Sakusa Kiyoomi

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Warning!

Chapter kencan akan menjadi chapter yang panjang dan banyak foto! Jadi kalian harus sabar bacanya ya!

Jangan nyider! Vote dan komen dong, nanti aku kasih lope!


Pagi ini lelaki bertahi lalat jejer itu menyetrika bajunya sambil menyenandungkan lagu panah asmara. Jarang-jarang hari libur begini manusia sok bersih bernama Sakusa Kiyoomi ini bangun dengan keadaan ceria. Keganjilan itu membuat sepupu tercintongnya yang mengintip dari sela pintu kamarnya keheranan.

"Tu anak kenapa kok keknya seneng banget. Udah kek mau ngajak jalan mba crush." Gumam sepupunya sambil berlalu ke dapur.

Tebakan anda tidak salah Komori Motoya. Seorang Sakusa ini memang pengen ngajak crushnya jalan, bedanya crush Sakusa ini bergender 'mas' bukan 'mba.' Sakusa mengantung bajunya gantungan dan menoleh ke jam dinding, masih jam delapan kurang dan dia sudah hampir siap. Ia keluar dengan kemeja putih menemukan Komori sedang mengunyah sarapannya di dapur.

"Cie mau kencan." Goda Komori sambil menaikkan alis. Sakusa senyum-senyum gak jelas. Reaksi yang diluar nalar itu membuat Komori menjatuhkan tempe gorengnya. Jangan-jangan sepupunya kerasukan.

"Liat ibu gak Mot?" Tanya Sakusa sambil menarik kursi di depan Komori. Sakusa pun nyemilin tempe goreng.

"Tante ke pasar sama nenek. Pake nasi dodol, ini lauk." Sakusa tidak mengindahkan kalimat kedua Komori dan lanjut nyemilin tempe. "Mi lu denger gak sih?"

"Iya ibu ke pasar sama nenek, tempe itu lauk makannya pake nasi."

"Nah, makannya pake nasi sana."

"Malas."

"Lu pagi-pagi jangan bikin erosi deh Mi. Kalau kurang lauk gue males goreng lagi tau gak?"

"Yaudah nanti gue goreng sendiri."

"Oke, kompor meledak lagi gue gak ikut-ikutan ya."

"Iyaa... walau pasti nenek bakal nyalahin lu juga karena gak ngelarang gue." Sakusa akhirnya ngambil nasi. Emang beliau ini gak bisa masak, sama kek Atsumu. Untung mereka udah putus. Kalau engga gimana rumah tangga mereka nantinya? Ini bukan book SakuAtsu. Kita gak bakal ngebahas mereka lebih lanjut.

Sakusa makan sambil membayangkan apa yang akan mereka lakukan nantinya. Lagi-lagi dia mesem-mesem membuat Komori semakin yakin kalau sepupunya ini kerasukan. Komori menghela napas, "masih dedek ijo Karasuno?" Tanyanya.

Sakusa melirik, ia mengangguk. "Emang siapa lagi? Mau ganti-ganti gitu?"

"Yah... kan gue kira Atsumu gitu." Jawab Komori. Sakusa menggeleng. Dia dan Atsumu benar-benar sudah pisah rupanya. Sakusa selesai makan dan meninggalkan Komori di meja makan.

Sementara kita tengok Yamaguchi yang sedang memegang mangkok berisi air dan sendok. Ia membuat teru-teru bozu yang diterbalikkan agar hujan turun sambil membenturkan sendok ke mangkok membuat bunyi-bunyi berisik. Sang bapak yang lagi minum jus jambu keheranan melihat tingkah anak jaman sekarang.

"Kamu ngapain nak?" Sang bapak penasaran.

"Manggil ujan pak." Jawab Yamaguchi singkat padat dan sulit dimengerti. Bapak Yamaguchi geleng-geleng. Kelakuan anaknya ini kadang diluar nalar, padahal kata perkiraan cuaca semalam saja hari ini cerah sampe malem. Tapi yang membuatnya penasaran adalah kenaoa mendadak anak semata wayangnya itu manggil hujan? Apakah sebenarnya anaknya ini adalah katak yang panggil hujan karena takut dimangsa oleh ular?

Bukan ular sih tapi ferret. Ferret item fari Itachiyama.

"Kalau ujan nanti gak jadi kencan dong nak?" Nampaknya beliau ini sudah tau kalau Tadashi akan kencan dengan 15 manusia secara bergantian.

"Iya justru itu niat saya pak. Hadeh."
.
.
.

Yamaguchi menyerah manggil ujan, disinilah dia duduk di stasiun yang dijanjikan oleh Sakusa. Ia memainkan gawainya karena gak tau harus nunggu sambil ngapain. Sakusa berjalan dengan sedikit tergesa, memang belum waktu janjiannya, Yamaguchi juga tau itu, mereka baru akan naik kereta jam 10:00. Lagi pula ia tidak akan marah jika Sakusa datang lebih telat 5 menit dari waktu janjian. Yamaguchi adalah pemuda yang sabar. Meski kalau kesabarannya habis dia bisa mengamuk duluan sebelum anak krakatau gede.

Sakusa mencari Yamaguchi, ia menemukan pemuda hijau itu duduk di pager sambil makan roti O.

Ah...

Betapa manisnya...

Sakusa tidak bisa membayangkan bertemu dengan Yamaguchi pagi-pagi dan hanya untuk dirinya seorang. Nikmat duniawi yang tidak akan pernah dia lupakan. Yamaguchi mengenakan jaket pink yang membalut kaos putih dan jeans hitam. Sangat memanjakan mata untuk Sakusa yang kalo hari libur cuma liat ibu-ibu berdaster depan komplek sama sepupunya yang biasanya cuma kutangan, kecuali kalau kak Iizuna dateng baru deh hoodian.

'Yamaguchi pake warna pink lucu banget sksksksk'

Sakusa menyapa Yamaguchi dan ikut duduk menunggu kereta. "Udah nunggu lama?" Tanyanya lempeng meski di dalam masker ia nahan nyengir.

"Engga kak, aku dateng kesini jam 9.35." Yamaguchi melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 9:40 masih ada lima menit sebelum jam janjian mereka seharusnya. Yamaguchi memperhatikan Sakusa lekat-lekat.

Sakusa dengan dandanan casual macam oppa oppa koriya memancarkan aura ganteng sampe banyak gadis-gadis cekikikan ngeliat dia. Pada gatel tuh kayaknya. Oke Yamaguchi akui kalau Sakusa emang ganteng apalagi bagian tahi lalat dua butirnya itu. Sakusa memakai kemeja putih dan celana kain hitam, udah kayak orang mau PKL gitu kan item putih bajunya formal banget kek mau lamar kerja. Lengan bajunya digulung 3/4 ia juga membawa sweter buat jaga-jaga dingin, apalagi ini februari. Di Jepang harusnya masih musim salju tapi kalau di indonesia ini musim pancaroba. Dan lagi ini kan latarnya di Jepindo, dengan ibukota Tokyokarta.

Yamaguchi sempat berpikir, ini orang ganteng banget sayang belok. Dia jadi kasian sama cewe-cewe di dunia ini yang hilir mudik nyari cogan sekalinya ketemu malah belok.

Tak ada obrolan di dekat mereka. Bukannya gak mau tapi Yamaguchi gatau mau ngobrolin apa sama Sakusa. Secara voli posisi mereka beda dan sangat berbeda jauh kelasnya, pelajaran, mereka beda angkatan, hobi? Hobi ya, kalau nanti Sakusa jawab voli kan pada akhirnya ke voli-voli lagi. Mau keobrolan yang lebih jauh nanti malah dikira mengundang. Serba salah.

"Btw kita mau kemana kak?" Tanya Yamaguchi, ohh akhirnya dia punya topik.

"Oh aku belom kasih tau ya? Yamaguchi suka ikan?" Tanya Sakusa balik, ditanya malah nanya balik. Kek cewe.

"Suka,"

"Paling suka ikan apa?"

"Kakap kali ya... enak diasem manis." Jawabnya polos. Sakusa pengen ketawa rasanya.

"Engga, bukan itu wkwkwkw. Maksudnya ikan hidup... apa kek hiu atau paus gitu." Yamaguchi ber-'ohh' ria dia kira masakan ikan gitu kan. Akhirnya mereka bisa mengobrol dengan luwes meski kadang ada ke kakuan. Efek jarang ketemu juga kali ya. Akhirnya Yamaguchi dapat menebak arah pembicaraan mereka. Sakusa pastinya ingin mengajak Yamaguchi ke sea world. Date spot yang lagi rame akhir-akhir ini.

Sakusa tersenyum di dalam maskernya, tangannya bergerak untuk membelai kepala Yamaguchi. Baru kena ujung jambulnya Yamaguchi langsung menangkap tangan Sakusa, menahan agar Sakusa tidak mengelusnya.

"Kenapa...?"

"Sebentar, ini baru ja 9:58 tunggu dua menit lagi baru boleh pegang-pegang. Sesuai jadwal kencan kita dari jam 10 sampe setengah 8, karena itu kak Sakusa cuma boleh pegang-pegang dari jam segitu."

"Emangnya kamu ini rental kareshi?!"

Sakusa frustasi, jangan-jangan Yamaguchi gak menganggap ini kencan beneran melainkan hanya sebuah tes untuk menguji siapa yang paling baik dalam kencan diantara 15 laki-laki... Eh, ada Yachi ya, yang nanti akan dipilihnya sebagai pendamping hidupnya.

Kalau misalnya memang begitu, Sakusa tidak menyerah. Ia pasti akan menjadi yang terbaik untuk Yamaguchi.

Dua menit berlalu, Yamaguchi melepaskan tangan Sakusa dan membiarkan yang lebih tua membelai rambutnya. Manik hitam Sakusa meneliti lekuk wajah Yamaguchi, secara wajah, bahu, tinggi badan dan postur tubuh Yamaguchi benar-benar laki-laki. Dengan tinggi segitu ia bisa saja membuat laki-laki lain iri, apalagi dengan adanya stamina yang terlatih akibat mengikuti ekskul olahraga.

Tapi kenapa anak itu keliatan uke banget???? Saya juga gak paham.

"Yaudah yuk kita berangkat." Sakusa menggandeng tangan Yamaguchi naik ke kereta, Yamaguchi mengangguk dan mengikutinya. Mereka duduk bersebelahan, mengobrol sambil berbisik mengingat saat dalam kendaraan umum kau tidak boleh berisik karena bisa menganggu penumpang lain, dan juga dilarang menggunakan telfon. Pake chat aja lah, jangan kayak ibu-ibu norak yang ditegur malah marah. Sok bener.

"Kak Sakusa tuh punya sodara kah?"

"Ada dua kakak kandung. Yang pertama cewe yang kedua cowok. Sama sepupu, Komori."

"Eh, kalian tinggal bareng kah??"

"Tepatnya satu keluarga nenek dari ibuku itu sedikit, makanya kita tinggal di satu rumah gede aja."

"Enaak yaa punya sodara, dari dulu aku pengen punya adek cewek."

Aku mau kok jadi adekmu maz
-y/n

"Kenapa gak minta aja?"

"Udah pernah, tapi kata ibuku 'telat lu mintanya' gitu." Sakusa tertawa kecil menanggapi percakapan mereka. Yamaguchi selaku yang lebih extrovert diantara mereka yang lebih menceritakan tentang dirinya sementara Sakusa menanggapi dan memberi pendapat sesekali.

Sampai seorang ibu-ibu duduk di sebelah mereka bersama dengan ibu-ibu lainnya membuat kursi kereta semakin sempit. Yamaguchi terdorong oleh ibu-ibu dan jarak antara ia dan Sakusa termakan sampai habis. Kini mereka bertempelan, Sakusa buang muka. Malu ges, padahal tadi juga udah gandengan.

"Sori kak, ibu-ibunya nyempit-nyempitin." Yamaguchi menangkupkan tangan di depan wajahnya dengan imut.

"Gapapa kok," ehh bangsat imut banget gak nahan sumpah pingin tak hiih

Sakusa mempertahankan wajah coolnya hingga mereka turun di stasiun tujuan. Tak butuh waktu lama, naik angkot sekali lalu jalan kaki sedikit sampailah mereka pada pada sea world.

Mereka membeli tiket masuk, Sakusa masih mempertahankan gandengannya pada Yamaguchi. Ini orang yang katanya germaphobic itu? Apa bagi dia Yamaguchi bersih sebersih hati anak yang baru lahir?

Yamaguchi terpesona dengan pemandangan bawah laut dari trowongan kaca. Sakusa ikut terbawa dengan ke excited-an Yamaguchi mengelilingi trowongan ikan tersebut.

"Yamaguchi sebelumnya udah pernah ke aquarium?" Sakusa menghampiri Yamaguchi dan menyesuaikan tempo jalan mereka. Yamaguchi terlalu gembira sampai ngacir sendiri.

"Eh.. pernah sih dulu pas masih kecil, ingatanku samar-samar. Foto-foto saat masih kecilku tertinggal di rumah lama saat pindahan... haa sayang banget." Jawab Yamaguchi dibalas deheman oleh Sakusa. Ia mengeluarkan kamera digital dari tas selempangnya

"Kalau begitu mau aku fotokan lagi? Sebagai kenang-kenangan hari ini." Yamaguchi mengagguk senang, ia banyak berfoto dengan ikan dan makhluk laut lain. Yamaguchi melihat -lihat fotonya. Tapi tidak ada satupun foto Sakusa.

"Pinjem deh kak." Sakusa memberikan kameranya dengan tanya. Yamaguchi pergi memanggil seorang mba-mba random dan meminta foto.

"Gausah aku gak suka difoto."

"Udah sini." Yamaguchi merangkul tangan Sakusa agar mendekat, dan meminta Sakusa untuk membuka maskernya. Mba-mba yang memotret mereka memberikan kembali kamera kepada Sakusa.

'Lucu banget sih kapelnya sksksks serasi banget Uwu'

Yamaguchi menatap mata Sakusa dengan tegas. "Gak ada artinya kalau kakak gak ikut foto. Kita lagi jalan berdua kak, bukan aku jalan sendiri."

Kalimat Yamaguchi membuat jantung Sakusa melompat dari tempatnya dan meninggal. Sekarang ia yakin 100000% dia mencintai pemuda hijau Karasuno itu.
.
.
.

Yamaguchi memjepret akuarium bundar yang mencuri perhatiannya. Akuarium cantik dengan angel fish berenang elok di dalamnya.

"Kak Sakusa mau kemana lagi?" Mereka keluar dari Tunnel dan berjalan tanpa tujuan.

"Hmm mau liat ubur-ubur?"

"Ubur-ubur?"

"Hn, bagus loh tempatnya." Sakusa memimpin jalan mereka ke tempat akuarium ubur-ubur. Cahaya warna-warni memenuhi ruangan gelap. Ubur-ubur berenang di dalam tangki kaca berlampu warna.

"Cakeep bangett Kak Sak ayoo foto-foto!" Yamaguchi mengeluarkan hpnya dan memasang kamera selfie. Hasil foto selfie mereka dengan ubur-ubur diunggah ke instagram Yamaguchi. Mengundang sejumlah komentar dari berbagai macam manusia.

Pasti para harem lagi panas-panasan.

Yamaguchi asyik melihat ubur-ubur sambil membaca jenis dan penjelasan mengenai ubur-ubur yang dilihatnya. Sakusa tak melepaskan senyum dari wajahnya.

Ia memotret Yamaguchi sebanyak yang ia bisa, tapi juga harus menyisakan memori card untuk wahana lainnya.

"Kak Sakusa menyarankan kesini karena suka ubur-ubur kan?"

"Hm, mereka lucu kan kayak jelly. Aku juga suka karena mereka gak punya otak."

"Yaa namanya juga jellyfish. Kakak suka ubur-ubur karena gak punya otak?? Alasan yang menarik." Yamaguchi terkekeh mengundang tawa Sakusa.

Sakusa melihat ke catatan kecil yang ia simpan dalam kantong celana. Yamaguchi melirik, ia sedikit menangkap tulisan yang tertera di kertas. Susunan acara sampai waktu yang ditentukan tertulis, bahkan ada acara pengganti jika salah satu darinya tidak dapat dilaksakan.

Yamaguchi merasa, kalau Sakusa pastinya sangat menantikan kencan ini. Bahkan sampai membuat rencana sedemikian rupa.

Yamaguchi tidak sejahat itu untuk menghancurkan rencana yang dibuat Sakusa. Ia memilih untuk mengikuti yang lebih tua dan menghargai apa yang telah disusun Sakusa sedemikian rupa.

"Kak Sakusa, habis ini apa?"

Sakusa melirik dan menyimoan kembali kertasnya. "Jam 14.30 ada pertunjukkan lumba-lumba, jam 14.40 ada pertunjukkan anjing laut. Karena jadwal keduanya bertabrakkan kita hanya bisa memilih salah satu. Kau mau nonton yang mana, Yamaguchi?"

"Hmm makan siang dulu kali ya, kalau kak Sakusa lebih suka yang mana?"

"Lumba-lumba sih,"

"Okee! Kalau begitu kita nonton yang lumba-lumba aja, ya. Nah ayo kak Sak, kita makan. Mau makan apa ya~?"

Yamaguchi berjalan duluan ke cafe yang disediakan. Sakusa lagi-lagi cengengesan.

'Kalau aku sih maunya makan kamu dek.'

Yamaguchi menyelesaikan makan siangnya, sementara Sakusa masih dalam tahap penghabisan. Sambil menunggu Yamaguchi memasang story wa dan ig parfait yang ia pesan untuk makanan penutup sangat manis dengan topping buah dan biskuit berbentuk lumba-lumba.

Yamaguchi juga memasang wajah komok Sakusa yang sedang makan, mengundang komentar ngakak dari beberapa oknum.

Sakusa juga setelah makan langsung mengambil kameranya kembali dan memotret Yamaguchi secara candid atau pun bergaya dengan latar belakang pemandangan dari lantai atas.

Romantis banget sumpah kek lagi pacaran beneran. Bikin iri aja.

"Kak Sakusa? Serius nih mau duduk di depan? Basah-basahan bisa bisa kita woi :)" Yamaguchi mendudukkan dirinya di sebelah Sakusa. Pertunjukkan lumba-lumba sebentar lagi akan dimulai, Sakusa yang biasanya gak mau kotor apalagi basah-basahan dengan anehnya duduk di kursi depan.

"Biar keliatan jelas Yam, kamera ini tahan air kok. Kalau takut basah gini. Masukin jaketmu ke tas, balut tasnya pake kantong plastik. Biar celanamu gak basah juga taro tas diatas paha."

"Kaosnya?"

"Aku bawa ganti kalau cuma kaos."

Penuh persiapan sekali... rasanya kayak semua ini sudah dalam rencananya.

Yamaguchi mengangguk dan mengikuti sarannya. Yamaguchi diberi kantong plastik untuk hp agar tidak terkena air. Ia pun memakainya dan memvidio pertunjukkan lumba-lumba.

Sakusa menolak ajakan Yamaguchi untuk berfoto dengan lumba-lumba. Bagaimana pun juga dia masih Sakusa yang jijikkan. Jadi lah Sakusa hanya memotret Yamaguchi yang dicium oleh lumba-lumba.

'Gini amat keduluan lumba-lumba...' batin Sakusa.

Seperti yang diduga, baju atasan mereka basah apa lagi Yamaguchi yang tadi sempat berinteraksi dengan ikan. Sakusa memberikan Yamaguchi kaos putih bergambar Tayo miliknya, namun Yamaguchi menolak. Bukan karena takut ngerepotin, tapi dia kepengen beli kaos official dari aquarium yang gambar lumba-lumba.

Yamaguchi mengikat jaketnya di pinggang, karena lumayan gerah seharian jalan. Ia asik memperhatikan ikan buntal. "Ternyata ikan buntal tuh kalo lagi gak terancam kurus ya?"

"Betul. Btw aku mau bagi cerita dikit tentang ikan buntal nih mau denger gak?"

Yamaguchi mengangguk mendengarkan Sakusa. Ini cerita tentang ikan buntal dan lumba-lumba. Yang dikemas kedalam sebuah cerita yang mengenaskan. Dalam ceritanya, semua ikan dipersonifikasikan.

Ikan buntal memiliki toxin atau bisa yang dapat membunuh ikan lain jika terkena duri mereka. Bisa tersebut ada pada duri mereka. Namun berbeda dengan lumba-lumba, lumba-lumba tidak akan mati jika terkena toxin ikan buntal. Bagi lumba-lumba bisa dari ikan buntal merupakan 'obat' yang bagus. Dan dapat membuat lumba-lumba excited karenanya.

Dalam cerita seorang anak yang merupakan personifikasi dari ikan buntal berteman dengan dua orang pemuda berambut keabuan yang merupakan personifikasi dari lumba-lumba.

Pada awalnya kedua pemuda itu mendekati si ikan buntal perlahan menjadi teman. Si ikan buntal yang selalu dijauhi oleh ikan lain karena toxin yang ia miliki merasa sangat senang akhirnya bisa berteman. Siapa sangka kalau kedua lumba-lumba itu mempunyai maksud lain.

Yamaguchi mendengarkan Sakusa bercerita. Ia bergidik ngeri ketika cerita tersebut sampai pada konflik.

"Apa yang terjadi pada akhirnya?" Tanya Yamaguchi penasaran. Tapi takut. Tapi penasaran.

"Ikan buntal yang kala itu langka, mereka kurung dalam rumah... ah mungkin bisa dibilang 'peternakan' kau bisa bayangkan sebagai ikan kau diternakkan oleh ikan lain. Untuk melestarikan kaum ikan buntal demi kepentingan mereka sendiri..."

"Uwah... seram, tapi dari pada seram lebih ke traumatis... kenapa kak Sak malah cerita yang serem-serem gitu sih?!"

"Hahahaha wkwkwkw, seru kan tapi?" Yamaguchi menggembungkan pipinya lucu. Sakusa gemas, di dalam aquarium, disisi gelapnya, hanya diterangi dengan cahaya dari dalam aquarium. Sakusa mendekatkan wajahnya pada Yamaguchi dan menggigit pipi gembung Yamaguchi.

"Jangan kembung begitu pipinya. Apa kamu sengaja minta di makan?" Bisik Sakusa. Yamaguchi segera menghindar, Sakusa terkekeh mendengar gerutuan Yamaguchi sembari berjalan.

"Ayo jalan lagi. Aquarium ini tutup jam 5 sore. Kita belum liat pinguin."

Jam sudah menunjukkan pukul empat sore. Selesai memberimakan pinguin Sakusa dan Yamaguchi pergi ke toko oleh-oleh.

Sakusa membelikan boneka lumba-lumba untuk Yamaguchi. Sebagai balasan Yamaguchi membelikan Sakusa boneka ikan buntal. Jika ditanya kenapa... Yamaguchi pikir dengan Sakusa yang menggigitnya tadi menunjukkan bahwa Sakusa suka ikan buntal. Sakusa menerima boneka itu dengan senang hati. Mereka terlihat seperti pasangan bahagia, keduanya saling berbincang seru ketika keluar dari akuarium 15 menit sebelum tutup.

Sakusa mengajak Yamaguchi makan malam di restoran yang ia sudah ia reservasi dan pesan tempat untuk dua orang pada jam enam sore sebelum akhirnya pulang ke rumah mereka.

Di kereta Yamaguchi dan Sakusa mengobrol sedikit sampai akhirnya Yamaguchi tertidur karena terlalu lelah. Sakusa menyenderkan kepala Yamaguchi pada pundaknya. Sakusa menyamankan diri menaruh kepalanya ringan diatas kepala Yamaguchi. Meski sudah malam tapi ia masih bisa mencium bau sampo dari helaian rambut kehijauan Yamaguchi.

Sampai di stasiun ia mengantar Yamaguchi sampai rumah pada lima menit sebelum jam setengah delapan seperti yang dijadwalkan.

"Hari ini, kau menikmatinya, Yamaguchi?" Tanya nya sebelum Yamaguchi memasuki rumah.

Yamaguchi mengangguk senang, menjawab Sakusa. Pada menit terakhir Sakusa mendekatkan wajahnya dan memberi kecupan manis pada bibi Yamaguchi yang tadi sudah didahului oleh lumba-lumba. Dia harap dengan ini Yamaguchi melupakan kecupan dari lumba-lumba dan digantikan oleh miliknya.

"Terimakasih untuk harinya, Yamaguchi."

Yamaguchi dengan pipi yang masih merona menjawab, "Hn, sama-sama kak Sakusa."

Sakusa melambaikan tangan pada Yamaguchi dan menghilang dari pandangan.
.
.
.

My Diary

Yamaguchi membuka buku diarinya dan mengambil alat tulis, membuat lettering diatas sebagai judul seperti yang biasa ia lakukan untuk memulai tulisannya. Dengan warna kuning dan hijau muda ia mulai menulis.

SAKUSA KIYOOMI - Institut Itachiyama - No. 10 - Wing Spiker

Tanggal: 18 February 2023
Lokasi: Aquarium

Dingin namun romantis, awalan kaku namun lancar sesudahnya. Tips: akrabkan diri, kau perlu membuatnya terbiasa. Cukuo merepotkan. Sangat teratur, terjadwal, terencana. Penuh persiapan seolah sudah bisa membaca apa yang terjadi kedepannya

Kecocokan denganku: tidak begitu cocok, aku menghargai rencana, namun terlalu sistematis cukup membosankan.

Sangat baik, tidak agresif, cenderung pemalu dan perlahan-lahan. Jokesnya kadang dark. Stylenya kece kayak oppa-oppa, tapi terlalu ganteng, gak cocok sama aku yang kentang.

Rating kencan hari ini: 85/100
Diatas KKM selamat kak Sakusa
Rating khusus untuk parfaitnya: 95/100

Menyenangkan sekali, terimakasih











Credit:
Referensi Aquarium: Shinagawa Aquarium https://www.japankuru.com/en/entertainment/e2412.html
Baju: pinterest
Lagu: Under The Sea | Miyu Irino (Sugawara Koushi)

"Kenapa gue musti nyanyi buat kencan rival gue sih bambang?! Heh author, kenapa gak gue yang jalan di aquarium sama Yama?! Kan kalo gitu jadi cocok banget tuh." - Suga

"Sori tadi gak kepikiran." - author

Maap baru update, searching objek wisatanya kelamaan sih wkwkw //ketawa tanpa dosa

BTW INI 3100 KATA

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro