lanjutkan yang tadi, aku tidak akan mengganggu lagi. Oh iya, kau jangan 'bermain' kasar. Ingat istrimu sedang hamil." ucap Jimin diiringi tawanya lalu pergi meninggalkan mereka.

Setelah benar-benar memastikan Jimin pergi, Jungkook memeluk Ji In dari belakang.

"Lepas!" titah Ji In berusaha melepas pelukan Jungkook.

"Tidak dengar yang Jimin hyung katakan? Ayo kita lanjutkan yang tadi." ujar Jungkook sambil mengelus perut buncit Ji In.

"Kau ini tidak punya maluhh, yahh?" ucap Ji In setengah mendesah karna bibir Jungkook mengecup ringan lehernya. Ji In semakin sensitif saat hamil.

"Junghh" ulang Ji In.

Karna kesal Jungkook tidak menggubrisnya dengan sekuat tenaga Ji In melepas pelukan Jungkook. Terlihat raut wajah Jungkook yang kecewa.

"Jangan sekarang, oppa! Sabarlah sampai kita tiba dirumah nanti, bisa kan." ucap Ji In lalu meninggalkan Jungkook.

Mendapat lampu hijau dari Ji In seketika raut wajah Jungkook berubah sumringah.

"Janji ya, nanti kalo sudah dirumah aku boleh mengunjungi adek bayi. Hei, sayang tunggu aku!" Jungkook setengah berteriak lalu menyusul istrinya.

ⓦⓘⓜⓐⓘ
~to be continue~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro