Change [IchiroxMayuxSaburo]

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Gadis itu hanya tersenyum. Namun senyumnya jelas jelas memancarkan kesedihan yang amat mendalam. Tatapan lirih yang tak ingin di kasihani pun juga ikut menyertai.

"Ku mohon, jangan buat aku kembali sakit!"

Hanya itu harapannya, untuk menyelamatkan hatinya!

***

Hypnosis Mic

SaburoxMayuxIchiro
Change!

Happy Reading:)

***

Satu bulan sudah berlalu. Setelah kejadian itu membuat hidup Mayu kini berubah drastis. Dulu yang akan tersenyum pada orang orang tertentu, kini tidak. Ekspresinya yang dulu datar, kini semakin datar. Bahkan tatapan tajam dan dingin ikut menyertai. Tentu, semua tau mengapa ia berubah!

Kabar putusnya Saburo dengan Mayu kini sudah meluas bagaikan angin yang berhembus.

Semuanya kini tau, namun tak berani membicarakannya. Karena jika mereka melakukan itu, Mayu atau pun Saburo akan membenci mereka, selamanya. Terbukti saat seorang gadis yang ingin mencoba membahas itu mendapatkan tatapan benci dari keduanya bahkan tak pernah ingin menyapanya. Tak ada yang mau mencobanya, lagi.

Mayu kini berjalan menyusuri lorong. Banyak siswa dan siswi berjalan sambil bercakap cakap. Namun tak ada yang berani menyapa Mayu. Mungkin karena sudah mendapatkan tatapan tajam dari kejauhan. Mayu pun juga tak berniat untuk membalas mereka, memberikan senyum kecil saja tidak sudi!

Seperti janjinya. Membekukan hati, untuk menyelamatkan sisa kepingngan lainnya.

Namun, ada satu orang yang tidak mendapatkan perlakuan itu.

"Mayu-chan!"

Seulas senyum manis menghiasi wajah Mayu. Yang hanya di tunjukkan pada satu orang yang menurutnya memang pantas mendapatkannya.

"Ichiro-senpai!"

Mayu berlari kecil menuju Ichiro. Wajahnya masih memancarkan senyum manis yang tidak di perlihatkan ke orang orang lainnya. Ichiro pun membalas senyumnya.

"Kenapa kau di sini?" tanya Mayu.

"Aku ada sedikit urusan. Bagaimana hari ini?"

"Biasa saja, tak ada yang spesial..."

Ichiro mengangakat tangannya, lalu mengelus kepala Mayu lembut. Mayu terdiam, otaknya memperlukan proses agak lama. Hingga rona pipi kini yang menghiasi wajahnya.

"I-ichiro-senpai!"

"Hahaha, kau manis dengan wajah itu!"

Mayu yang mendengar itu hanya bisa tertawa. Wajahnya memancarkan kebahagiaan yang tak di tunjukkannya kepada siapa pun. Rasanya senang bisa bertemu dengan Ichiro. Mungkin, Ichiro bisa menjadi obat bagi Mayu.

Di tempat lain, Saburo berdiri. Matanya menatap kedua orang itu. Dadanya sesak, dan tak rela. Kepalanya tertunduk, dan kakinya mulai berjalan pergi menjauh.

***

Mayu kini menghela nafasnya. Dia kini tengah duduk di bawah pohon rindang. Matanya menerawang menatap ke atas. Dedaunan lah yang ia lihat. Perlahan, dedaunnan itu turun dari batang pohonnya. Musim gugur sepertinya akan datang. Tangannya kini mengadah, ingin mencoba mengambil sehelai daun tersebut. Beberapa kali mencoba, namun gagal. Mayu hanya menghela nafas. Sepertinya dia memang tidak ditakdirkan untuk mendapatkannya.

Hingga, sebuah daun jatuh di telapak tangan Mayu. Mayu yang melihat itu kaget, dan seulas senyum tipis menghiasi wajahnya.

"Mintalah sebuah permintaan!"

Mayu menoleh, dan melihat sosok gadis dengan surai kuningnya kini tengah duduk di sebelahnya.

"Sejak kapan kau di sana?"

Gadis itu hanya tersenyum. Wajahnya kini menatap ke arah depan.

"Orang bilang, jika kau mendapatkan daun musim gugur yang terjatuh pertama kali. Kau bisa meminta permohonan, dan itu bisa terkabul!"

Mayu terdiam. Matanya melihat daun di tangannya itu dengan seksama. Apa benar? Jika benar, dia memiliki sebuah permohonan yang mungkin akan agak sulit untuk di dapatkan.

"Jadi, buatlah permohonan. Agar mau bisa tersenyum lagi."

Gadis itu berdiri, lalu mulai berjalan menjauh. Rasa aneh kini menghiasi hati Mayu. Ia bingung, apa yang harus ia perbuat sekarang. Terbesit ucapan gadis tadi di benaknya, membuatnya kembali melihat keatas.

"Sebenarnya, aku ingin apa sih?"

***

Sore kini telah muncul. Langit menunjukan warna kekuningan. Suasana sekolah pun mulai sepi. Mayu baru saja keluar dari clubnya. Tangannya kini memegang tasnya, dan bersiap untuk pergi pulang. Namun batal karena ada seseorang menggengam tangannya.

"Saburo! Apa yang kau inginkan?"

Mayu menatapnya dengan benci. Dia tak mau berurusan lagi dengan Saburo, kecuali kalau terpaksa. Mayu ingin menepis tangan Saburo, dan tak bisa karena Saburo menggengamnya erat.

"Aku ingin bicara!"

Saburo menarik tangan Mayu menjauh. Mengabaikan makian dari Mayu. Dia tetap membawanya pergi ke suatu tempat katanya.

***

Mereka berdua kini sampai di belakang sekolah. Saat di pertengahan jalan, Mayu menepis tangan Saburo kuat hingga berhasil membuat Saburo melepaskan tangannya. Saburo tersentak, keduanya terdiam dengan pikiran masing masing.

"Kau ingin berbicara apa?" tanya Mayu ketus. Saburo terdiam, terlihat dia berpikir sejenak.

"Aku, sudah putus dengannya."

Hening. Tak ada satu pun diantara mereka memulai pembicaraan. Mayu sedikit tersentak. Apa yang dia maksud?

"Lalu, apa hubungannya denganku?"

"Aku, ingin kita berbaikkan."

Mayu kembali terdiam. Rasanya ia ingin tertawa terbahak bahak. Miris, itu pikirannya. Apakah karena Saburo putus dengan pacarnya dia jadi yang kedua untuk menghilangkan rasa sakit hatinya?

"Tidak! Untuk apa?"

Saburo kini yang terdiam. Kepalanya kini tengah menimbang nimbang.

"Karena aku memang menyukaimu!"

Mayu tertawa. Namun tawa pedih yang dia munculkan. Rasanya ia ingin kembali menangis lagi. Apa apaan ini? Mengapa hal ini bisa terjadi?

"Jangan bercanda! Bukannya kau menerimaku karena kasihan!" Teriak Mayu.

"Bukan! Karena aku memang menyukaimu!" Saburo ikut berteriak. Dia kini mengatakannya. Mengatakan perasaan sebenarnya. Hal itu membuat Mayu terdiam. Kepalanya tertunduk. Tangannya memegang surainya, lalu suara tawa pelan terdengar.

"Ja-jangan bercanda! A-apa yang--"

"Aku pikir, perasaan itu hanya kasihan. Namun bukan. Itu benar benar rasa sukaku padamu. Entah sejak kapan itu muncul, aku pun tak tau. Aku menyesal, sungguh! Sangat menyesal hingga mungkin bisa membuatku gila!"

Mayu kembali terdiam. Rasanya seperti di permainkan! Ia tak mau kembali terpuruk seperti ini! Tidak!

"Kumohon! Jangan..."

Saburo terdiam. Mayu kini hanya tersenyum, namun senyum lirih lah yang dia tunjukkan. Raut yang tak minta di belas kasihani pun ikut ambil alih.

"Ku mohon, jangan membuatku kembali sakit!"

Air matanya kini mengalir deras. Ia tak bisa lagi membendung perasaan ini. Sakit? Tentu saja! Kemana saja Saburo selama ini? Apakah dia sedang mempermainkan diriku? Saat Mayu ingin berlari, tangannya di tahan Saburo. Mayu ingin menepisnya, namun genggaman Saburo amat kuat sehingga sulit untuk menepisnya.

"Le-lepaskan!"

"Oi! Lepaskan dia Saburo!"

Keduanya menoleh. Dan sosok pria tingga dengan surai hitamnya kini tengah menarik Mayu kedalam pelukkannya. Mayu langsung terhempas ke dalam dada bidang Ichiro.

"Apa yang kau mau sebenarnya?"

"Jangan ikut campur, nii! Pergilah!"

"Untuk apa? Akukan--"

Demi apapun, sumpah! Mayu kini menunjukkan wajah merahnya. Ingin rasanya menenggelamkan dirinya kelaut untuk menyembunyikan rona merahnya ini!

"--Pacar Mayu!"

Hening. Tak ada yang mulai berbicara. Mayu sudah menyembunyikan rona merah di dada Ichiro. Sungguh, apa apaan ini?

"Huh? Sungguh? Sepertinya aku tak pernah mengetahuinya." Ucap Saburo sinis.

"Perlukah kau tau itu? Saburo?" Ichiro tak mau kalah!

"Kalau begitu, ayo bertanding! Siapa yang bisa memenangkan hati Mayu, dia yang bisa memilikinya." Saburo kini menantang kakaknya. Walau pun dia menghormatinya, namun kalau untuk ini dia tidak akan mau menerimanya! Ichiro hanya tertawa.

"Baiklah, siapa takut!"

Mungkin, kini wajah Mayu semakin memerah. Mayu masih bingung dengan apa yang didengarnya tadi. Sebenarnya, apa sih mau mereka!

***

Mayu kini berjalan menyusuri koridor. Kejadian kemarin membuatnya tak bisa berpikir jernih sampai sekarang. Ayolah! Apa yang dimaksud dengan keduanya untuk merebutkan hati--

"Ohayou, Mayu."

Mayu menoleh, dan mendapatkan Saburo kini tengah berdiri di sampingnya dengan senyum manis. Mayu hanya diam. Tak sanggup membalas sapaan tersebut. Hingga tak selang lama, sosok pria kini merangkul pundak Mayu.

"Ohayou, Mayu-chan."

Kini Ichiro yang dia lihat. Kembali terdiam karena tak sanggup mebalas, membuat Mayu hanya bisa menundukkan kepalanya. Di sana, dia tak bisa menahan tawa dan seulas senyum manis yang benar benar dia sembunyikan dari keduanya.

Aneh? Tentu saja!

Ingin? Kurasa tidak.

Mayu kini hanya bisa terdiam. Tanpa di sadari seulas senyum tipis menghiasi wajahnya. Dan kedua pria itu kini tengah bertengkar, mencoba menunjukan siapa di antara mereka yang lebih pantas

***

"Jadi, buatlah permohonan. Agar kau bisa tersenyum kembali."

Mayu terdiam. Sebenarnya apa yang dia inginkan? Matanya menatap kelangit. Mencoba melihat jauh keatas.

'Jika, benar. Aku hanya ingin satu. Aku ingin di cintai oleh orang yang mencintaiku...'

Mayu terdiam. Kakinya berdiri, mulai berjalan menjauhi pohon rindang yang sedari tadi menaunginya itu.

"Sebenarnya, aku ingin apa sih?"

Tamat~

Note:

HAHAHAHAHAHA
Ini apa seh /banting hp/

Ok hei!(͡° ͜ʖ ͡°)
Gua balik ni!

Nih sequelnya.
Makan nih cerita/slap.
Gimana sih.
W pen nangid weh:')

Ini cerita makin g jelas ae.
/pundung/

Dahlah!

Spesial tag!
saltyfluous
MiyaNamiya
Dewiayuningrum

***

Omake

Awal bertemu.

Ichiro kini terdiam. Tangannya menggengam sebuah android dan tengah membaca pesan dari seseorang. Helaan nafas dengan raut kesal pun ikut menghiasi. Apa apaan ini? Samatoki sialan. Aku akan membunuhnya nanti!

Hingga sebuah tangah kini menggenggam android itu kuat, lalu sang pemilik tangan itu berlari kencang menjauh. Ichiro terdiam sejenak, hingga akhirnya dia berteriak.

"MALING! SIALAN KAU, AKAN KU BUNUH SAAT KAU TERTANGKAP!"

Tak ingin mati sia sia, maling tersebut kabur lebih cepat. Ichiro tak kalah cepat lagi. Kakinya kini beradu mencoba mengejar sang maling.

"KEMARI KAU!"

Saat Ichiro sudah ingin menangkapnya tiba tiba saja.

'Brak!'

Maling itu terjatuh, membuat tangannya melepaskan android tersebut. Sadar dia terjatuh, Ichiro mulai memperpelan larinya.

"Rasakan!"

Ichiro menoleh, matanya kini menatap kearah sosok gadis manis yang kini tengah berjongkok di sebelah sang maling yang terjatuh. Tangannya yang lentik itu mengambil benda kotak persegi itu, lalu berdiri dan berjalan kearah Ichiro.

"Ini!"

Ichiro terdiam. Matanya melihat sosok gadis itu dengan seksama. Surainya yang lebat, matanya yang tajam dihiasi dengan bulu mata lentik. Bibirnya yang berwarna merah marum itu membuat Ichiro tersentak. Hatinya berdesir, dan ada rasa aneh yang menggelitik hatinya.

"Terima kasih, nona."

"Sama-sama! Tidak masalah!"

Gadis itu memberikan seulas senyum manis yang membuat Ichiro semakin berdebar. Oh astaga, apa yang dia rasakan sekarang? Gadis di depannya itu mengulurkan tangannya ke Ichiro.

"Mayu. Itu namaku!"

Ichiro menatap sejenak tangan itu. Hingga akhirnya dia mengangkat tangannya dan ikut membalas salaman itu.

"Ichiro."

"Are, kau kakaknya Saboru-kun? Wah senang bisa berkenalan!"

Jadi, dia teman adiknya sendiri? Hal itu membuat Ichiro senang. Karena itu, dia bisa mendekatkan diri dengan gadis di depannya itu. Walau terpaut usia agak jauh, tapi bukannya cinta tak memandang apapun bukan?

***

Ichiro terkesiap, melihat Mayu dan Saburo berpegangan tangan. Rasa sakit di hatinya sangat terasa.

"Coba tebak! Kami sudah pacaran loh!"

Ichiro terdiam. Tunggu, bukannya Saburo sudah punya pacar? Tapi, melihat wajah Mayu yang sangat cerah itu membuatnya tak tega membeberkannya.

"Benarkah? Selamat!"

Hatinya berkata lain. Ingin rasanya dia memukul Saburo keras dan menyadarkannya. Tapi dia tak bisa berbua apa apa. Dia tak ingin menghilangkan senyun manis yang semakin cerah saat bersama Saburo.

Tak apa jika dia tak bisa memiliki Mayu.

Setidaknya dia bisa melihatnya bahagia, walau pun bukan bersamanya.

Tamat~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro