Worried

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hai~
Maap up-nya lama, maap juga kalo chapter ini agak nglantur. Ehhe.. 😅
Langsung aja deh, cekidot⬇

.
.
.
.
.

Malam ini Ji In masih terjaga walaupun jam dinding sudah menunjukan pukul 09.30 PM.
Bukan tanpa alasan Ji In masih terjaga saat ini. Jika biasanya ia menunggu Jungkook pulang, kali ini ia menunggu putra kecilnya yang sejak tadi belum terlelap.

"Wonnie belum mengantuk ya?" Ujar Ji In pada anaknya.

Ji In sendiri heran, tidak biasanya Jiwon begadang seperti ini. Memang petang tadi Jiwon sudah tertidur lalu ia terbangun dan sampai sekarang belum memejamkan matanya lagi.

"Minum susu eomma ya, habis itu tidur ya sayang." Ujar Ji In lagi.

Bayi laki-laki yang kini sudah berusia 6 bulan itu hanya mengerjapkan matanya imut.

"Sini sayang, minum dulu! Habis itu tidur ya, ini sudah malam."

Ji In mulai membuka kancing piyamanya, ia mengarahkan dadanya pada mulut mungil itu.
Namun, bayi laki-laki itu menolaknya.

"Wonnie tidak mau susu eomma? Yasudah, eomma gendong ya."

Ji In menggendong dan menimang anaknya sayang. Ia juga menyanyikan lagu lullaby agar anaknya tertidur kembali.

Bukannya tertidur, Jiwon justru malah berceloteh

"Mmamamm.. ppapapa.."

"Iya sayang. Tidur ya, ini sudah malam." Ji In menanggapi celotehan anaknya.

"Ppapap.. ppapapa.. hiks.."

Bibir Jiwon sudah melengkung ke bawah bertanda sebentar lagi tangisannya akan pecah.

"Ppapa.. hiks.. hiks.. hiks.."

Melihat anaknya yang menangis Ji In segera menyusuinya, namun lagi2 Jiwon menolak. Ia kembali menggendong Jiwon, kali ini Jiwon justru meronta dalam gendongan Ji In.

"Ssttss.. Wonnie kenapa, sayang? Mengantuk ya? Hmm?"

Jiwon terus menangis, kini tangisannya semakin kencang. Tubuh mungil itu terus meronta dalam gendongan Ji In membuat Ji In kuwalahan.

Ji In masih terus berusaha menenangkan anaknya. Jiwon yang terus menangis membuat Ji In bingung dan khawatir. Ji in segera mencari ponselnya berniat menghubungi Jungkook, namun sebuah suara menghentikan niatnya.

"Sayang~ aku pulang~"

Ya, suara itu milik Jungkook.
Jungkook yang baru saja tiba mendengar suara tangisan Jiwon segera merapat ke sumber suara.

"Sayang, kenapa Wonnie menangis?" Tanya Jungkook khawatir.

"Oppa~ aku tidak tahu, tiba2 saja Jiwon menangis seperti ini." Jawab Ji In tak kalah khawatir.

"Ssstt.. Wonnie sayang, kenapa menangis hmm?" Tanya Jungkook pada putranya.

"Apa tadi siang Wonnie juga rewel?" Jungkook beralir bertanya pada istrinya.

"Tidak oppa. Tadi siang Wonnie baik2 saja, sejak bangun tidur petang tadi Wonnie sama sekali tidak minum susu dan sampai sekarang Wonnie tidak mau tidur." Jelas Ji In.

"Sini, biar aku gendong."

Jungkook mengambil alih Jiwon. Ia mencoba menenangkan anaknya. Namun, hasilnya nihil. Jiwon tetap saja menangis.

"Sstt.. sstt.. Jiwonnie sayang, jagoan appa jangan menangis ya sayang. Wonnie kenapa sayang? Rindu appa ya, hmm?" Ujar Jungkook sambil tetap menimang anaknya.

Memang dulu Jiwon pernah serewel ini karena merindukan appa-nya yang masih sibuk di Jepang. Dan setelah bertemu dengan sang appa, Jiwon sudah tidak rewel lagi.
Namun berbeda dengan saat ini, meskipun sudah bertemu appa-nya Jiwon masih saja menangis.

"Sstt.. wonnie sayang, jagoan appa~ Lihat appa, Nak! Uljima".

Jungkook masih mencoba menenangkan anaknya, menggendong dan menimangnya sayang.

"Kenapa Wonnie serewel ini, oppa? Aku jadi khawatir." Ji In semakin khawatir dengan anaknya.

"Tenang, sayang. Jangan khawatir! Mungkin wonnie hanya mengantuk."

Jungkook merasa ada yang janggal, kemudian ia meletakkan telapak tangannya ke kening Jiwon.

Panas.

"Astaga. Jiwon sepertinya demam. Suhu badannya panas." Ujar Jungkook.

"Mwo? Wonnie demam?" Ji In melakukan hal yg sama dengan yg jungkook lakukan.

"Ya tuhan, bodoh sekali aku. Kenapa aku tidak menyadarinya. Aish~" rutuk ji in.

"Oppa, kita bawa ke dokter Lee saja."

"Ini sudah malam, sayang. Lebih baik dokter Lee saja yang kemari. Sebentar akan kutelfon."

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya dokter Lee datang. Ia segera memeriksa Jiwon.

"Bagaimana, dok?" Tanya Jungkook.

"Anak Anda hanya demam biasa. Demam seperti ini biasa dialami oleh anak2 yang sedang tumbuh. Semisal akan tumbuh gigi atau akan merangkan atau berjalan. Anda tidak perlu terlalu khawatir. Anak Anda akan sembuh setelah meminum obatnya." Jelas dokter Lee.

"Syukurlah. Terima kasih dokter Lee, maaf merepotkan Anda datang malam2 seperti ini." Ujar Jungkook.

"Gwaenchana, itu memang sudah tugasku. Yasudah kalo begitu saya pulang dulu. Jangan lupa obatnya diminum!"

"Baik dok, sekali lagi terima kasih."

"Ya sama2."

.
.
.

Setelah meminum obat yang diberikan oleh dokter Lee kini Jiwon sudah tidak rewel lagi meski suhu tubuhnya masih sedikit panas. Jiwon juga sudah memejamkan matanya dan diapit kedua orang tuanya saat ini.

Jungkook mengelus surai hitam milik anaknya itu sedangkan Ji In hanya memandang wajah tampan milik anaknya.

"Jagoan appa jangan sakit lagi ya. Chup~ 💋" Jungkook mengecup kening anaknya.

Hening~

Jungkook baru sadar sedari tadi istrinya tidak bersuara.
Jungkook beralih mengelus surai hitam istrinya.

"Ada apa? Kenapa daritadi diam saja, hmm?" Tanya Jungkook pelan.

"Gwaenchana." Jawab Ji In masih fokus memandang wajah mungil itu.

"Masih khawatir dengan Wonnie, hmm?" Tanya Jungkook lagi.

Ji In kini beralih memandang Jungkook. Jungkook tersenyum.

"Aku memang bukan Ibu yang baik." Ujar Ji In lirih.

Jungkook menautkan alisnya, ia bingung kenapa Ji In tiba2 berujar seperti itu.

"Kau ini bicara apa, sayang?"

Ji In hanya diam, menunduk.

"Kau memang bukan Ibu yang baik.." Ujar Jungkook menggantung.

Ji In kembali menatap manik mata suaminya itu.

"Tapi Kau adalah Ibu sekaligus istri yang baik, sayang. Untuk ku dan juga untuk Jiwon, anak kita." Lanjut Jungkook.

"Tapi oppa.."

"Ssstt.." Jungkook mengarahkan telunjuknya ke bibir Ji In.

"Jangan salahkan dirimu. Jiwon demam bukan kesalahanmu, sayang. Bukankah dokter Lee sudah bilang anak2 yang sedang masa pertumbuhan akan mengalaminya. Jadi, jangan salahkan dirimu. Arra?" Ucap Jungkook.

Ji In menganggukkan kepalanya.

"Jangan khawatir lagi. Besok demam Jiwon akan sembuh."

"Ne, oppa."

Jungkook mengelus pipi kanan istrinya dan berkata,

"Sudah malam lebih baik kita istirahat, tidur. Aku tidak ingin kau sakit juga."

Ji In hanya tersenyum, ia memajukan badannya mendekat pada Jungkook dan Chup~💋 Ji In mencium bibir Jungkook.

"Jalja appa~" ucap Ji In dengan suara yang dibuat seperti anak kecil.

Jungkook tersenyum lalu mengacak rambut Ji In.

"Ne, jalja~"

Mereka memposisikan diri untuk tidur dengan Jiwon yang berada di antara mereka.

.
.
.
.
.

Sampai sini dulu ya, next chap bakal up [SC] lagi *kayaknya ehhe.. 😅
Tunggu aja ya. Jangan lupa voted sama mampir comment!
Makasih yang udah mau voted dan setia baca ya. Muah~ 😚

JK: Jalja readers~ 😚

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro