Stalking

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

2 hari kemudian, Tes Wawancara Kerja

"Huwahh nanka doki doki suru~~" Yuuta agak mengepalkan tangannya, merasakan dinginnya telapak tangan itu karena deg-deg an.

"Biasa aja tuh, aku tidak merasakan cemas atau apapun." Kuni menyilangkan tangannya di depan dada, sedikit sombong.

"Usotsuki, itu tanganmu keringetan lho."

"Engga tuh???"

Pagi ini, mereka menjalani tes wawancara kerja, tes tahap akhir yang jika mereka lulus, akan langsung dipekerjakan. Jadi mereka tak bisa main-main sekarang ini.

"Kaneshiro Yuuta."

"Hai'."

Kuni mengepalkan tangannya, seperti sedang menyemangati Yuuta. Yuuta pun membalas kepalan tangan dari Kuni dengan senyuman dan jempol kanannya.

~~~

"Selanjutnya, Tatsuhana Kunitsuna."

"Hai'."

Kuni berdiri dari bangkunya, sedikit demi sedikit mengumpulkan keberanian dan memantapkan hati.

'yosh, ikuzo Kuni, dekiru yo!!'

Kuni melangkahkan kakinya ke ruangan tes, perlahan tapi pasti, ia membuka pintu ruangan tersebut.

"Shitsureishimasu--"

Kuni terkejut ketika sayup-sayup mendengar suara yang agak familier di telinganya.

'Mai-san?? Ah masa' sih... sepertinya aku berhalusinasi.'

"Ah, Tatsuhana-san desu ne?? Silahkan duduk."

"Hai', arigatou gozaimasu."

Kuni duduk di bangku yang telah disediakan dengan perasaan campur aduk. Pokoknya tangannya bertambah basah karena keringat.

"Jaa, Tatsuhana-san, jibun no koto wo watashi tachi ni oshiete kuremasen ka??"

"Ah hai', Tatsuhana Kunitsuna desu, umur saya 23 tahun. Lulusan dari universitas A, jurusan ekonomi."

"Hee ii desu nee, lulus tahun ini ya?"

"Sou desu."

Perempuan yang terlihat sudah berumur itu tersenyum sebentar, lalu menepuk pundak seorang gadis lain yang duduk di sebelahnya.

"Hora Haruka, bukannya orang ini yang kau nanti sedari tadi?"

'Eh, Haruka? Sepertinya aku agak kenal dengan nama ini...'

"Ahh gomennasai Tatsuhana-san. Yang mewawancaraimu sepertinya hanya aku, karena pewawancara yang ini agak bermasalah--"

"Obaa-san!!"

Ketika suara barusan terlepas di udara, Kuni terkejut bukan main. Bersamaan dengan suara itu, terlihatlah sosok perempuan dengan wajah yang memerah.

"M-Mai-san--- ah, gomennasai!!"

'Mampuss sudah hilang lah kesempatanku di kantor inii!!!'

Mai yang terlihat terkejut sekarang malah bertanya balik pada Kuni, "Eh? Anata, masih ingat denganku??"

Kuni dengan wajah merona mengangguk, "Mochiron desu, mana bisa aku melupakan dirimu, Mai-san."

Perempuan paruh baya yang sedari tadi diam, setelah mendengar perkataan Kuni, langsung tersenyum dan menepuk-nepuk pundak Mai.

"Horaa pangeran berkuda putihmu datang lho Haruka. Jangan sok-sok malu begitu ah!"

'eh chotto, ini tidak jadi wawancara kah?'

Posisi Kuni sedikit membahayakan, jika ia terbawa suasana dan malah melupakan wawancara nya, bisa-bisa ia didepak dari kantor ini dan kehilangan kesempatannya bekerja bersama Mai, tapi jika sebaliknya dia mengingatkan situasi sekarang ini kepada dua perempuan di depannya, takutnya ia malah merusak moment penting.

"Ano sumimasen desu ga--"

"Mou Obaa-san!! Sekarang kan lagi wawancara!! Bercandanya nanti saja!!"

"Hmm sou da ne, jaa mari kita lanjutkan wawancaranya, yoroshiku nee Kuni-san^^"

"Ah, hai', douzo yoroshiku onegaishimasu."

~~~

Kuni keluar dari ruangan tes dengan wajah merenung yang samar-samar merona, Yuuta yang sedang menunggunya di tempat penitipan tas pun terheran-heran dengan kelakuan teman kecilnya ini.

"Oi, Kuni--"

"Ssst, jangan berbicara padaku dulu."

"Lah ini anak kenapa??"

Kuni masih terkejut, dia mulai mencubit pipinya sendiri, saat tangannya hampir menjambak rambutnya sendiri, Yuuta menghentikannya.

"Bro, kalau mau gila tuh jangan di tempat umum, malu-maluin tau."

"Nani?! Maksudmu apa?"

Yuuta tambah bingung menghadapi kawannya ini, sumpah kenapa sih? Ada apa??

"Yuk pulang saja, nanti katanya dihubungi lewat e-mail kalau lolos."

"Hee, soukka. Jaa kaerou."

Tiba-tiba ada suara langkah kaki yang terburu-buru, semakin didengar semakin dekat.

"Kuni!! Matte!!"

Yuuta benar-benar terkejut, rautnya seketika berubah drastis ketika mendengar teriakan tadi.

"Eeeeehhhh?????? Kuni itu kan--"

"Mai-san."

"Kenapa dia disini????!!"

"Dia kerja disini, sekretaris utama."

"Uso!!!!"

"Hontou desu yo!!"

Yang terakhir teriak adalah Mai, meyakinkan bahwa ia benar-benar kerja disini.

"Jaa, Kuni kau..."

"Iya, aku kaget dan bengong karena ternyata dunia sesempit ini."

Mai tertawa kecil, "Ahahah sou desu nee, aku kaget sekali ketika melihat namamu di daftar peserta tes lho."

"Sou desu ka??" Tanya Kuni sedikit tersipu.

"Un hontou yo, ah, sumimasen malah mengobrol, anata Kuni no tomodachi?" Tanya Mai pada Yuuta yang diam seribu bahasa.

"A-ah hai' sou desu, Kaneshiro Yuuta desu, yoroshiku onegaishimasu, Takumai-san--"

"Mai saja tidak apa apa kok^^"

"Tidak boleh," Kuni menyela pembicaraan mereka, "Yang boleh panggil Mai-san itu cuma aku."

"Pfft, wakatta yo aku sadar diri kok, Takumai-san saja. Sumimasen tapi Kuni memang agak posesif orangnya."

"Ahaha ie ie, aku paham kok. Kuni memang terlihat seperti posesif, apalagi saat pertama kali bertemu."

Kuni menegakkan kepalanya dan menyela Mai, "Aku tidak posesif Mai-san. Aku hanya takut Mai-san diambil lelaki lain."

"Aishhh kamu ini," Ucap Mai sambil mengusap lembut surai kemerahan Kuni. Tapi sedetik kemudian dia mengangkat tangannya dari kepala si pemuda.

"Ah gomen!! Aku reflek..."

Kuni terdiam di tempat, wajahnya terlalu merah untuk diangkat, tangannya langsung menutup kedua telinganya yang memerah.

"Ano, Takumai-san. Kayanya Kuni sakit, jadi mau kubawa pulang, ii desuka??"

"Hee?? Sakit??? U-un, jaa hati hati di jalan nee."

Yuuta dan Kuni akhirnya pamit, meninggalkan Mai sendirian di lorong yang sedikit temaram itu. Suasana yang tadinya berbunga-bunga entah kenapa berubah menjadi suram ketika Kuni dan Yuuta pamit.

"Wah wah, Ojou-san kita sedang menyapa para peserta tes~"

Mai tiba-tiba bergidik, suara seram itu, terasa seperti imajinasi. Tapi Mai tau, orang 'itu' pasti ada di belakangnya sekarang ini.

"Anata, sejak kapan disitu?"

"Hmm, coba tebak?" Tanya lelaki misterius itu sambil menuruni tangga perlahan.

"Haruka~ Haruka kesayanganku~" Lelaki itu memanggil nama Mai dengan nada menggoda, Mai yang mendengar hal itu langsung menunjukkan wajah tak nyaman.

"Nee, mou yamete? Apa kamu tidak capek seperti ini terus??"

"Kenapa harus capek?"

"Sudah hampir 3 tahun, kamu terus saja membuntuti ku sampai ke jenjang pekerjaan!"

"Shh shh shh, jangan berisik Haruka~ Nanti orang orang mendengarmu~"

'Ugh lelaki ini memang sudah sakit!' Pikir Mai sambil mencoba menjauh dari laki-laki itu.

Mai langsung berlari meninggalkan laki-laki aneh itu, dengan sekejap dia sudah sampai di ruangan tes tadi. Suara nafasnya yang terengah-engah didengar oleh sang Bibi.

"Haru?? Daijoubu kai??"

"Un, daijoubu yo, Baa-san. Hanya olahraga sedikit, hehe."

Sang Bibi awalnya bingung, tapi ia tak ambil pusing, mungkin saja memang Mai habis olahraga, pikirnya.

"Jaa, kaerou yo, semua peserta tes sudah selesai wawancara, tinggal kita putuskan saja siapa yang lolos tes."

"Un, wakatta, aku ambil tas dulu."

Saat Mai masuk ke ruangan lagi, sosok laki-laki pengganggu tadi berdiri di pojok koridor, mengamati Mai dari jauh.

"Omae o nigasanai yo, Haruka~"

-tbc-

shiiroyuu
Your Only Bloom

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro