25

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


"Sohyun!"

Sohyun mematung di atas kedua kakinya yang kaku.

Mengapa sulit sekali untuk bergerak? Saat itu juga Sohyun ingin lari kalaupun dia bisa.

Sayangnya, kedua kakinya tidak sinkron dengan perintah yang ada di otaknya.

Sohyun merasakan pelukan mendarat, melingkari dan mengunci tubuhnya yang membeku.

"Makasih.."

"Pak, lepas."

Sohyun berusaha keras melepas kedua tangan Taehyung yang memeluk rapat tubuhnya dari belakang. Tapi ia gagal.

"Makasih karena udah datang dan mengantarku pulang."

Datang dan mengantarnya pulang?

Lagi-lagi Taehyung membicarakan hal yang tidak jelas. Melantur. Ngawur.

Kapan Sohyun mengantarnya pulang? Justru yang gadis itu lihat adalah Taehyung bersama seorang wanita keluar dari dalam club semalam.

"Saya nggak ngerti maksud Bapak. Permisi, saya ada kelas sekarang!"

Sohyun berusaha melepas pelukan Taehyung sekali lagi, dan ini berhasil.

Taehyung membiarkan Sohyun pergi. Pandangannya mulai sayu, ia lirik punggung Sohyun yang perlahan mulai melesat jauh.

Aku tau Sohyun. Kau berpura-pura tidak peduli padaku, tapi semalam.. kau memperlakukanku dengan istimewa.

Aku jadi semakin menyukaimu.

.

.

.

.

"Woi! Mikir apaan sih?! Ngelamun mulu!"

"Itu, Chae.. Pak Taehyung. Dia sering ngomongin hal-hal aneh yang bikin aku nggak paham."

"Lo masih deket sama dia?"

"Nggak, bukan gitu.. Aku selalu ngehindar. Tapi nggak tau gimana, Pak Taehyung dan aku selalu aja ketemu. Walaupun nggak lagi di kampus."

"Ya udah, gue cuma khawatir sama lo. Bagus deh kalo lo mulai jauhin dosen itu. Pokoknya dengerin firasat gue. Dosen itu tuh nggak bener, dia kayak nyembunyiin banyak hal gitu dari lo."

"Aku bakal dengerin nasihat kamu kok. Tenang aja.."

"Masuk kelas yuk."

Sohyun memasuki kelasnya lebih dulu. Sementara Chaeyoung di luar, masih sibuk menelpon seseorang. Sepertinya hal yang serius.

Baru masuk melangkahkan kakinya ke dalam kelas, suasana kelas sudah gaduh.

Sohyun mendapat situasi ini lagi. Situasi yang sama ketika dulu berita buruk dan tidak benar tentangnya menyebar.

Tolong jangan lagi..

Gumamnya penuh resah.

"Hei, Sohyun! Bisa jelasin foto ini?"

Salah seorang teman sekelasnya mengajaknya bicara. Ia memberikan sebuah kertas berisikan foto. Tidak jelas, Sohyun pun semakin mendekat.

"Jadi, ini pekerjaan yang lo lakuin sama Pak Taehyung ketika malam hari?"

"Bener-bener pelacur!"

Sohyun tak kuasa menahan air matanya. Tangisnya pecah. Ia malu!

Ia malu bahkan pada hal yang tak pernah ia lakukan.

Ia pun berlari keluar kelas, mencari tempat yang sepi untuk meraung kesakitan. Sakit hati lebih tepatnya.

Kertas foto yang tadi ia pegang pun ia remas hingga tak berbentuk, lalu ia lempar sembarangan.

"Loh, Sohyun! Lo mau kemana? Kelas kan bentar lagi mau mulai?!"

Teriak Chaeyoung yang sama sekali tidak Sohyun gubris.

Namun, diam-diam.. Chaeyoung meloloskan senyuman sinisnya.

"Berhasil." Ucapnya kemudian.

***

Plak.

Tamparan keras mendarat di sebelah pipi Taehyung. Niatnya kembali ke kampus hari itu tertunda, sebab di luar pintu apartemen, sang papa telah menyambutnya lebih dulu.

"Jadi begini kelakuanmu? Papa percayakan perusahaan Papa sama kamu, Tae. Baru beberapa hari lalu Papa mengumumkan jabatanmu sebagai calon penerus SK Group. Tapi apa yang Papa dapat?"

"Ini!!"

Papa Taehyung melemparkan sesuatu ke wajah putra bungsunya.

Taehyung mendelik seketika mengamati isi kertas tersebut.

"Berita hubungan cintamu dengan mahasiswimu itu sudah menyebar kemana-mana! Dan... Foto ini paling memalukan!! Sejak kapan kau berciuman di area club bersama seorang gadis? Terutama itu mahasiswimu sendiri? Kau sudah gila, Nak!"

Tidak! Sohyun tidak boleh mendengar kabar ini! Bagaimana keadaannya sekarang? Aku harus segera ke kampus!

Taehyung menyesal harus mengambil barangnya yang ketinggalan di apartemen. Kalau saja ia lebih sensitif, ia pasti dapat mencegah kertas foto tersebut tersebar kemana-mana. Bahkan mungkin ia dapat mencegah agar Sohyun tak mengetahuinya.

"Taehyung!! Taehyung, mau lari kemana kau!! Taehyung!!"

"Dasar anak kurang ajar!!"

Teriak papanya yang tak ia hiraukan sama sekali. Di kepala Taehyung, bayangan Sohyun yang diolok-olok terus terputar. Ia sungguh tidak mau hal yang sama menimpa gadisnya sekali lagi.

***

"Kau psikopat ya?"

"Nggak, gue lebih suka disebut pembunuh berdarah dingin."

"Asal kau tau, keponakanku ini dia benar-benar kena sindrom penghianat."

Ketiga orang itu berkumpul di suatu cafe. Saling melempar tawa, tersenyum menanggapi kemenangan mereka.

"Lagipula, aku sangat terpukau pada akting kalian. Aku bahkan tidak menyangka kalau selama ini kalian lah dalang di balik penderitaannya. Dan kukira, kau temannya yang paling setia, Chae."

"Mana ada kata teman? Dia aja yang anggep gue sebagai teman. Tapi bagi gue, dia mangsa yang empuk buat dimakan."

"Dan aku penasaran, mengapa kau tega melakukan ini pada Sohyun? Apa dia menyakitimu?"

"Lebih tepatnya, dia nyakitin harga diri gue."

"Maksudmu?"

"Dia membuat gue iri. Dia selalu dapat apapun yang dia mau. Dia pintar, dipuji-puji, cantik, punya beasiswa, dicintai banyak orang.. sementara gue? Gue selalu terlihat tenggelam di sekitarnya. Orang-orang nggak pernah nganggep gue penting. Yang mereka tau, Sohyun lah gadis terbaik di kampus, padahal gue jauh lebih baik, cantik, dan pintar daripadanya."

"Oh.. masalahnya cuma rasa iri?"

"Kak Jihyo, gue seneng lo bergabung. Dan terima kasih atas foto berlatar club yang Kakak kirimkan semalam. Tapi, ngaku aja, Kakak sendiri juga ngerasa iri kan sama Sohyun?"

"Sohyun kan selalu dapet perhatian penuh dari Hanbin, cinta bertepuk sebelah tangannya itu. Ish.. menyedihkan."

"Ya, kau benar soal itu. Aku iri karena perhatian Hanbin padaku nggak pernah sebesar perhatiannya pada Sohyun."

"Dan aku paling nggak suka sama tampang Sohyun yang sok polos. Muka palsunya itu  yang bikin Hanbin nggak pernah percaya sama aku dari awal."

"Dia bahkan berani mutusin aku karena alasan aku terlalu posesif. Padahal, aku posesif juga karena aku takut kalau dia beneran suka sama Sohyun. Aku takut kehilangan dia."

"Yah.. dengan begitu kan lo jadi mau gue ajakin gabung Kak. Dan selamat, sekarang kita berhasil jatuhin si bodoh, Sohyun."

"Chaeyoung, aku mau tanya satu hal lagi."

"Apa?"

"Apa selama ini Pak Mark juga terlibat dalam memanipulasi nilai Sohyun?"

"Nggak cuma memanipulasi, tapi nilai Sohyun itu bener-bener hampir ngebuat dia tereliminasi dari kampus ini. Pamanku Mark memang yang terbaik."

"Makasih Sayang. Tapi jujur, kau keponakan Paman yang paling cerdik."

Sahut Mark, Paman dari Chaeyoung.

***

"Sohyun?!"

"Dimana Sohyun??"

Taehyung berlari kesetanan di setiap koridor. Ia mencoba menemukan gadis itu, namun tak kunjung ketemu juga. Meskipun banyak tatapan yang hampir menelan tekad bulatnya, Taehyung tak peduli!

Yang jelas, ia harus menemukan Sohyun untuk mengecek keadaannya.

"Sohyun?!"

Panggilnya sekali lagi setelah ia masuk ke dalam sebuah kelas.

"Aduh, nggak tau malu ya?"

"Masih aja punya muka buat nginjekin kaki di kampus."

"Nggak malu apa sama perbuatannya?"

"Gue penasaran, Pak Taehyung bayar Sohyun berapa buat sekali kencan. Atau mungkin— berkali-kali 'pakai'."

Mereka tertawa menghina Taehyung secara langsung. Baiklah, bisa dikatakan kalau kehadiran Taehyung di kampus itu sudah tak dihargai lagi sebagai dosen. Ia tak masalah!

Selagi dirinya masih waras, ia hanya bisa bersabar. Yang perlu ia lakukan adalah menemukan Sohyun. Tidak untuk mengubah fokus pada hal lain, termasuk meladeni para mahasiswa yang tak bisa menjaga mulut dan sopan santunnya itu.

Sementara, di dalam salah satu bilik toilet Sohyun menahan suara tangisannya keluar. Ia mendengar beberapa mahasiswi bergosip disana, membicarakan tentang dirinya yang tidak-tidak.

"Gue nggak yakin, kalau suatu saat Sohyun hamil itu adalah anak dari Pak Taehyung."

"Ya udah jelas gitu, mainnya aja ke tempat-tempat kotor. Pakai ciuman panas segala! Ih, jijik gue bayanginnya!"

Andai kalian tau, aku nggak pernah main ke club. Dan yang di foto itu bukan aku!!

Sohyun ingin sekali meneriakkan kalimat tersebut di depan semua orang. Sayangnya, pasti tak akan ada yang percaya.

Foto itu terlalu sempurna untuk dikatakan sebagai foto editan.

Sebenarnya, siapa wanita yang mirip sekali dengannya itu?

Wanita itu sudah jelas-jelas merusak nama baik Kim Sohyun!






















To be Continued.

Nah, mulai jelas kan?

Next??

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro