[5]

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Alasan mengapa aku hidup adalah dirimu

Aku merasa aku seperti aku tidak akan bertemu lagi, aku benar-benar merasa seperti aku akan mati

Seseorang yang bisa mencintaiku hanyalah kau

Menerangiku dalam kegelapan

Lihat aku sekarang, datang padaku sekarang

Cuplikan lagu itu berdering keras dengan wajah Woojin terpampang di layar ponsel Chaeyeon.

"Ah... Kenapa pagi cepat datang?" gumam Chaeyeon tak jelas, tangannya menjangkau ponsel yang berada di bawah bantalnya. Matanya masih terpejam rapat. Begitu tangannya menyentuh ponselnya, buru-buru ia memencet tombol off.

"Arghhh, yang benar saja!?" rutuknya semakin jengkel ketika ponselnya berdering lagi. Dengan malas, Chaeyeon membuka mata. Ia heran cahaya lampunya masih terang, diliriknya jendela yang masih samar-samar gelap. Chaeyeon melihat layar ponselnya dan Woojin masih menunggu teleponnya diangkat.

"Untuk apa dia menelponku tengah malam begini? Apakah ada sesuatu yang penting?" tanya Chaeyeon pada dirinya sendiri.

"Pabbo..." ucap Woojin di seberang telepon.

"Kau yang bodoh. Tengah malam begini mengganggu orang tidur!" omel Chaeyeon dan menguap selebar mungkin.

"Mianhae." Woojin tertawa pelan. Chaeyeon ikut tersenyum mendengar tawanya.

"Pabbo," ulang Woojin menyebut gadis itu tanpa bermaksud menyakitinya.

"Mwo?" Chaeyeon mengerucutkan bibirnya kesal.

"Kalau kau menyukaiku, bilang saja padaku Chaeyeon-ah."

"Apa yang kau bicarakan? Museun mariya?" dengus Chaeyeon dan ia menghadap ke samping dengan ponsel terjepit di antara bantal dan kepalanya.

"Apa kau menyukaiku?" Pertanyaan Woojin mampu membuat jantung gadis itu melompat keras. "Apa kau mencintaiku Chaeyeon-ah?"

Buru-buru Chaeyeon menggigit selimutnya, menahan agar mulutnya tak berteriak.

"Ya.. Park Woojin! Apa kau bercanda eoh?" tanya Chaeyeon pura-pura marah. Padahal dirinya yakin sedang melayang dalam mimpi liarnya. "Ini pasti sebuah mimpi!" gumamnya histeris.

"Aku tak bercanda. Jawab saja dengan jujur apa kau menyukaiku Lee Chaeyeon?"

"Tidak..." jawab Chaeyeon gugup.

"Gotjimal..."

JLEB....

Akhirnya, Woojin tahu apa yang disembunyikan gadis itu. Rahasia yang hanya ia bocorkan pada Eunbi. Namun bagaimana caranya Woojin tahu isi hati Chaeyeon? Eunbi membocorkannya? Mana mungkin!

Chaeyeon menyangkalnya. "Bagaimana kau tahu?

"Wah benar, berarti kau menyukaiku."

Chaeyeon terdiam tanpa mampu berkata apa-apa. Ia jelas bingung bagaimana Park Woojin yang benar-benar sibuk itu menyempatkan telpon padanya, dan bertanya hal sepele seperti itu.

"Kau belum menjawab pertanyaanku Chaeyeon-ah."

"Eo?"

"Kau benar-benar mirip dengan kakakmu jika bilang eo."

"MWO????" Chaeyeon semakin tak mengerti. Kemudian ia meledak terkejut, "Kakakku? Kakak mana yang kau maksud?"

"Bukankah kakak perempuanmu di perusahaan kami sebagai stylist?"

"JINJJAYOOO?!" Chaeyeon berdiri tegak dari kasurnya dengan mata terbelalak. "Eunbi Eonni bekerja dengan kalian? Gotjimalll...." sanggah Chaeyeon tertawa sinis. Seperti biasa, Woojin pasti bercanda.

"Baiklah jika kau tak percaya, tapi aku ingin tahu tentangmu Chaeyeon-ah. Apa kau sungguh menyukaiku?"

"Hanya sebatas fans," ucap Chaeyeon tak hanya membohongi Woojin. Tetapi ia membohongi dirinya sendiri. Ia kelewat malu untuk mengakui perasaannya sendiri pada Woojin. Apalah gadis seperti dirinya? Pasti Woojin menyukai gadis lain yang pintar menyanyi, berparas cantik dan cerdas.

Ada banyak anggota girl group yang menarik di depannya. Lagi pula dia tidak mau dicincang orang lain gara-gara menyukai Park Woojin lebih dari sekadar penggemar.

"Kau yakin hanya menyukaiku sebatas fans Chaeyeon-ah?" Terdengar desah penuh kecewa di telinga Chaeyeon. Woojin mendesah? Tapi untuk apa?

"Aku menyukaimu Lee Chaeyeon," ucap Woojin tulus pada gadis dengan rambut bagai singa karena masih acak-acakan.

Kalau saja ada yang mau menampar pipi Chaeyeon, tentu saja ia mengizinkannya.

"Ini mimpi.. Pasti sebuah mimpi." Otaknya mengingatkan.

"Chaeyeon-ah," panggil Woojin ketika Chaeyeon tak mampu merespon ucapan Woojin. "Kau sudah tidur? Kalau begitu selamat malam."

TUT TUT TUT...

"Tunggu...!" jerit Chaeyeon tersentak dari lamunannya. Ahhh menyebalkan. Woojin sudah mematikan teleponnya.

Gadis itu masih punya hutang penjelasan pada Woojin. Sekaligus ia ingin tahu bagaimana Eunbi ada di sana dan menceritakan apa yang tak ingin Chaeyeon bagi ke orang lain.

Malam itu, Chaeyeon tak bisa tidur. Kemarin pagi Woojin menyapanya, dan ia terlonjak senang karena sosok yang disebut namanya dalam setiap lelapnya ada. Dan malamnya Woojin mengatakan apa yang ingin ia dengar selama ini.

"Aku menyukaimu Lee Chaeyeon."

"Rasanya aku sudah gila!" jerit Chaeyeon melompat di atas kasurnya senang. Kemudian ia membanting tubuhnya dan memantul pelan dengan perasaan yang menyenangkan. Tanpa sadar gadis itu sudah memeluk boneka beruang putihnya. Dicium kening bonekanya seolah itu adalah sosok Woojin.

***

"YAAA! PARK WOOJIN APA YANG KAU LAKUKAN?"

Manajer Kang merebut ponsel Woojin jengkel. Segera saja laki-laki yang lebih tua dari Woojin mencabut baterai ponselnya ketika panggilan itu masih tersambung dengan Chaeyeon.

"Eoh Hyung...." dengus Woojin tak senang, karena pembicaraannya masih terputus.

"Sekarang giliranmu untuk foto. Kau malah sibuk teleponan." Manajer Kang menggerutu dengan wajah berlipat. "Mana Daniel?"

"Mana aku tahu, Hyung," sahut Woojin segera menuju ke dinding bercorak hitam di mana fotografer sedang menunggunya.

"Bagus," sahut si fotografer terus menjepret kamera, membidik wajah Woojin yang terlihat kesal. Ia tak bisa tersenyum selain hanya memasang ekspresi dingin.

"Woojin-ah, kau terlihat menghayati dari pada member lain. Ya bagus.. Posisi lainnya.. Ya..." Begitulah komentar yang disebut sang fotografer dengan semangat. Lampu flash membutakan Woojin. Konsep pemotretan ini memang frustasi atas obsesi cintanya. Dan untuk keperluan album baru mereka yang sebentar laginya akan dirilis beberapa minggu lagi.

Aishh, teruslah bicaraseperti itu! Lee Chaeyeon, aku ingin mendengar balasanmu. Apa yang akan kaubicarakan jika kita bertemu lagi? batinWoojin mengomel, fokus menatap kamera DSLR dengan kualitas top menebarkan lampuflash tanpa henti.    

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro