MENGUASAI DIKSI

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Belakangan ini saya suka keliling ke karya punya teman-teman Penulis platform buat mempelajari banyak hal. Satu hal yang bikin saya lumayan pusing adalah diksi.

Apa itu diksi? Kata KBBI adalah pilihan kata yang tepat (dalam penggunaannya) dan selaras untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).

Mungkin niat teman penulis mau pakai diksi atau pilihan kata tertentu biar kelihatan keren, tapi yang ada malah bikin bingung.

Temans, diksi tuh penting dan menentukan banget pembaca mau lanjut baca ceritamu atau nggak. Kalau tujuanmu menulis demi meraih banyak pembaca, maka perhatikan diksi.

So, gimana menentukan diksi yang oke?

1. TENTUKAN TARGET PEMBACA

Kalau kamu menulis teenfic, tentu diksi yang kamu pakai jangan seperti menulis novel sastra yang begitu dibaca saja sudah langsung bikin mata juling.

Pelajari bahasa remaja, kalau perlu carilah kata-kata yang lagi viral di kalangan mereka.

Bisa juga kamu contoh Tere Liye yang novel teenfic-nya memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar tapi tetap mudah dimengerti.

Kalau novelmu untuk pembaca laki-laki, pakailah diksi yang nggak menye, nggak baper. Sebaliknya kalau pembacamu perempuan, ya tahu sendiri diksi macam apa yang harus digunakan.

2. PAHAMI SEBELUM MEMAKAI BAHASA KIAS

Kalau kamu memakai perumpamaan seperti ini:

Renita seksi banget, sepasang bukit kembar yang montok bikin mata kaum adam melotot.

👆 Coba perhatikan kata 'Sepasang bukit kembar' dan 'kaum adam' tentu pembaca nggak perlu pusing menebak apa artinya. Atau ada yang masih pusing? Komen deh coba kalau ada yang nggak paham.

Tapi, coba perhatikan kalimat ini:

Renita memiliki obsidian yang cantik.

👆 Pertama kali membaca kata obsidian, ingatan saya langsung tertuju ke pelajaran geografi dan fisika dong mengenai batuan beku 😄.

Saya pikir obsidian itu kepala soalnya ada istilah kepala batu kan. Dan ternyata yang dimaksud penulis adalah mata. Tepok jidat.

Entah kenapa banyak banget penulis menggunakan kata obsidian untuk mengganti kata mata.

Mungkin karena warnanya hitam sehingga penulis memilih diksi itu untuk menunjukkan warna manik mata. Kalau memang begitu, kalimatnya bisa diganti menjadi:

Renita memiliki manik mata sehitam obsidian.

Jadi pembaca tahu yang dimaksud adalah warna.

3. PERTIMBANGKAN RASA BAHASA

Meskipun tiga kata memiliki arti yang sama, tetapi jika digunakan untuk kalimat yang sama, efeknya pada pembaca bisa berbeda.

Contoh:

1. Aku rela mengorbankan nyawa demi nenek agar dia tidak mati.

2. Aku rela mengorbankan nyawa demi nenek agar dia tidak mampus.

3. Aku rela mengorbankan nyawa demi nenek agar dia tidak meninggal.

Diksi yang dipakai dalam dialog juga bisa menunjukkan watak tokoh kita. So, hati-hati memakainya.

Contoh:

1. "Pelakor sepertimu tidak sepantasnya hidup," kataku seraya berurai air mata.

2. "Pelakor sepertimu lebih baik mampus," kataku seraya berurai air mata.

👆 Gimana, bisakah kamu membedakan watak orang yang mengucapkan kalimat nomer 1 dan 2 kan?

4. PIKIRKAN EFEK YANG INGIN PEMBACAMU DAPATKAN

Contoh 1:

Kabar Budi selingkuh dengan Bambang serasa mengguncang dunia Rini. Mulutnya langsung megap-megap kayak ikan koi. Mukanya jadi pucat kayak Mbak Kunti. Dadanya ser-seran kayak habis dicipok Jungkook.

Contoh 2:

Kabar Budi mencintai sesama jenis, mengguncang dunia Rini. Terlebih laki-laki yang mencuri hati suaminya adalah Bambang. Rini merasa dibohongi. Tanah yang dipijaknya tak lagi sama. Bahkan dia berharap bumi menelan hidup-hidup agar rasa sakit ini lenyap bersama nyawanya.

Dari dua contoh di atas, sebenarnya hal yang ingin disampaikan sama. Tetapi dengan diksi yang berbeda maka hasilnya akan beda pula. Kamu mau bikin pembaca tertawa atau menangis meski membaca dua hal yang sebenarnya serupa, bisa saja. Tinggal gimana cara kamu mengolah diksi.

Bahasa yang puitis atau terkesan tinggi, nggak selamanya bagus. Kalau penggunaannya nggak tepat malah jadi cringe. Kesederhanaan yang kamu pahami lebih baik ketimbang kemewahan yang nggak kamu mengerti.


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro