Burn Your Way

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Hah.... Mau berapa lama lagi aku jadi pengangguran?" Ucap seorang pria muda yang terlihat sopan tetapi dengan wajah yang agak berantakan. Rambutnya yang cukup panjang berdiri-diri ia biarkan begitu saja ketika diterpa angin. Badannya sedikit kurus meskipun jas kerja itu membuat badannya terlihat sedikit berisi. Saat ini, pria itu sedang membawa sepeda motornya yang bermerk Honda pulang.

Dia baru saja ditolak dari sebuah universitas ketika dia mengajukan diri menjadi dosen. Sebenarnya, ia sudah menjadi dosen sebelumnya tetapi universitas tempat pria itu bekerja dilanda sebuah tragedi rumit yang akhirnya membuat universitas itu tertutup. Orang-orang yang berasal dari sana menjadi tercap sebagai kriminal secara tidak langsung oleh universitas-universitas lain.

Pria itu adalah salah satu korbannya.

"Mau kemana mukaku kubuat. Hanya aku yang belum punya pekerjaan diantara abang-abangku semua." Pria itu memacu sepeda motornya lebih cepat, ingin pulang dan melupakan semua kejadian ini diatas ranjang kecilnya. Tentu saja ia sudah mencapai rumahnya dengan kecepatan layaknya pembalap liar.

Rumah itu adalah rumah yang sangat sederhana, memiliki pagar dan dinding yang terbuat dari kayu yang dicat merah. Rumah itu hanya memiliki dua tingkatan, dimana di tingkat dua itu merupakan tempat menjemur pakaian karena langsung berhubungan dengan atap yang terbuat dari seng. Pria itu memarkirkan keretanya setelah membuka pagar itu dengan paksa menggunakan tangannya yang cukup kecil.

"Bobby! Sudah berapa kali Mamak katakan untuk tidak melakukan itu! Tanganmu bisa luka nanti!"

"Mak, umurku 22. Kalau ini saja melukaiku bukankah itu aneh?" Pria itu, Bobby, membalas ibunya dengan santai. Ibunya hanya menghela nafasnya, memandang anaknya dengan wajah khawatir. Wanita itu adalah wanita yang sebenarnya paruh baya, tetapi wajahnya lebih terlihat seperti wanita yang baru saja menginjak umur 30 tahun. Wanita itu memiliki tubuh yang agak lebar karena efek dari melahirkan, tetapi tetap saja wanita itu terlihat cantik. Tetapi, di depan anaknya kali ini wanita itu hanya mengenakan sebuah daster merah muda. Bobby tahu kalau ibunya baru bangun tidur tanpa harus melihat rambutnya yang acak-acakan. Bobby menggaruk kepalanya karena canggung akan situasi itu.

"Kurasa aku tidak akan mengulanginya lagi," ucap pria itu pelan. Wajah ibunya menjadi cerah ketika mendengar anaknya mengatakan itu. Bobby lalu masuk kerumah itu bersama ibunya. Rumah itu bukanlah rumah yang luas. Luasnya hanya sekitar 45 meter persegi, bahkan lebih kecil, dengan ruangan yang dibagi menjadi ruang tamu, sebuah kamar tidur, ruang keluarga, dapur, dan kamar mandi. Kamar tidur itu merupakan kamar bagi kedua orang tua Bobby, sementara ia tidur di sebuah ranjang kecil di ruang keluarga. Meja makan rumah itu juga berada di ruang keluarga, sehingga tempat Bobby terasa sangat sempit karena keberadaan meja belajarnya juga.

Tetap saja Bobby merasa sangat nyaman tinggal dirumahnya, bagaimanapun isinya.

"Mak, sudah kubilang jangan melengketkan fotoku yang berasal dari dalam game di dinding. Mana ada orang yang mengenalku seperti itu."

"Ah, tidak apa-apa. Mamak mendengar kalau kau sebenarnya mendapatkan uang tambahan juga dari situ, kan? Tentu saja mamak bangga. Padahal dulu mamak selalu melarangmu bermain game."

"... Tapi mamak selalu membelikanku paket ketika aku memintanya." Ibu Bobby tertawa kecil. Tentu saja, sekarang mereka sudah menggunakan wi-fi, sehingga masalah paket sudah tidak perlu dipikirkan. Bahkan, Indonesia akan membuat wi-fi gratis di seluruh Indonesia apabila proyek mereka berhasil. Mengenai proyek itu...

"Oh iya, Bobby. Tadi pas mamak menonton TV, mamak melihat game baru itu sangat mirip dengan game yang kau mainkan. Kenapa kau tidak mencobanya?" Bobby mengangkat alisnya kepada ibunya. Dia dulu sudah mengatakan kepada ibunya kalau ia memainkan game itu, kemungkinan besar dia tidak akan mendapat pekerjaan lagi. Hal itu berarti kalau dia, seorang pria lulusan S1 Sarjana Sastra Inggris dengan nilai yang hampir sempurna, adalah pengangguran yang lebih memilih bermain game.

Tidak akan ada yang menyukai hal itu.

"Mak, kan sudah kubilang kemarin kalau--"

"Abangmu, si Elroy saja main katanya. Lihat dia kerjanya apa, tapi dia memainkan game itu." Bobby mengangkat alisnya. Elroy adalah abang tertua kedua didalam keluarganya dimana Bobby adalah anak terakhir. Diantara mereka semua, Elroy adalah orang yang paling anti dengan game. Tetapi karena itu jugalah abangnya itu lulus Cum Laude dari ITB jurusan Pertambangan dan sekarang bekerja di Perusahaan Hilburton cabang Indonesia. Jika orang seperti itu memainkan game ini berarti--

"Sepertinya ada sesuatu dengan game ini." Dengan sigap Bobby langsung mengambil remote dan menghidupkan TV. Ibunya tersenyum, lalu meninggalkan anaknya untuk memasak. Wanita itu merasa tidak perlu bertanya hasil wawancara anaknya itu karena ini adalah... ketujuh atau kedelapan kalinya ia ditolak sebagai dosen ataupun guru.

"Kembali lagi dengan saya, Natalie Bawembang,"

"Dan saya, Muhammad Andreas,"

"Di acara kita, WyHot News!"

Bobby merasa cringe ketika dia mendengar nama berita itu. Ini pertama kalinya ia membuka sebuah berita secara langsung mengenai Wyburn Online, game baru dari ZetaVirus Corp yang merupakan pencipta dari Dragun Online, game yang dulunya ia mainkan. Di game itu Bobby adalah orang yang paling terkenal sebagai Support dan menjadi salah satu dari 10 Pillar Men. Dia sendiri dijuluki sebagai White Dictator karena kebolehannya untuk mengatur strategi perang.

Dia merasa kalau para pemain lain sangat berlebihan.

"Sudah tiga bulan sejak kami selalu bersama kalian, dan kami sudah mengundang beberapa orang yang dikenal secara luas, termasuk Banehollow," jelas yang perempuan, Natalie, dengan bersemangat.

"Tetapi, hari ini kami akan mendatangkan orang yang paling spesial dalam game ini. Mari kita sambut dengan meriah, pemimpin ZetaVirus Corp cabang Indonesia, Elric Thohir!"

Seorang pria dengan tubuh yang sedikit lebar dan botak memasuki ruangan itu. Setelah mengucapkan salam, pria itu pun duduk. Sorak-sorak penonton masih belum berhenti sampai akhirnya Natalie berbicara mengenai Wyburn.

"Jadi, Pak Elric, apa yang bisa anda katakan mengenai Wyburn Online?"

"Ah, begini, Natalie. Seperti yang kami katakan sejak pembuatan Wyburn, kami dari ZetaVirus tidak menganggap kalau kami menciptakan sebuah game. Melainkan sebuah dunia baru, dunia dimana manusia bisa merasakan hal yang tidak pernah mereka rasakan. Kami juga sudah memastikan kalau seperti Dragun Online, Wyburn dapat menjadi penghasilan utama pemain. Bahkan lebih mudah dari Dragun."

Bobby menaikkan alisnya. Ia masih ingat ketika di Dragun Online, untuk dapat menghasilkan uang caranya adalah menjual equip-equip yang kurang ajar langkanya. Itupun palingan sang penjual mendapat 25 juta untuk mendapatkan item yang kemungkinan adanya hanya ada satu diseluruh Dragun Online. Bagaimana mungkin Wyburn bisa lebih mudah?

'Aku mencium ladang uang,' batin Bobby.

"Ah.... Kami juga sudah mendengar hal itu dari Banehollow. Dia sudah menghasilkan 10 juta dari waktu tiga bulannya bermain. Itupun karena dia sibuk mengurus Guild miliknya makanya dia kesusahan mencari uang."

Bobby kembali dilanda kebingungan. Banehollow. Orang yang dikenal sebagai pemain terbaik Indonesia di Wyburn Online. Ia sudah sering mendengar namanya dari orang-orang tempat kerja ia dulu. Mereka juga berkata kalau sejak bermain Banehollow sudah mempunyai party, yang berarti besar kemungkinan kalau tidak ada pembagian jarahan, Banehollow sudah mendapatkan 60 juta.

'Bangsat. Aku saja main 2 tahun cuma dapat 100 juta. Itupun udah ala nolep.'

Bobby tersenyum puas. Sepertinya ibunya sendiri sudah menonton berita seperti ini dan mendengar sendiri kalau dari Wyburn Online bisa mudah dapat uang. Mendengar hal itu, Bobby sendiri harus mencari tahu apakah itu benar.

Dan dia juga sudah gatal karena tidak bermain game dalam waktu yang lama.

Bobby lalu berjalan ke meja belajarnya. Disitu, ada sebuah benda berbentuk seperti goggle berwarna hitam metalik. Dia pun mengambilnya dan membersihkannya dari debu yang lengket lalu menggunakannya.

"V-Goggle, sudah lama sekali ya sobat."

"INTO THE V! WYBURN ONLINE!"

...

"Selamat datang di Wyburn Online." Suara feminin yang robotik mengisi telinga Bobby, yang mana sekarang ia hanya berada di sebuah lingkungan putih polos tanpa adanya apapun.

"Character Creation."

"Diterima. Apakah anda ingin menggunakan karakter dari Dragun Online? Anda hanya akan membawa data-data pribadi saja, sementara yang lainnya akan ditinggalkan."

"Ya," jawab Bobby dengan cepat. Ia bisa merasakan wujudnya berubah. Rambutnya yang berwarna hitam berubah menjadi putih. Sementara itu, pakaiannya yang masih jas berubah menjadi baju coklat berlengan pendek dan celana panjang krem serta sepatu kulit.

"Dimana anda ingin memulai?"

Bobby terdiam sejenak. Ia mendengar kalau game ini tidak terlalu berbeda dengan Dragun Online. Pasti ada beberapa tempat yang namanya sama.  "Revere."

"Diterima. Selamat datang, Ringo. May the wyvern burn your way."

...

Ketika Ringo membuka matanya, ia bisa melihat pemandangan yang sangat luar biasa. Kota dimana dia sekarang berada, Revere, adalah kota yang berbentuk setengah lingkaran yang berukuran cukup kecil. Tetapi, banyak pemain yang memulai disini karena tempat penting yang satu dengan yang lain berdekatan.

'Baiklah. Pertama, nyari class.'

Sebelum Ringo berjalan lebih jauh, ia menerima sebuah notifikasi. Ia pun menekan notifikasi itu dimana dia melihatnya dan tab [Wyburn Shop] pun terbuka. Berbeda dengan toko lain yang menggunakan uang, [Wyburn Shop] adalah toko untuk para sultan yang menggunakan mata uang khusus, [Wyvern Crystal], untuk membeli senjata, bahkan skill dan job.

Ketika tab itu terbuka, Ringo disambut sebuah gacha yang bertuliskan [Login Pertama! Spin Gratis Untuk Job Rahasia!]. Ringo menaikkan alisnya. Dia juga menerima ini di Dragun Online, dan  dia hanya dapat senjata yang bisa digunakan ketika level 100. Senjatanya memang berguna ketika ia memijak level itu, tapi dia membutuhkan waktu beberapa bulan untuk mencapainya.

Dengan santai pria itu menekan [Spin 1x]. Sebuah animasi seperti slot machine muncul dihadapannya. Slot itu pun berhenti para sebuah kalimat yang membuat Ringo terbelalak. Dia tidak membaca apa-apa saja yang mungkin dapat dari gacha itu, tapi dia tidak terlalu menyesal atas kejutan unik ini.

[Selamat! Anda mendapatkan skillbook: Breath of Wind Art!]

Dengan kecepatan cahaya, Ringo melihat informasi skillbook itu. Skillbook adalah sebuah buku yang dapat memberikan penggunanya skill. Di game ini, tidak seperti game MMO kebanyakan, skill hanya bisa didapat dari skillbook, diajari, ataupun diberikan. Tidak dapat dipelajari sendiri dengan latihan, latihan, dan latihan. Kemungkinan besar begitu, karena sejak Dragun Online sistemnya begitu.

Sungguh aneh memang ZetaVirus Corp melakukan ini.

[Breath of Wind Art

Syarat: Pengguna lv. 50>

Deskripsi: Skillbook ini akan memberikan penggunanya Skill Art: Breath of Wind

Harga jual: 1G]

"Masih saja barang-barang gacha dijual 1 gold. ZetaVirus aneh bener." Meskipun ia mengatakan demikian, Ringo bisa merasakan kepalanya menjadi pening melihat syarat dari skillbook itu. Level 50. Bukan sebuah pekerjaan yang mudah mencapai level itu. Ringo membuka tab statusnya untuk melihat kemampuannya.

[Ringo Lv. 1

HP: 300/300
SP: 30/30
ATK: 3
DEF: 3

STR: 3
AGI: 3
INT: 3

Skill: -]

"Ampas." Ringo pun mulai berjalan, mengingat-ingat hal yang pertama kali dia lakukan bermain Dragun Online. Ya, setelah mendapatkan class, sih. Tapi, karena ini game yang berbeda mungkin saja hal yang berbeda juga banyak.

Kota Revere. Itu adalah salah satu dari sekian banyaknya kota untuk memulai game disini. Ringo bisa melihat kalau bangunan-bangunan yang diberi label 'Center' ada pada jarak yang cukup dekat, yang berarti kalau kondisi kota ini tidak terlu berbeda dengan saat di Dragun Online. Bangunan itu tidak terlalu besar, tetapi luasnya seperti sebuah gym untuk pribadi yang lengkap.

Ringo tidak tahu bagaimana gym yang lengkap, sih.

Pria berambut putih itu mencari satu persatu bangunan yang dia inginkan, dan ia dengan mudah mendapatkannya.

Support Center.

"Nostalgianya gak kelawan sumpah." Ringo memasuki tempat itu, dan ia hanya bisa melihat beberapa orang yang lesu. Ketika mereka melihat pria itu, wajah orang-orang itu langsung bercahaya penuh harapan. Ringo sudah menyadari apa maksudnya itu, sama seperti ketika ia bermain Dragun Online.

'Yang milih Class Support jumlahnya keterlaluan dikitnya.'

"Hai, tuan! Apakah anda ingin mengambil Class Support?!" Suara resepsionis tempat itu malah terdengar seperti memaksa. Ringo hanya bisa memberikan senyuman canggung sambil mengangguk pelan.

"Ya," jawab Ringo. Dengan cepat ia digiring menuju tempat untuk memulai tesnya, [Testing Area]. Nama yang cukup biasa. Disana, Ringo disambut seorang wanita yang tidak terlalu jauh berbeda dengan resepsionis tadi.

'Sepertinya para NPC yang tidak terlalu penting seperti mereka tidak diberikan variasi wajah yang banyak.'

"Ah, kau adalah orang yang ke-1073. Aku terlalu bosan sampai menghitungnya." Ringo terdiam sejenak. Seribu. Itu bukan angka yang kecil seharusnya. Mendapatkan seribu pemain support bahkan sudah lebih baik dari Dragun. Ketika Ringo membuka mulutnya, ia langsung dipotong.

"Class Fighter sudah mendapat pemainnya yang ketiga juta semalam."

Pertanyaan Ringo sudah terjawab sebelum ia sempat menanyakannya.

"Baiklah, aku kemari memang ingin menjadi Support. Mohon kerjasamanya." Ringo membungkukkan badannya. Melihat hal itu, wanita itu, sang pelatih, melakukan hal yang sama. Wanita itu kemudian menjetikkan jarinya, dan ada NPC lain membawakan sebuah meja ke hadapan Ringo. Di atas meja itu, ada sebuah tikus dalam keadaan yang sekarat.

[Rat: Lv. 1

HP: 1/100

Status: Poison]

"Sembuhkan tikus ini dan tambahkan HP-nya pada saat yang bersamaan. Aku akan memberimu tiga skill, kau bisa memilih untuk menggunakan yang mana." Poison. Itu adalah status yang berarti seseorang terkena racun. Jika kena, HP seseorang sedikit demi sedikit akan dikuras sampai tersisa 1. Ini karena di game ini, mungkin, ada sistem [Last Hit]. Itu berarti yang mendaratkan serangan terakhir yang berhak mendapat uang, EXP, dan sebagainya. Kan tidak lucu jika monster-monster besar seperti Raid Boss atau Event Boss tidak menjatuhkan equip langka karena racun, bukan?

[Anda mempelajari Minor Heal]

[Anda mempelajari Antidote]

[Anda mempalajari Sacrifice]

Ringo menaikkan alisnya. Sacrifice? Di Dragun Online, itu adalah skill untuk mengorbankan diri demi menyembuhkan target sampai HP dan SP-nya penuh beserta menghilangkan status debuff-nya. Skill yang cukup bagus bagi mereka para tanker, tapi masalahnya untuk menggunakan skill ini SP-nya juga tidak main-main. Yang berarti tentu saja Ringo tidak bisa menggunakan skill ini.

"Minor Heal!" Tikus itu langsung saja melompat dan pergi ketika mahkluk itu menyadari kalau tubuhnya menjadi bugar. Pelatih itu membuat sebuah siulan kearah Ringo.

"Kau tahu, kau adalah pemain kedua yang tahu untuk langsung menggunakan Minor Heal. Aku cukup terkesan." Mata Ringo langsung terbelalak mendengar ucapan wanita itu. Sangat kecil kemungkinan kalau dari 1073 pemain, yang berasal dari Dragun Online hanya dia dan satu orang lagi.

Ringo mengangguk pelan kearah pelatih itu sebagai tanda untuk melanjutkan. 'Aku tidak ingin tahu siapa itu.'

"Baiklah, kau menyelesaikan tes pertama. Sebagai orang kedua untuk berhasil menebak skill yang harus digunakan dalam sekali coba, aku memberikanmu ketiga skill itu. Biasanya aku tidak memberi Sacrifice, jadi berterima kasihlah." Ringo hanya mengangguk sambil mengucapkan terima kasih. Tetapi, dalam hatinya ia merasa sedikit jengkel. Ia langsung membuka tab [Skill] untuk tahu apakah ada yang berbeda dari Dragun.

[Minor Heal Lv.1

SP untuk menggunakan: 5

Deskripsi: Pengguna akan menyembuhkan 100 HP target. Ada 15% kesempatan untuk dapat menyembuhkan Debuff lemah.

Skill Exp: 0
Untuk naik level: 100

Cooldown: 10 detik]

[Antidote Lv.1

SP untuk menggunakan: 10

Deskripsi: Pengguna akan menyembuhkan Debuff lemah dari target.

Skill Exp: 0
Untuk naik level: 500

Cooldown: 5 detik]

[Sacrifice Lv.1

SP untuk menggunakan: 15000

Deskripsi: Pengguna mengorbankan dirinya untuk mengembalikan HP dan SP target menjadi penuh serta menyembuhkan segala Debuff. Jika pengguna memiliki Buff, Buff juga akan diberikan kepada target. Pengguna hanya akan kehilangan Level ketika menggunakan skill ini.

Skill Exp: 0
Untuk naik level: 10

Cooldown: 36 jam]

"Sejauh ini yang berbeda hanya pemberian Buff dengan Sacrifice. Sisanya masih sama dengan Dragun Online," ucap Ringo santai. Ia tidak mempermasalahkan pandangan bingung yang ia terima dari pelatihnya. Pelatih itu kemudian mendeham pelan.

"Sepertinya kau telah selesai mempelajari skill-mu. Sekarang, kurasa sudah waktunya latihan kebolehanmu dalam pertarungan. Kau akan dimasukkan kedalam sebuah simulasi pertarungan dengan skill-mu sekarang." Ringo langsung menerima notifikasi. Ia tersenyum lebar melihat notifikasi tersebut.

[Quest: Class Support

Deskripsi: Latihan simulasi langsung untuk melihat kebolehan pendaftar.

Syarat berhasil: Dapatkan minimal nilai A dari pelatih.

Berhasil: Menjadi Class Support dan mendapatkan skill Support baru secara acak.

Gagal: Tidak ada.]

"Oke, aku terima!"

...

AN: Oke. Jadi begini. Aku tidak menyangka kalau sebenarnya cerita mengenai game VRMMORPG itu sangat menarik. Hero Saga membuka mataku soal itu. (Yes, go read that book. Worth it.)

Kali ini, seperti Death Incarnate, aku akan berusaha untuk membuat karakter utamanya tidak OP. Mungkin ini akan lebih mudah, mengingat Ringo hanya Support. Aku juga sudah punya sedikit gambaran mengenai bagaimana aku melanjutkan cerita ini. Kurang lebih aku akan... ehem, mengambil inspirasi dari beberapa cerita fantasi yang kubaca, tentu saja Hero Saga salah satunya. Kemungkinan besar kalian sudah mengetahui kemiripan chapter ini dengan Hero Saga udah sangat besar.

Tapi, tidak seperti Death Incarnate yang ceritanya agak... vulgar? Kemungkinan Wyburn Online tidak. Kalau ada, cerita ini langsung jadi Mature. Oke?


Jangan lupa vote, comment, dan krisarnya ya. Let your heart burn your way in Wyburn Online.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro