Revengeful No More

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"GRRRAAAAAAAAHHHHHHHH!!!"

Suara Lake Drake awalnya sudah besar, tapi kali ini menjadi lebih parah. Suaranya terdengar bercampur dengan suara bayi dan pria tua, menciptakan sebuah distorsi yang menyiksa telinga. Ringo, Shiori, dan Killa harus menutup telinga mereka.

"Suara macam apa ini?!"

"Gah! Suaranya...!!!"

"Ini game genre MMO apa horor, sih?!"

Untung saja teriakan itu tidak lama, tapi yang hanya sebentar itu serasa sanggup menghancurkan indra pendengar. Ringo harus menggoyangkan kepalanya beberapa kali agar pendengarannya kembali normal. Dan ketika kupingnya terasa nyaman, sebuah kejutan yang tak mengenakkan dihadapinya.

"Gehe..." Seolah menghina Ringo, Lake Drake yang sedang dalam mode murka itu sudah berada dihadapannya dengan sebuah senyuman bagai orang gila di wajahnya. Hidung tajam si penunggu danau berada di atas para pemain. Hanya butuh satu gerakan untuk menenggelamkan mereka semua. Sang Acolyte tak tinggal diam, ia menarik Cerberus Mace dari balik pinggangnya dan menghantamkannya ke wajah itu.

[-27]

"Oh, sh--"

"Bunny Legs!" Kedua gadis yang satu kapal dengannya mengaktifkan Skill loncat mereka, meninggalkan Ringo sendirian ketika hidung Lake Drake mengayun kearahnya. Meskipun memiliki AGI yang cukup, refleks yang ia miliki tidak cukup cepat untuk menghindari serangan tiba-tiba si Boss Monster.

"UGH!"

[-872]

Ringo beserta kapal yang dinaikinya dihantam tanpa ampun oleh Lake Drake. Gelombang setinggi tsunami yang tercipta dari serangan itu bagai testimoni betapa tak siapnya mereka melawan Boss Monster yang sedang marah.

"Tapi, aku tidak akan berhenti!" Ringo yang tenggelam dengan cepat mulai berenang di dalam air, mencari jarak dari Lake Drake. Sebuah bar baru muncul dibawah HP-nya yang sedikit demi sedikit menurun. Bar Oksigen, menentukan seberapa lama ia bisa bernapas dalam air. Jika habis dan masih menyelam, maka HP yang akan berkurang. Dalam situasi seperti ini, dia harus memaksakan dirinya.

"Volley! Searing Arrow!"

"Regengait!"

Hujan panah dan air mulai ditembakkan kearah si penunggu danau. Kali ini, dengan mudahnya Lake Drake menghindari kedua serangan para pemain. Tentu saja Shiori dan Killa terkejut, tapi lawan mereka tak memberi sedikitpun waktu. Ia langsung meluncur kearah kedua pemain yang tak bisa melakukan apapun di udara.

"Apa kau punya rencana, Killa?!" Teriak Shiori. Killa hanya menarik panahnya, lalu mengarahkannya kearah temannya. Tentu saja sang Revenger menatap Killa kebingungan dan takut.

"Ringo pasti tahu caranya melawan mahkluk ini." Killa menembak Shiori, menjauhkannya dari dirinya sendiri. Tentu saja Shiori tidak mengerti apa yang terjadi pada awalnya, tapi beberapa detik berikutnya ia langsung tahu apa maksud dari temannya.

CRUNCHHHH

Lake Drake, Boss Monster dalam mode Enraged yang mereka lawan, melahap Killa hidup-hidup.

"KILLAAAAAAAA!!!!!!!!!"

Meski berada puluhan meter di atas permukaan bumi, teriakan mengerikan Shiori terdengar bagi Ringo yang sedang menyelam. Tapi sang Acolyte tak mengalihkan pandangannya kearah si Revenger ataupun yang namanya diteriakkan. Ia berenang ke permukaan danau, mengambil napas dan melanjutkan perjalanannya ke daratan tanpa menyelam.

"Minor... Heal...!" Aura hijau yang cukup dikenalnya mengitarinya, menambah HP-nya dalam jumlah yang cukup sedikit pada situasi seperti ini. Ia hanya bisa mendecak lidah dan meratapi nasibnya dalam hati.

"Aku tak bisa melakukan apapun di situasi ini!"

Di sisi lain, Shiori membiarkan dirinya tercebur ke dalam danau, sebuah panah menancap pada bahunya. Meskipun dirinya berada dalam air, tak sedikitpun ia berusaha untuk menggerakkan tubuhnya. Pemandangan mengerikan yang dilihatnya terputar secara berulang-ulang pada penglihatannya.

Sahabatnya, di dunia nyata maupun di game, dimakan secara utuh dihadapannya tanpa ada hal yang bisa ia lakukan.

"Hentikan..."

Suara dari gigi Lake Drake menggerus tubuh Killa terulang-ulang di telinganya.

"Sudah... cukup..."

Wajah Killa yang masih tersenyum meski tahu apa yang terjadi pada dirinya selalu mengisi penglihatannya.

"Kumohon..."

Dan pada penglihatannya itu, ia bisa melihat Killa berusaha menciptakan sebuah kata yang membuat Shiori gila.

Tolong.

"Hal ini... harus berhenti!"

[̴̧̨̛̥̠͉̱͎̬̫͕̘̍̂̏͊͊͂͑̂̀͗̇̈́̓̑̅́͝͠ͅL̶̦̱̹̭͉̭̥̂̅̍͌̏̅͂̄̑̑̓́͑͂̉͛̈̔̒̊̍͘͝i̵̧̟͇͈͂͒́̌̋̾̿̀̆͛̽̌̍̃̄̓͛̃̀͗̄̅́̆͘͜͝m̵̨̧͕̭̙̦̭̳͈̰͍̮̱̠͖̺̤̪͓̟̠̜̏̎̒̿̇̂̊̍̽̆̍̉́̌̏͘͘͝͠͠͠i̸͕͛̆ṯ̵̛̹̬̟͈͎̙͉͚̠͚̐͆̐̈́͌̈͊̿̊̋̈́̕͠ ̴̧̧̡̛̭̹̼̣̻͕͈͔̬̻̭̲͓̃̑̿͊̈̅̏̈͒͗̾̿̅́̈́̾̋͂͠͠ͅḆ̵̻̳̪̙͆̓͒͒̀̅̈́̓͊̌̅̆̃̊͐͗̈́͗́́͒͐̀̈́̚̚͝ṛ̴̢̖̬̗͈̭̖̗͇̫̹̩̩͇͍̱͙̠͖̼̿̂̊͆͊̋͒̽̽̈͗̈́̉̆̇̚͘ę̴̩̤̳̹͉̟͉̅̒͜a̷̡͇̳̤̜̳̲̘̠̼̺̫̣̣͑̿̐̆̅͋̆̄̐̒̍̾̇̉̍̽͒͋̽̔̚̕͝͠ͅk̸̡̻͕͇̖̙̻̮͓͕̰̩͖͔͉̜̹͓̘̥̋̉̄̽̒̔͋̎͑͜͜ͅ ̷̢̨̝͈͎̥̮͓̲͗̇̅̃̈́̈́̕̕͝r̶̨̛̯̳͓͓͕̈́̄̍̐͆́͌͂̔̊͝ͅe̸̛̠̦̖̮̪͙͌̍͑͌͒͛̋͌̉̃̂͛̓͒̄͑͂́̏̓͌̍̍̚ͅq̷̱̲̟̘̲͈̣̳̩͉͍̩͖̞̰̖̙̕͜ͅͅư̸̢̢̺̥͔͕͈̩͓͇̠̯̪͎̻͍͈͈̼̯͕͉͓̫͓̭̅͒͆̿̉̓͊́͗̓̅͌̒͛̓̿͆͘͘͠ͅị̵̲̈͐̌͂̀̇̓̾̊̇͒̕̕̚͠͝͝r̶̰͇̗̝̗͓̖͍̹̚ͅe̸͙͇͔̘̤͙̜̲̠̲̟̫̜̘̿̄̆̐͑̽́̔̈́̇̿̕͜͝m̶̢̛̞̼͍̗͈͓̤͉̳̲͕̱̦̝͑͒̍̐̋̅͊̈͂̒̀̾͛͌̈́̑̅́̊͛̎̚͘͝͝͝e̸̲̯͇̺̤̮̱̤̣̺̜̟̟̖͎͕͔̣̬͖̣̔̅͐̎̄͌̏͆ǹ̸̛̙̮̺̱̲̫̳͕̣̲̤̩̣͚̩͔̙͖̭̺̮̺̽̉̆̓͆͊́͗̓̓̏͆͠t̴̨̧̡̬͖̳͖̻͖̼̗̹̲̥̮̱̭̣̮̬̹̟̭̙́̽̌̆̊̊̽̇̒̌̉̅͆̐̾̒͛̍̚ş̶̢̥̜̥̯̮̙̌̕ ̸̧̢̥̗̙̹͕͔̣͕̭͚̮͔͚͊͆̽̋͜͜m̵̢̨̧̡̡̛̼͇̬̗̹͙͍̗̯͍͍͔̖̬̎̈́̉̈́ę̵̛͋̃̓͛́͌͗͗̓̆̓̑́̆̏̾̌̀͋̏̓͐͊̈́͂̔̎ẗ̴̨̢̢͉̫͓̯̻̣͖̳̳̳̬͔̲̜̤͂͌́͋̏̃͑̐̓̂͒͛̀͂͗̚̕̕͝͠͝͠
̵̢̢̠̤͍͉̭̤͔̤͔̱͕͔̺̭̖̜͆̀͆̂̐̌̀́̐̐̊̍͘͜͝L̷̡̡̧̛̞̺͍͔̤͉͍̜͙̘̝͈̗̥̦͉̤̋̀͐ḭ̴̢̢̢̤̥̳̤͙̼̱͇̟͕̬̱̳̘̺̋͌̾̽͒̀́̈̈́̇͆͜͜͝͠m̴̼̬̙̺̬̳̜͕̺̎̓̾̆̀̂̀͌͌̉͗̀͝ḯ̸̪̫̲̥̮̟̮͔̺͂̏̓̕̚ͅt̴̖̖̤̘͒̆̉͐̐̄̂̄̓̐͛ ̶̡̧̥̻͕̣̺͕̙̤̻̫̞͇̣͙̘̤̃̏̑̑̄̏͆̎̊̀̎͌͛̊́B̷̤͓͇͖̺̰͓̼͖͔̼̓̔̾͆͋̀̃̔̃̋̄̎͋́̄̎̈́̏͒͐͛͐͊̚͜͝͝r̶̢̤̲͎̲͓̯̠̦̩̳̬̟̝̘͕̖̙͉͉͖̈̓͜e̶̢͚̟̳͔̱̼͈̪̟̿̊̈̑̔̆̈́̇̆͝͠͝ȧ̴̧̢͖̜͎̰̈́̂̾̅̂͒̈́̿̿̅͒̕k̸̨̡̳̦̩̩͎͉͍̲̦̬̲̺̠̫̥̞̥͓̞̲͓̜͕̪̫̅̂͂̐:̷̧̢̤͉͙͖̱͕̣̳̝̣̪̙̬̲̞̲̓̀̔̑̎̃̅̾̃̆̓̔͛͠͝͝͠ ̶̘̪̠̖̖̣̙̗͚͚̯̐͑͂͊̈́̃̋̅̈́̈́̀̅͊͆̑̚͝A̸̝̥̖͑̋̀͑̃̒̇̆̆̌̒̂̚ş̴̧̡̥̪͎͓̦͈̙̟̤̺͖̦͈̭̼̻̦͈̩̥͇̭̼̖͋̆͐̎̇͗́̈́̏̍͗̉̀͘͠t̸͈̥̩̺̘̻̼̠̘̹̼̝̥̐͛̍̀̈́̀͆̓͌̂͂̒̌͆͗͠͝r̷̛̩͓̩̰͓̗̰̈̚͜ͅȁ̷̳̦͍̠̳̫̬͕͎͈̜̮͙͐͛̑͗̓͛̃͊̽̏̽͌̎̚͠͝ͅͅl̶̨̞̘̤̳̜̘̟̩̩̘̦͕̄̈́̓̿̈̔̎̿̔́̃͒̿͛͛̍͐̿̕͝ ̵̬͎̟̥͔̲͖͈̮͖̗̲̻̬͍̯̭̝͖͈͕͚͑̐͌͒̋̕̕̚ͅP̸̛̼͇̲̯͖̩̜̉́͜h̶̹͓̠̥͙̭̮̦̜̠͉̭̰̳̓̓̒̊̔̍̓̎̿̿́́͆͊̈͑͋̊̑̕̕͜͜͝ͅā̵̡̳̻̺̤͙̻̜̩̐̓͛̉͊͂̀͛̑͜͠n̷̛̠͓͈̙͎̼̭̣͈̜̖͎̰͔̰̝̻̔̍̌̾̔̏̐̏͑̄̈̆̐̈́̇̐̑̚͝͝͠͝t̵̢̛̗̲͎͍͇̘̬̭̥̬̮̪́̽̂̆̈́͛̓̓̉͗̚͜͠a̷̢͈̠̰̱̬̤̫̱̬̼̞̼̥̲̟̫̹̻̿̋̃̒͌̑̒͌̈̕͜͝s̵̡̘̦̱̣͉̠͔̞̖̗̮͛̃̇̃̈̌͛̉́̈̀̉̑̀̍̀̆̋̀̌̏̈́͛́̚͝ͅm̸̢̹̽͗̿̀͆̐̂̿̇͂̅͐̒͑͂̃̈͑͐́͛̅̚̕͘͠͝â̶̡̨͇̖̩̠͇̠͇͖̜̱͔̦̌͒̽̃̋̉͝g̴͖͇̦̈́̉̽͆ͅǫ̴̛͔̼̺̰͎̼̯͕̻̟̪̩̰̒͛̐̓̉̒̽́̋̅̿́̌̓͂̚r̵̡̡̛͚̜̤͎̙̓̇̈̈́͊̊̑̉͐͐͑̊̄̐͗̈̐̒͘̕̕͝͠͠͠͝͝i̵̜̣͖̖̺̳̭͕̓̑̈̑͆́̏̂͆̈́͂̑̋́̓͛̆͐̂̂̅͘̚͝͝ą̶̘͉͙̥͉̖͈̟̆̀̉͐̄͝ ̷̧̪͔̗̭̪̪̰̬͙̱̲̞͙̲̱̻̪̳̣̣͛͋́̑͜͜ͅã̴̡̢͚̱̩͍̙̰̗͍̝͉̳̮̫̙̖̯͕̈̃͒̂̀̒̀͐͗̿̏̑̓̔̾͐̔͑̀̉̄̄́͘͜͝c̵̛̳̜̦͙͍̺͓͉̠̜͇̗͕̹̠̳̭͖̃͗̒̒͊͊͘͜͝q̴̰̾͒͐̐̒͂͐́̀̈̃̽̄̓͛͐̎͑͒͘̚ų̸̨̧̯̬͓̺̹̜̼̓̾̀͐͑̉̿̀̓͊͌̆̄͋̊͋͂͋͗̔́̈́̌̍̾̔͝͝ỉ̶̧̨̛̼̩̞̬̹̣͔͔͔̣̼̖̟̠͇͇͔̤͉̦̞͚͛̾̉͐̋́̓̍͜ͅr̸̨̛̜̞͔͍̥̤̯̠̘̹͕̬̞̖̠̖̜͎̰̻̥͖̘̊̑͂́̈́͆͛̊̓̌̅̍͑̋̒̊͘̕̕̕͜͝͝͝͠ȩ̷̙̞͕̯̻̝́͗ḍ̷̳͈̬̺̹̥̳̜̈́̅͂͐̆͐͊̾͋̀̅̅͐̽͌͆̎͂̋͗̚̚͜]̷̺͖͍̗̣̥̲̜͓̰̰̼̙̮̫͉̯̜̪̖̥̣̳̥̭̍͒̀̊̀̂͂͊͜

Sebuah lingkaran sihir raksasa berwarna hitam muncul di dalam danau. Ringo yang melihat hal itu langsung sadar apa yang terjadi dan membalikkan pandangannya. Lake Drake masih mengunyah sesuatu di dalam mulutnya, dan sekali pandang sekilas ke nama yang ada di sudut penglihatannya ia tahu apa yang dimakan sang Boss Monster.

"Wow. Game yang sungguh hardcore. Dan aku pun selamat karena Limit Break orang lain." Ringo menghela nafasnya. Meskipun kali ini ia bersyukur di selamatkan Limit Break, tapi ia tidak menyukainya. Jika hal seperti ini berlanjut terus, yang terjadi malah dirinya dan para pemain menggantungkan nasibnya pada hal yang tidak lebih dari sekedar keberuntungan belaka. Entah apa pikiran ZetaVirus membuat fitur seperti itu, tapi ia akan menggunakannya seminimal mungkin.

"[Limit Break: Astral Phantasmagoria]!" Entah bagaimana caranya Shiori bisa berbicara dalam air. Tapi tak ada seorang pun yang memikirkan hal itu, bahkan dirinya sendiri sekalipun. Pandangannya yang samar di dalam air tiba-tiba menjadi sebersih kaca transparan, menunjukkan Lake Drake yang sedang melahap makanan di mulutnya dengan bahagia. Sang Revenger merentangkan tangannya kearah si Boss Monster.

Dari dalam lingkaran sihir dibelakangnya, muncul beberapa figur raksasa dengan bentuk yang menyeramkan. Mahkluk-mahkluk itu sebesar setengah dari lingkaran mereka muncul. Tubuhnya hanya terdiri dari kain-kain hitam yang mengikuti terpaan air dan sepasang tangan berwarna violet yang menggenggam sebuah sabit yang sepanjang badan Shiori. Jumlah mereka ada tiga belas.

Mereka semua meluncur kearah Lake Drake. Sang Boss Monster yang menyadari keberadaan kelompok mahkluk halus itu langsung menciptakan awan-awan hitam di langit. Sebuah pemberitahuan muncul di hadapan Ringo dan Shiori, pemberitahuan mengenai Rain of Thunder. Tapi mereka berdua tidak memedulikannya dengan alasan yang sama.

Sepuluh detik terlalu lama untuk Lake Drake menyelamatkan diri.

Ketiga belas mahkluk dunia lain, dengan sabit diangkat tinggi, membentuk sebuah lingkaran di sekitar Lake Drake. Dengan instan sebuah lingkaran putih dengan tengkorak raksasa ditengahnya muncul, mengekang seluruh pergerakan Lake Drake yang mencoba kabur. Semua monster panggilan Shiori mengarahkan tubuhnya kearah si Boss Monster-- bukan, lebih tepatnya ke lingkaran yang mereka ciptakan.

Dan dari situ penjagalan pun dimulai.

Tanpa ampun, tanpa henti, tanpa kasih, ketiga belas mahkluk halus menyayat seluruh bagian tubuh Lake Drake dengan tebasan yang membabi buta. Lake Drake hanya bisa mengeluarkan suara yang membuat tangisan anak anjing yang ditabrak mobil terdengar seperti melodi Beethoven. Lingkaran yang mengekang si Boss Monster mulai berubah warna dari putih menjadi merah darah sedikit demi sedikit dari bagian luarnya, seolah menunjukkan tingkat kekejian dari mahkluk yang dipanggil dari Limit Break Shiori.

Sang Boss Monster, Lake Drake, yang sanggup mengalirkan listrik ke danau Lindbeck yang begitu luas sehingga memerlukan notifikasi khusus dari sistem permainan, kini tidak lebih dari sampah yang ada di tempat pembuangan akhir.

"Ya Tuhan.... ZetaVirus sudah gila...." Ringo tak sanggup menatap pemandangan keji yang terjadi dihadapannya. Ya, ia membenci Lake Drake karena menyakiti Sonia. Ya, ia tidak akan pernah memaafkan monster danau itu. Dan ya, bahkan ia sendiri pun tahu kalau disiksa seperti itu tidaklah perkara yang menyenangkan. Dia sendiri yakin jika ia bisa melihat darah tanpa harus menggunakan Ritual Knife, seluruh danau Lindbeck pasti sudah menjadi merah.

Meskipun hanya sebentar, Ringo merasa kalau ia menyaksikan kejadian dihadapannya selama bertahun-tahun. Tak terlihat apakah mahkluk-mahkluk misterius itu akan berhenti, atau Lake Drake akan mati dan menjadi butir-butir cahaya.

"Benar juga. Lake Drake belum mati. Mungkin tubuhnya lebih kuat dari yang kubayangkan. Sip, waktunya kembali mendekat." Dan seorang pria kembali menyelam, tak memedulikan suara gemuruh awan. Sementara itu, Shiori sendiri sudah menghilang. Di-Ban selama satu hari karena penggunaan Limit Break.

Akhirnya, lingkaran putih dibelakang Lake Drake berubah menjadi merah seluruhnya. Disaat itu pulalah ketiga belas mahkluk halus berhenti. Mereka mengangkat sabit mereka pada saat yang bersamaan. Lalu, pada saat yang bersamaan pula, sebuah sayatan terakhir mereka landaskan.

SHRIEEEEEEKKKKKK

Dengan instan mahkluk-mahkluk panggilan Shiori menghilang, tapi lingkaran pengekang yang mereka ciptakan masih bersinar mantap di belakang Lake Drake. Entah apa yang memulainya, lingkaran merah itu mengeluarkan cahaya merah muda terang yang menyelimuti si monster danau. Warna cahayanya kemudian berubah menjadi kuning, lalu merah, kemudian jingga, setelah itu ungu. Dan perubahan warna tersebut semakin lama semakin cepat, menciptakan sinar warna-warni di sekitar tubuh besar Lake Drake.

Lingkaran itu pun meledak.

"GGGGGGGGGGGRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!!"

...

"Terima kasih, tuan Owen, karena sudah menjagaku."

"Terserahlah. Aku hanya terkejut ada pemain yang membeli budak. Aku akan bertemu orang ini dan teriakan itu sepertinya adalah tanda untukku. Jaga dirimu baik-baik. Aku tidak ingin melihatmu pingsan di rumahku, Sonia."

...

Ringo sudah sampai dibawah Lake Drake dan hal yang ia lihat bukanlah hal yang menyenangkan. Tidak, bukan karena Lake Drake disiksa lalu diledakkan. Hal yang lebih menyeramkan baginya yang mengetahui betapa OP-nya Limit Break setelah menonton video Cosmic Flower.

[BOSS: Lake Drake Lv. 24

HP: 127 / 3084

Status: Enraged]

"Bagaimana caranya kau masih hidup?! Apalagi setelah ledakan itu?! WHAT THE ****!" Ringo tak sanggup lagi menyembunyikan keterkejutannya. Meskipun yang dilawannya adalah Boss Monster, bukan berarti mahkluk ini adalah baja. Tapi setelah diserang dan dicincang seperti itu, setidaknya siapapun pasti mati, kecuali Benzenea.

Namun faktanya, sang Lake Drake masih sanggup mengeluarkan tatapan mengancam kepada Ringo. Lake Drake yang tadinya cukup tinggi dari atas permukaan danau kini hanya sanggup melayang beberapa meter saja. Ringo memperhatikan wujud monster itu dari dekat. Ia bisa melihat semacam aliran listrik di sekujur tubuhnya. Sang pemain kemudian menyadari sesuatu yang benar-benar tak biasa. Langit sudah tidak ditutupi awan hitam, melainkan cerah seperti biasa.

"Dia menggunakan petir dari Rain of Thunder untuk melindungi dirinya?!" batin Ringo muak. Tapi tidak lama kemudian petir yang ada di sekujur Lake Drake menghilang, menyisakan monster danau yang kelelahan.

"Oh, terserahlah! Ini sungguh bodoh! Dragun Online tidak separah ini susahnya!" Meskipun dirinya mencaci maki takdir sial yang dihadapinya, Ringo masih mengangkat Cerberus Mace-nya. Ia membuka taring salah satu kepala serigala senjatanya, lalu melemparkannya ke tubuh Lake Drake. Bahkan orang bodoh pun pasti tahu kalau si monster danau tidak punya banyak energi lagi melihat kondisinya yang mengenaskan.

[-36]

"Tiga kali pukul lagi!"

Meski berpikir demikian, Ringo tidak menyukai hal yang ia lihat. Sang Lake Drake menatapnya lesu, tapi tanduk pedangnya tetap menciptakan aliran listrik. Sang Acolyte mengalihkan pandangannya kearah tongkat kebesarannya yang menancap agak jauh darinya. Seharusnya, ia bisa melompat dengan cepat untuk meraih senjatanya. Namun dirinya tidak yakin apa ia bisa mendorong tubuhnya dari dalam air.

Tentu saja si monster danau tidak memberikan waktu banyak kepada si pemain.

"GRAH!"

Sebuah raungan singkat menjadi penanda bagi Ringo untuk segera mencari cara menyelamatkan diri. Sang Lake Drake mengangkat hidungnya, mengarahkannya ke air danau di dekat si pemain. Dalam interval waktu singkat yang dimilikinya, Ringo memutar otaknya dengan kecepatan maksimum. Sebuah kilasan singkat pada bekas tebasan besar yang ada di bagian bawah tubuh si monster laut membuatnya mengeluarkan senyuman.

Bertepatan dengan turunnya kepala Lake Drake.

BLAAAARRRRRRRRRRRR

...

...

...

"Hah! Kupikir aku akan mati."

"GRAOH!!!!!"

[-47]

Ringo benar-benar merasa mempermainkan takdir. Tongkat sihir yang ia dapatkan dari si penjual budak ditancapkannya ke tubuh Lake Drake lalu menggantung pada benda itu. Karena panjangnya hampir menyamai tinggi tubuhnya, cukup mudah untuk menggapai bagian tubuh sang monster danau. Ia harus berterima kasih kepada Shiori karena mahkluk panggilannya menebas bagian bawah tubuhnya juga.

Meski jarak dirinya dengan Cerberus Mace cukup jauh, ia merasa tak perlu menggunakan senjata itu.

"Makan nih!"

[-1]

[-1]

[-1]

Dengan satu tangan melingkari tongkat sihirnya, tangannya yang satu lagi ia gunakan untuk meninju tubuh Lake Drake. Ringo tetap menghantamkan tinjunya kepada si Boss Monster tapi dia menyadari ada hal yang tak beres. Setelah serangan petir darinya, sang penunggu danau tak sekalipun melancarkan serangannya sekali lagi. Tapi ia tak memedulikannya, tinjuan masih sibuk ia lancarkan.

"Grr... graoh..."

Suara lemas si monster danau memasuki telinga Ringo. Ia mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara, dan ia hampir tak percaya apa yang ia lihat. Pemandangan itu membuat sekujur tubuhnya lemas seketika, kehilangan adrenalin dan amarah yang tadinya ia lampiaskan kepada sang monster.

"Kau... menangis...? Hah...?" Wajah Lake Drake berada cukup dekat dengan Ringo yang masih menggantung pada bagian bawah tubuhnya. Ekspresi yang tak wajar diberikan sang Boss Monster kepada si pemain, ekspresi yang menunjukkan ketabahan. Tapi sang Acolyte bisa melihat jelas tetesan air mata yang mengalir pada pipi emasnya. Ringo membuka mulutnya, tapi suaranya tercekat pada tenggorokannya.

Lake Drake hanya menggeleng pelan, lalu mengalihkan matanya dari si pemain. Mahkluk itu mencabut Cerberus Mace yang tertancap pada badannya, memberikannya kepada pemiliknya kembali.

"A... apa...?" Senjata pertamanya hampir saja ia biarkan terjatuh begitu saja melihat sikap Lake Drake yang jauh dari kata 'Enraged'. Ringo menatap si monster danau tak percaya. Ia tak mengerti apa yang sedang terjadi. Tangannya menggenggam erat Cerberus Mace tapi matanya tidak pernah meninggalkan sosok monster yang menyerang budaknya. Dirinya masih tak ingin percaya apa yang terjadi.

Namun semua penolakan dalam dirinya kemudian sirna.

"Astaga, Tuhan...."

Lake Drake menggeser kepalanya, menunjukkan pipinya kepada Ringo.

"Grash..."

Suara lemah itu menusuk sanubari Ringo. Hanya ada satu alasan simpel mengapa hal itu bisa terjadi. Alasan sederhana bagi mahkluk hidup yang tersiksa sedemikian rupa sampai seluruh tubuhnya penuh luka. Betapa tersiksanya mahkluk itu saat ini, sampai suaranya hanya terdengar seperti anak ayam yang tersesat. Matanya memancarkan kepedihan, yang anehnya pada saat yang memancarkan penyesalan terhadap sesuatu. Tapi tekat yang kuat... atau lebih tepatnya pendirian yang mantap sudah ia pastikan ketika melakukan gerakan itu.

Dia ingin mati.

"Maafkan aku. Kau lawan yang kuat."

[-38]

Sebuah ayunan singkat, bahkan tak bisa dikatakan ayunan maupun serangan. Namun dengan hal begitu saja sebuah notifikasi muncul dihadapannya.

[Selamat! Anda telah mengalahkan Boss Monster, Lake Drake!

EXP: +10000
Gold: +5000

Item:
- Shipsbane Sword
- Egg of the Lake]

Ringo tidak peduli akan notifikasi itu. Matanya hanya tertuju pada lawannya. Tak seperti monster biasa yang mati secara instan menjadi kepingan cahaya, tubuh Lake Drake sedikit demi sedikit terkikis. Kikisan tersebut melayang menuju angkasa, mengambil bentuk bola cahaya yang menyerupai kunang-kunang. Ringo masih sempat menatap wajah sang Lake Drake ketika tubuhnya mulai terpecah. Sebuah senyuman ia berikan kepada si pemain. Senyuman tulus dan bangga.

"Limit Break, ya. Aku tak menyangka akan menjadi korbannya. Tolong jaga anakku, ya?" Suara yang sangat berbeda dari teriakan Lake Drake ia ucapkan kepada Ringo. Memang ia tak mengenal suara itu, tapi dari nadanya saja ia sudah mengerti apa maksud dari si Boss Monster.

Sebuah permintaan. Dari seorang ibu yang akan meninggalkan anaknya.

Ringo tak sanggup menahan air matanya untuk mengucur. Ia telah membunuh seorang ibu, meski si wanita mengganggu budaknya. Tapi tetap saja, dirinya benar-benar merasa hancur. Hal seperti itu, belum pernah ia rasakan sebelumnya.

"Aku... tak... merasa... menang...."

...

"Aku tidak percaya kau menangisi mahkluk itu, tuan."

Ringo menatap Sonia datar. Pria itu hanya menyeruput teh hangat dalam genggamannya sebagai jawaban.

"Tuan, mohon--"

"Sudahlah, dik. Jika kau ingin menginterogasi tuanmu, nanti saja ya? Jangan di rumahku." Ringo masih belum melepaskan pandangannya dari mahkluk yang berbicara. Tubuh humanoid-nya bergerak dengan cukup lihai membuat secangkir teh. Manik peraknya tak sedikitpun melirik minuman yang sedang ia buat, melainkan fokus kepada Sonia. Rambut oranye miliknya yang panjang ia ikat gaya ponytail ia biarkan mengayun ke kiri dan kanan bersamaan dengan kepalanya. Bajunya yang terlihat seperti baju pemula tapi dengan sedikit pernak-pernik disana-sini malah membuat Ringo semakin curiga tentang mahkluk itu.

Ditambah kupingnya yang runcing dan dadanya yang bidang.

"Ah, tuan Owen, maafkan aku."

"Aku juga maaf. Bagaimana caraku memanggilmu?" Sonia menatap Ringo ketakutan. Si pemain mengembalikan tatapan bawahannya dengan alis yang dinaikkan. Sebelum Ringo bisa menanyakan apa yang dipikirkannya, suara teko yang dihantam memindahkan fokus mereka berdua kepada sumber suaranya.

"AKU SENANG KAU BERTANYA! NAMAKU ADALAH U.N. OWEN! PANGGILANKU ADALAH OWEN! DAN JOB-KU BUKANLAH JOB RENDAHAN SEPERTI KALIAN! AKU ADALAH BUKTI DARI KERJA KERAS, DEDIKASI, DAN KEDISIPLINAN! AKU, PENGANUT PAHAM THE YELLOW SECT DAN ANGGOTA BARONG GARUDA, TELAH MEMILIKI SALAH SATU JOB YANG PALING DIINGINKAN!"

"..."

"..."

Menurut Ringo, orang ini pastinya memiliki Job Revenger dan berlevel tinggi. Mengapa? Karena salah satu Advanced Job Revenger yang diinginkan mayoritas, Grim Reaper, bisa dicapai ketika berlevel minimal 90. Ringo belum banyak menemui pemain berlevel tinggi, jadi ia hanya bisa berasumsi seperti itu. Namun dia sadar apa yang terjadi sehingga mau tidak mau ia hanya ikut saja dalam drama bodoh orang yang bernama Owen itu.

"Oke, apa Job-mu ini?"

Oh, betapa salahnya asumsinya.

"BAIKLAH! AKU ADALAH PEMILIK DARI SALAH SATU SPECIAL JOB, CHRONO CONTROLLER!"

...

AN: Oke. Aku akan jujur pada kalian. Aku tidak merencanakan Lake Drake memiliki anak ataupun bisa berbicara. Kenapa kubuat?  Ringo. Itu saja hint yang akan kuberikan.

Yup. Ini cerita MMORPG. Dan yup, aku juga membuat Special Job seperti kebanyakan cerita lain. Kalian pasti berpikir kalau aku ingin memberikan Special Job ke Ringo. Jujur saja, ya. Sekitar 100 chapter dari sekarang. Special Job tidaklah spesial jika didapat mudah, terima kasih banyak.

Ini adalah terakhir kalinya kalian akan melihat Limit Break dalam waktu dekat. Aku sudah cukup muak dengan diriku yang selalu mengandalkan Deus Ex Machina. Alasan 'In-Universe'-nya akan kuberikan di Next Chapter.

Jangan lupa vote, comment, dan krisarnya ya. Let your heart burn your way in Wyburn Online.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro