JUMLAH KATA ATAU JUMLAH FANS?

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kalau disuruh memilih menulis di dua tipe platform, mana yang akan Temans pilih?

A. Platform yang membayar penulis seharga jumlah kata misalnya Rp. 5 juta untuk 150 ribu kata.

B. Platform yang membayar penulis berdasarkan royalti misalnya Rp. 1000 / pembaca / bab.

Mana yang teman-teman pilih? Jawab dulu, setelah itu kita bahas bareng.

Well,

Oke, saya sudah pernah menjalani keduanya dan saya akan berbagi kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ingat ya, keputusan ada di tangan teman-teman mau pilih yang mana.

A. DIBAYAR BERDASARKAN JUMLAH KATA

Ada banyak platform yang menerapkan metode ini. Penulis diwajibkan menulis sesuai jumlah kata yang ditargetkan. Biasanya sih minimal 100 ribu kata.

Platform ini tidak melihat kualitas naskah, pokoknya asal panjang aja.

😈 DAMPAK NEGATIF

♥ CERITA BERPOTENSI AMBURADUL

Yah, saya bacalah cerita yang ditulis berdasarkan jumlah kata tanpa memperhatikan kualitas karena hanya mengejar cuan semata. Ini ibaratnya seperti sinetron 1000 episode ya. Alur ceritanya ngalor ngidul nggak jelas. Dialog dipanjangkan. Narasi bertele-tele.

♥ BRANDING PENULIS RUSAK

Semua merek yang bertahan lama, memiliki satu persamaan: Menjaga kualitas.

Rolex didirikan tahun 1905.

Audemars Piguet didirikan tahun 1875

Aqua didirikan tahun 1973.

Tahu kenapa mereka bertahan? Karena kualitas.

Demikian pula seorang penulis akan dikenang karena kualitas ceritanya. Sebutlah George Orwell, Pramoedya Ananta Toer, bahkan Shakespeare dikenal karena cerita mereka berkualitas.

Okelah, nggak perlu muluk-muluk mau jadi sastrawan besar. Kita juga butuh duit kan? Tetapi setidaknya seorang Penulis harus memiliki ciri khas dalam tulisannya agar pembaca mau balik lagi atau merekomendasikan karyanya. Penulis yang menulis hanya memenuhi target kata biasanya tidak memikirkan ini.

Apa akibatnya? Pembaca jadi tidak mengenal penulis itu.

KEHILANGAN POTENSI PENGHASILAN YANG LEBIH BESAR

Penulis yang menghasilkan tulisan sesuai target kata, biasanya hanya dibayar segitu saja. Misalnya dijanjikan akan mendapat Rp. 5 juta untuk menulis 100K kata, maka Penulis hanya akan mendapat segini. Tidak mungkin mendapatkan sampai Rp. 50 juta atau lebih.

Ingatlah, Temans, kemampuan dan waktu kita terbatas. Menulis sampai 100K kata itu sungguh time consuming. Sangat sulit menulis di banyak tempat jika sudah memiliki beban harus memproduksi kata sekian setiap bulan.

Belum lagi kita tidak punya waktu untuk membaca. Padahal bacaan adalah asupan penting agar ide mengalir dan diksi bertambah. Lalu dengan mampetnya ide serta diksi yang begitu-begitu saja, mungkinkah pembaca suka membaca karya kita? Kalau pembaca tidak suka dengan karya kita, mungkinkah mereka merekomendasikan karya kita untuk dibaca orang lain?

Jika tulisan kita nggak bagus, pembaca nggak menyebarkan karya kita, pendapatan kita ya mentok di situ aja.

PENGHASILAN HANYA DAPAT SEKALI

Tergantung kebijakan platform sih kalau ini. Ada platform yang beli putus di depan. Ibaratkan naskah kita ditawar Rp. 5 juta untuk 150k kata, maka kita hanya akan dapat sekali. Meskipun nanti banyak yang baca, Penulis tidak akan mendapatkan uang apapun lagi.

Tetapi ada platform yang menjajikan Penulis tetap dapat royalti. Teliti saat membaca perjanjian adalah koentji.

😇 DAMPAK POSITIF

♥ TIDAK PERLU PROMOSI

Tanpa susah-susah ramah pada pembaca, bikin materi promo di media sosial, bikin pengumuman, uang sudah mengalir.

Penulis macam ini bahkan tidak perlu pembaca. Tidak butuh ceritanya dibaca atau tidak. Tidak berusaha ada yang baca ceritanya.

DAPAT CUAN INSTAN

Buat kamu yang kepepet dan butuh duit cepat, cobalah menulis berdasarkan jumlah kata.

Saya punya kenalan yang sebulan digaji di bawah Rp. 1 juta. Tanpa mengecilkan profesinya, saya sarankan dia menjadi Penulis yang menulis berdasarkan jumlah kata.

B. DIBAYAR BERSARKAN JUMLAH PEMBACA

Rata-rata, penulis yang bisa mendapatkan banyak penghasilan adalah penulis yang dibayar berdasar jumlah pembaca. Dari era penerbit mayor sampai platform, sistem pembagian penghasilan macam ini sudah lazim.

😈 DAMPAK NEGATIF

♥ PANJANG SABAR

Ada Penulis KBM yang sebulan berpenghasilan puluhan juta, rupanya dulu menulis gratis di Facebook.

Salut tuh sama kesabarannya menulis tanpa imbalan bertahun-tahun. Untung sekarang hasilnya manis.

Penulis Wattpad pun gitu kan. Kesabarannya nggak berujung deh. Jangan iri melihat sekarang kisah mereka difilmkan. Ingat, mereka sudah berkorban bertahun-tahun.

Apakah mereka langsung dapat uang banyak? Tidak dong. Harus sabar update terus biarpun tidak ada pembaca.

CAPEK PROMOSI

Pembaca tentu nggak datang dengan sendirinya dong. Penulis jadi harus promosi. Ketika Penulis bersikap ramah pada pembaca yang berkomentar, itu sudah termasuk bagian dari promosi.

Belum lagi membuat materi promo di media sosial. Tidak bisa sehari dua hari, minimal 6 bulan baru kelihatan efeknya.

Menulis gratisan di Wattpad pun termasuk promosi. Pembaca mana sih yang nggak suka gratisan?

Capek?
Bosan?

Ya tentu saja. Apalagi kalau kita tidak melihat hasilnya segera. Tidak cocok untuk yang sedang butuh uang cepat.

♥ EMOSI LABIL

Nggak dibayar sepeser pun. Pembaca nggak vote, nggak komen. Lapak sepi.

Ini hanya segelintir masalah dari Penulis yang dibayar berdasarkan jumlah pembaca. Coba aja jadi Penulis KBM, apa Temans kira posting hari ini langsung banyak pembacanya? Oh, tidak semudah itu, Kang Cilok. Banyak kok Penulis yang bahkan belum dapat penghasilan sama sekali lalu sedih, putus asa, frustrasi, dan akhirnya menyerah.

♥ PENGHASILAN MINIM

Saya saat pertama kali menulis di Cabaca, hasilnya sangat-sangat kecil. Banyakan jajan anak SD sebulan kali ya.

Tetapi saya sadar, semua harus dimulai dari yang kecil dulu kan?

PUSING MIKIRIN ALUR, KONFLIK, PENOKOHAN BIAR PEMBACA BAHAGIA

berbeda dengan penulis berdasarkan jumlah kata, Penulis berdasarkan jumlah pembaca harus benar-benar memikirkan cerita agar tidak membosankan.

Ibaratnya, penulis yang mengutamakan jumlah kata adalah produsen sinetron zaman now (2021), maka penulis yang mengutamakan pembaca adalah produser drama Korea. Kenapa begitu? Jumlah kata nggak perlu banyak-banyak yang penting berkesan di benak pembaca.

😇 DAMPAK POSITIF

MENDAPATKAN PEMBACA SEJATI

Pembaca yang sudah sayang pada penulis akan ikut ke mana pun Penulis pindah. Kita juga jadi punya teman-teman baru yang setia mendukung dalam dunia literasi.

NAMA KITA PELAN TAPI PASTI AKAN DIKENAL

Sebagaimana merek yang semakin dikenal, kita pun demikian jika konsisten menulis, promo, dan mempertahankan kualitas cerita.

♥ CUAN BESAR MENANTI

Kenapa Penulis seperti Tere Liye akan abadi? Tentu karena banyak peminat karyanya. Peminat karya sudah barang tentu mempromosikan apa yang dia sukai kepada orang lain hingga semakin banyaklah yang membaca karya kita.

Kalau semakin banyak yang membaca, artinya royalty kita bertambah. Ada Penulis yang dalam 2 hari mendapatkan Rp. 1 juta. Kenapa bisa begitu? Sebab pembacanya rela ikut ke platform manapun.

Bahkan, Penulis yang sudah terkenal bisa banget terima endorse lho! Bisa bikin channel YouTube dan dapat cuan dari sana. Jumlahnya bisa melebihi penulis yang menulis berdasarkan jumlah kata.

CERITANYA BERPOTENSI DIFILMKAN

Saya belum pernah mendengar naskah cerita yang ditulis berdasar jumlah kata saja sampai difilmkan.

Dear Nathan difilmkan karena viewers-nya berjuta-juta kan? Demikian pula Mariposa dan film lain.

Atau Temans punya Info lain? Tulis aja di kolom komentar ya!

ROYALTI TIDAK PUTUS

Dalam masa kontrak, sebanyak apa pun pembaca kita, maka royalty akan tetap mengalir ke rekening. Inilah yang namanya rebahan dapat cuan.

💋💋💋

Nah, segini dulu sharing saya. Temans pilih mau dibayar berdasar jumlah kata atau jumlah fans nih? Semua ada kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro