catch the brightness pt.2

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


"KENMA ANJIR YG BENER BEGO!"

Terushima celingukan kanan kiri sambil nyorot tiap pojok lorong kali aja kenma lagi mojok memikirkan nasip. Tapi nihil, ia tidak melihat pemuda puding itu dimana-mana.

"Ken... Kenma lu dimana...?"

Rasanya pengen nangis, walau masih di sekolah tapi dekorasi lorong ini gak kaleng-kaleng. Yang ada kepala gantung sampe replika kunti pun ada di pojokan. Plis ini para manejer sempet apa bikin semua ini dalam semalem?

"Kenma lu mana bangsat jangan ngadi-ngadi ngapa..."

Terushima mencoba menenangkan diri, ia menarik napas panjang agar tidaj terlalu panik. Mendadak mulutnya di tutup oleh sebuah kain.

"Sssttt.... Tidur dulu ya nak..."

Bruk

Terushima terjatuh pingsan. Seseorang dengan jubah hitam merah menyeringai senang. Yang lain cuma menangkap Terushima dan menggendongnya seperti karung beras.

"Emang pake obat tidur di perbolehkan Yak?"

"Ini bukan obat tidur, ini kaos kakinya Oikawa."

".... Kapan lu ngambilnya....?"

Ting ting ting....

"Pasangan Yuuji-Kenma telah gugur..."

Osamu dan Futakuchi saling pandang, mereka kehilangan bestie mereka lagi, ya ampun. Dari tadi entah sudah berapa orang yang gugur di permainan survive ini.

"Masih semangat Sam?"

"Masih sih, cuma laper aja."

"Bisa-bisanya laper jam 3 pagi."

Osamu dan Futakuchi kembali berjalan sampai mereka menemukan sebuah pos lagi, disana hantu yang menjadi pemandu mereka tadi ada disana.

"Selamat datang di pos kami..."
.
.
.

"Pertanyaan pertama..." Sakusa dan Hinata keringat dingin, di pos itu sangat pengap. Ditambah dengan atmosfir tidak mengenakkan dari hantu yang duduk di meja.

Mereka menunggu pertanyaan pertama di berikan, hantu itu berkata bahwa mereka bisa lewat jika bisa menjawab tiga pertanyaan.

Jika tidak bisa menjawab mereka akan gugur disitu.

Menjawab satu gugur.

Menjawab dua, salah satu orang harus di korbankan.

Manjawab 3 lolos.

Tentu saja Hinata dan Sakusa tidak ingin gugur atau terpisah.

"Pertanyaan pertama: buatlah sapaan 'selamat pagi' dalam 4 digit angka."

Hinata mengerutkan kening, demi apa baru mulai udah harus berurusan dengan angka. Ia melihat ke Sakusa yang lagi mikir keras.

"Waktu kalian 10 detik lagi.."

Sakusa buru-buru mikir, gimana caranya bilang selamat pagi pake angka?!

Dia mikir.

Hinata ikut mikir. Mendadak Hinata inget pesan dari Natsu yang lagi nginep di rumah neneknya, jdi dia cuma sendiri di rumah. Dan kalau gak salah Natsu ngomong sesuatu...

"Iya bukan sih? Biarin lah bambank jawab aja dulu waktunya bentar lagi abis."

"J-jawabannya 0-8-1-0?"

(0810 itu dibaca O-Ha-I-O atau Ohayo)

Kedua hantu itu diam, kemudian mengangguk. "Benar."

Sakusa natep Hinata gak percaya, pengen nanya kok bisa, tapi pertanyaan kedua langsung dateng.

"Jika sebuah benda berada di jarak 45 cm di depan cermin, dan jarak bayangannya adalah 90 cm, maka berapakah panjang jari-jari kelengkungannya? Jelaskan dengan cara,"

Hinata cuma bisa melotot, dia ketiduran di pelajaran ini, padahal baru minggu lalu di bahas. Harapan satu-satunya ada pada Sakusa.

Sakusa keliatan lagi menghitung di udara. Anak Fisika nih bos.

"Diketahui:
s = 45 cm
s' = 90 cm

Ditanyakan:
r = ?

Maka:

= 1/s + 1/s' = 1/f
= 1/45 + 1/90 = 1/f
f = 2/90 +  1/90
f = 3/90
f = 30 cm

Jari-jari = r = 2.f

Maka:

2.30 = 60 cm

Jawabannya jari-jari sama dengan 60 centimeter. Itu pelajaran kelas 10 gw masih hapal."

Hantu-hantu itu terlihat kesel karena Sakusa sempet sombong.

Lalu hantu itu pun memberi satu pertanyaan lagi, pertanyaan terakhir.

"Apa yang lebih pahit dari harapan palsu?"

Hinata dan Sakusa : "biji duku!"

Alhamdulillah ya, mereka berhasil melewati pos hantu itu. Dengan hasil yang memuaskan.
.
.
.

Yamaguchi duduk di kelas kosong yang emang dijadiin sebagai tempat istirahat disitu ada minuman biar dia gak aus, yang nyediain tentu saja Yachi. Dia gak mau ayangnya haus saat dikejar-kejar.

Ting ting ting

"Pasangan... Pasangan... Pasangan... Pasangan... Telah gugur..."

"Ya ampun, sepertinya kak Iwa dan kak Yaku yang seharusnya memenangkan permainan ini..."

Yamaguchi selonjorin kaki, dia gak pake selop kek tuan putri beneran kok, malahan dia nyeker. Biar gak kedengeran juga langkah kakinya. Lagian juga peserta game pada nyeker karena gak sempet ambil sepatu.

Dari luar kelas dia denger suara sayup-sayup orang ngobrol.

"He... Jadi dari pada ngejar lu milih buat nyari persembunyian si cahaya?"

"Hn, biar lebih gampang juga kan?"

Yamaguchi buru-buru make lagi jubahnya biar gak keliatan. Ia takut kalo ada yang masuk ke kelas itu.

"Percuma deh Kur, semua kelas di kunci keknya."

"Ada beberapa yang engga Suga-chan, kamu gak sadar?"

"Sadar apanya?" Tanya Suga pada Kuroo, mereka kan berpasangan ye. Kuro menunjuk pada gagang pintu yang bercahaya sedikit.

"Kalau disenterin ini gak keliatan. Tapi kurasa si cahaya gak pake senter karena biar gak gampang ketahuan. Lagian pas kita liat dia, bajunya udah glowing, atau mungkin dia bawa senter tapi dipakenya sesekali doang."

"Iya teruskan detective Homeless..."

"Gw punya rumah ye_- nah coba matiin senter yang kau pegang." Suga mematikan senternya. Menuruti perintah Kuro. "Nah biasakan pandanganmu di kegelapan, dan kau bisa lihat."

"Setan?"

"Bukan>:("

Suga membiasakan pengelihatannya, saat ia bisa melihat setidaknya siluet-siluet pintu atau kursi dan meja, ia memberitahu Kuro.

"Cek gagang pintu ini."

Suga mengerutkan kening. "Ini... Cat fosfor?"

"Tepat. Dan kelas ini terbuka. Itu artinya seseorang menandai kelas yang tidak terkunci dengan cat fosfor untuk sang cahaya bersembunyi. Aku sudah melihat beberapa. Kupikir hanya ketidak sengajaan, tapi itu terlalu janggal untuk sebuah tidak sengaja."

Suga mengangguk mereka berdua memasuki kelas tempat Yamaguchi yang lagi bersembunyi. Saat mereka masuk Yamaguchi memilih bersembunyi dibalik meja guru. Yang dekat dengan pintu keluar.

"Suga-chan, liat aku benar bukan?" Kuroo menunjuk akua gelas yang berada di meja.

"Akua gelas..."

"Kemungkinan orangnya masih disini, yang paling mencurigakan tentu saja loker alat kebersihan dan meja guru." Ucap Kuroo gampang, keknya bocah suka main detektif-detektifan.

"Aku cari di loker."

"Oke gw di meja." Yamaguchi udah deg degan duluan, untung Kuroo lupa nutup pintu kelas. Kuro semakin dekat, tinggal semeter dari meja.

"Lari aja anjir!"

Yamaguchi langsung ngibrit keluar kelas, secepat kilat sampe bisa dikira kunti.

"SUGA ITU ORANGNYA!"

"APE?! KOK GAK LU TANGKEP?!"

.
.
.




Tbc maap kalo akhir akhir ini pendek ya, soalnya...

Bagaimana menurut kalian dengan pekan ulangan yang nantinya akan disusul oleh pekan PTS?

Geezz dakara gomenne

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro