Wonderland ; one

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Laki-laki sialan!!! "

(Name) berteriak, meluapkan kekesalannya. Rasa terjatuh terus ia rasakan, tak berhenti walau ia menginginkannya. Gadis itu membolakan mata ketika seluruh ruang gelap nan tak berujung berganti menjadi hamparan luas langit beserta awan biru.

Gadis itu terdiam sebentar, mengagumi begitu luas dan indahnya pemandangan langit dari posisinya. Rambut (hair color) nya berkibar-kibar terkena angin, namun (Name) merasa aneh.

Rasanya ia semakin cepat bergerak kebawah, seakan akan jatuh bebas melawan gravitasi?

"...HUWAAAA!!! "

(Name) berteriak histeris, ia sekarang menyadari jika ia dalam posisi akan terjun bebas dari ketinggian entah berapa ribu meter. Tapi yang (Name) tahu, jika ia tidak berbuat sesuatu maka tubuhnya akan hancur dan skenario terburuk untuknya datang.

Kematian menyakitkan.

Gadis itu bergidik ngeri, otaknya berusaha ia gunakan untuk keluar dari keadaan mendesak ini.

Tapi memangnya...

HAL APA YANG HARUS IA LAKUKAN KETIKA TAK ADA PARASUT ATAU SESUATU YANG BISA MENAHANNYA?!

"Butuh bantuan, Nona? "

(Name) segera menatap kearah asal suara, wajahnya yang semula panik dan penuh kengerian berubah seketika menjadi penuh urat emosi dan mata melotot lebar. (Name) menunjuk wajah sombong pemuda yang tersenyum tipis disampingnya, pemuda itu bersedekap sambil memiringkan sedikit kepalanya.

"Kau! "

(Name) menjerit tertahan, sumbu emosinya naik drastis, seenak jidatnya pemuda aneh ini menyeretnya ke dimensi antah berantah dan sekarang dengan kurang ajarnya ia menjatuhkan dirinya dari ketinggian lalu memasang senyum tanpa rasa bersalah.

(Name) meraih-raih, berusaha mencakar wajah sok pemuda itu. Namun apa daya, pemuda itu berkelit, rasanya seperti ia hanya melayang, tak terjun bebas seperti dirinya.

"Kau jangan mengelak seperti itu, orang aneh! Sini! "

(Name) berteriak-teriak penuh emosi, tentu permintaan gadis itu tak dikabulkan. Malahan pemuda itu semakin gesit mengelak, berpindah kekiri dan kekanan.

Tentu dengan senyum meremehkan dan tangan bersedekap didepan dada.
Geraman dikeluarkan (Name) sebagai pelampiasan karena tak bisa menyakar wajah menyebalkan yang tersaji nyata didepannya.

Mengetahui serangannya tak berguna, (Name) menyerah.
Ia melemaskan badan dan menutup matanya, memilih pasrah dengan hal selanjutnya yang akan terjadi pada dirinya. (Name) membuka mata sebentar, menatap lurus keatas.

Toh, tak ada yang peduli ia menghilang atau 'lenyap', kan?

"Aku tak suka pikiran pendekmu itu. "

(Name) menatap nyalang pemuda yang kembali menggenggam tangannya. Terasa nyata tangan pemuda itu dilapisi sarung tangan berbahan kain yang lembut, (Name) meremas kuat tangan yang menggenggam tangannya, menyalurkan rasa tak sukanya.

"Apa pedulimu? Lagipula kita tak saling kenal, kan? "

(Name) berusaha melepaskan genggaman tangan pemuda itu, ia mulai merasa tak nyaman dengan kontak fisik terlalu dekat yang selalu dilakukan oleh pemuda itu. Orang mana yang baru bertemu langsung menggenggam tangan dan merengkuh pinggang orang yang baru ditemuinya?

Pemuda itu melemparkan tatapan tak suka kepada (Name), dipererat genggaman tangannya. Kini jemari pemuda itu memegang pipi (Name). Tatapanya melembut, pelan ia mengelus pipi gadis yang mematung karena terkunci oleh tatapannya.

"Kita saling mengenal. "

(Name) melebarkan mata, memasang ekspresi terkejut.

"Apa maksudmu? "

Gumaman bernada pertanyaan dari (Name) tak segera dijawab oleh pemuda itu, dia menutup kedua mata. Namun (Name) bisa menangkap ada binar terluka sesaat sebelum manik senada dengan rambutnya.

"Kita saling mengenal. Dulu... Dulu sekali..."

Pemuda itu mengeluarkan nada getir, kedua alisnya berkerut. Kini maniknya terbuka lebar, menatap sayu (Name) dengan tatapan memelas. Tangan (Name) yang ia genggam ia bawa kesamping, menempelkan tangan mungil (Name) ke pipinya sendiri.

"Kau tidak mengingatnya, Alice? "

TBC
_____________________________________

/mengeram dalem kerdus

...kok pada jawab next...

Kan jadi tergoda untuk duluin story yang bikin otak kebakaran ini...

Utangnya Enthor banyak, lho...
/air mata buaya ngocor, nyerot ingus yang dengan nista keluar

Kalo nasibnya kek book Enthor yang sebelah gimana– Kan kasian–
/ngusep ingus pake lengan baju

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro