02. Kayu Manis Romantis

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kayu mulai menjalankan motornya setelah tanganku memeluk tubuhnya yang gagah. Tercium aroma yang menenangkan dari tubuh Kayu membuatku nyaman bersamanya. Aku menyandarkan kepalaku di punggungnya membuat wangi maskulin dari Kayu semakin terasa di penciumanku.

Entah hanya perasaanku atau bukan, Kayu mengendarai motornya dengan sangat lambat, membuatku semakin nyaman dengan angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahku. Sangat nyaman.

Aku mengeratkan kedua tanganku yang memeluk tubuh atletisnya, semakin lama semakin nyaman, sampai aku tertidur pulas di tubuhnya.

Aku membuka kedua mataku, melepas kedua tanganku yang sedang memeluk tubuh orang di depanku.

"Capek banget, ya?" Suara berat yang menenangkan tertangkap di kedua telingaku membuat kesadaranku penuh seutuhnya.

Aku melihat ke arah jam tanganku dan langsung terkejut, jam sepuluh, berarti sudah tiga jam aku tertidur sambil memeluk Kayu. "Kenapa gak bangunin?" tanyaku sambil mendorong pelan bahu Kayu.

"Gak tega," jawabnya singkat beranjak turun perlahan dari motor.

Kayu memandangiku yang hanya terdiam di atas motornya. "Kenapa gak turun?"

Aku tetap diam tak berniat menjawab pertanyaan Kayu.

Kayu mendekatiku dan mengangkat tubuhku dari atas motornya, ia menggendongku ala bridal style dan membawaku masuk ke dalam kafe miliknya.

"Kayuuuu! Helmkuu!" teriakku yang tak digubris olehnya. Aku tidak mau turun dari motor bukan karena pengen digendong, tapi karena aku tak bisa melepas pengait helm di kepalaku. Dasar, Kayu tidak peka!

Aku diturunkan di salah satu kursi, kemudian Kayu ikut duduk di depanku.

Senyuman manis Kayu membuatku lupa bahwa di kepalaku masih terpasang helm. Kenapa sangat manis?

"Kamu gak ada niatan buat lepas helm?" tanya Kayu sambil terkekeh pelan.

Pertanyaan dari Kayu membuatku tersadar. "Bukain, Kay!" ucapku memohon.

"Oh, gak bisa bukanya? Bilang dong dari tadi," balas Kayu sambil melepaskan pengait helm di kepalaku.

"Kamu nya aja yang gak peka!" sinisku.

Aku mengedarkan pandangan, memerhatikan kafe milik Kayu yang sangat mewah. Untungnya sepi, jadi aku tidak perlu merasa malu berlebihan hanya karena helm ini. "Ini kafe punya kamu?"

Kayu mengangguk tanpa menghilangkan senyuman di bibirnya. Sepertinya aku tak kuat menahan pesonanya. "Kamu mau makan apa?" tanyanya memberikan daftar menu makanan di kafe-nya.

"Terserah," jawabku tanpa melihat daftar menu yang Kayu berikan. Sepertinya, tak ada yang lebih nikmat selain memandang wajah indah Kayu.

"Jangan ditatap terus, nanti kecanduan," ledek Kayu membuatku memalingkan pandangan, mencari objek lain untuk dilihat.

Kayu tertawa mengejek membuatku kesal. Aku mengambil daftar menu di meja dan menjadikannya alat untuk memukul Kayu.

"Iya iya, ampun Yuka cantik," ujarnya ketika aku memukulnya berkali-kali. Kayu memang sangat pandai menjinakkanku, dengan mudahnya dia membuat pipiku merona.

Dasar Kayu gak ada akhlak!

"Nah! Gitu kan makin cantik," ucap Kayu semakin membuat wajahku seperti kepiting rebus.

"Dasar! Tukang gombal!" balasku sadis ke arah Kayu. Aku tak dapat mengendalikan perasaanku saat ini. Hatiku berasa terbang entah ke mana.

Kayu memanggil salah satu pelayannya dan memulai memesan makanan, aku kembali fokus memerhatikan setiap lekukan wajah Kayu, sangat sempurna.

"Hobi banget ya mandangin wajah tampanku ini?" Aku refleks menoleh ke arah samping, entah apa yang sedang aku lihat sekarang, tapi yang terbayang hanya wajah Kayu.

Lagi dan lagi, aku tak dapat menahan pesona ketampanan lelaki di depanku ini. Sepertinya wajah Kayu memang bikin candu. Mau berapa kali aku tertangkap basah hanya karena memandangi wajah pria yang sangat kepedean ini.

Kayu memegang lembut wajahku, membuat mata kami saling bertemu. "Pandangin aja sepuas kamu, Yuka cantik," ujar Kayu sangat manis. Aku tak dapat berkata apa-apa, aku terasa seperti dihipnotis sekarang.

"Sempurna," lirihku tanpa ku sadari membuat senyuman di bibir Kayu terlihat semakin melebar.

"Ini pesanannya, Bos." Suara lembut seorang wanita menyadarkanku dari lamunan. Wanita itu meletakkan beberapa makanan yang tadi Kayu pesan.

'Ganggu aja,' batinku berdecak. Aku melirik ke pelayan wanita itu, ia memasang wajah yang sangat manis di hadapan Kayu membuat diriku sedikit kesal.

Aku berusaha menghiraukannya dan fokus ke meja makan. "Banyak banget," protesku melihat hidangan yang memenuhi meja kami saat ini.

"Gapapa, biar sehat," jawab Kayu santai.

Meja kami dipenuhi makanan mewah, sangat banyak, entah aku dapat menghabiskannya atau tidak.

"Kalo gak habis gimana?" Kayu terlihat berpikir untuk menjawab pertanyaanku ini.

"Yaa... Dibuang."

"Ihhh... Sayang tauu!" sahutku tanpa pikir panjang.

"Iya, Sayang. Tau kok," balas Kayu membuatku tak berkutik.

'Kayuuuuuuu!' Hanya batinku yang dapat berteriak kencang. Rasanya benar-benar ingin melayang.

Kayu kembali menertawakanku, menyebalkan! Tapi... Aku suka.

Kayu yang sempurna. Sepertinya dia memang diciptakan untukku. Kehadirannya membuatku melupakan kesedihan. Apa pun yang dia lakukan selalu membuatku terkesan.

Sepertinya, aku harus memulai hidup baru. Tetap menjadi anak yang manja, tapi dengan Kayu manis yang romantis.

*
*
*
*
*

Huwaaaaa! Kayuuuu!

Baper gak? Baper gak?

Lanjut gak nih?

Jangan lupa tinggalin jejak yaaww....

Krisarnya dong....

Terima kasih buat yang udah bacaa....

Yang belom follow akun wp author... Follow kuyy joecup265 ekanurfad_

Terima kasih banyak-banyak....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro