Chokyori***

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

🍂🍁🍂

Malam festival. Setelah setengah jam Kamura menunggu di dekat Istana Kekaisaran Kyoto, akhirnya Natsu datang juga. Sempat terlihat kekagetan karena ada Kobayashi juga Yori yang menemani.

"Mereka memaksa." Bisik Natsu pada Kamura pelan. Kamura mengangguk menunggu festivalnya yang akan dimulai dari Kyoto Ghoso.

"Itu justru lebih baik bukan?" Kamura balas berbisik.

"Baguslah jika Kamura-kun senang!" Natsu tersenyum, Kamura terdiam memerhatikan senyum yang ditunjukkan temannya itu. Entah mengapa malam ini Natsu terasa berbeda.

"Malam ini kau cantik."

"Eh, benarkah? Kata Yori aku biasa-biasa saja." Natsu memerhatikan pakaian yang ia kenakan sekarang. Kamura menggeleng kuat, "tidak, menurutku kamu lebih cantik malam ini dibandingan memakai Yukata di malam festival kembang api kemarin."

Wajah Natsu memerah, Kamura sedang tidak bercanda, "A-arigatoo."

"Hei Kamura-kun, kenapa hanya Natsu saja yang kau puji? Aku bahkan jauh lebih cantik malam ini." Yori menyela.

"Tenang saja Yori-chan, malam ini kau jauh lebih cantik kok." Kobayashi langsung memuji Yori, lalu dunia serasa milik mereka berdua.

"Sebaiknya kita ambil jarak dari mereka." Natsu menarik tangan Kamura menjauh.

Festivalnya sudah dimulai, semua orang sudah mengenakan pakaian-pakaian saat zaman-zaman yang berbeda di Kyoto. Yang mengikuti festival sangat banyak, mereka akan berjalan beriring-iringan sesuai dengan kelompok masing-masing.

Kelompok tersebut dibedakan sesuai dengan zaman pakaian yang dikenakan. Jidai Matsuri ini juga sering disebut dengan Festival Zaman. Itulah yang menyebabkan seluruh orang menggunakan pakaian sesuai dengan Zamannya masing-masing.

"Beruntunglah kita menggunakan kostum Zaman Azuchi Momoyama, jadi kita satu kelompok!" Kamura berbisik sedikit keras ke telinga Natsu karena suasana yang begitu ramai.

"Yah, syukurlah." Ucap Natsu lebih keras lagi. Tapi setelahnya ia menyesal talah mengucapkan hal itu karena ada seseorang yang juga menggunakan kostum yang sama sibuk mengambil foto-foto para perserta lainnya.

Dia ... kenapa harus mengenakan kostum yang sama, bukankah masih banyak kostum zaman yang lain? Kenapa harus Azuchi Momoyama?

"Sudahlah tidak perlu kau perhatikan." Kamura menggenggam erat tangan Natsu setelah ikut menyadari keberadaan laki-laki itu, "kau akan semakin sakit dengan terus memerhatikannya."

Lalu festivalnya dimulai, semua kelompok mulai berjalan beriring-iringan, mulai dari kelompok yang berkostum Zaman Restorasi Meiji. Perserta yang berkostum tentara kekaisaran Meiji memimpin barisan terlebih dahulu.

Fetival ini diikuti lebih dari dua ribu orang, mereka akan menempuh perjalanan yang kurang lebih empat setengah kilometer dari Istana Kekaisaran Kyoto hingga ke Kuil Heian Jingu yang akan memakan waktu sekitar tiga jam.

Selama perjalanan, Natsu tidak dapat menikmatinya. Ia sering melirik ke arah Nishimura yang terus merekam perjalanan melalui kameranya. Meskipun Nishimura sendiri tidak menyadari keberadaan Natsu di sana.

Nishimura masih ada di hati Natsu, dan Natsu tidak dapat memungkiri hal itu.

"Kudengar biasanya kalian bertiga pergi bersama ke Jidai Matsuri?" Kamura yang memulai pembicaraan duluan. Natsu mengangguk pelan.

"Tahun lalu memakai kostum zaman apa?"

"Kamakura."

Setelahnya mereka kembali diam.

"Kamura-kun, aku minta maaf." Tiba-tiba Natsu mengucapkan hal itu.

"Untuk apa?"

"Pikiranku sedang tidak di sini." Natsu mencoba jujur mengenai semuanya.

"Tapi ada di Nishimura?" Natsu terkejut mengetahui Kamura yang dapat menebaknya. "Aku tahu, kau mau menghampirinya?" Kamura menawarkan. Natsu menggeleng pelan, dalam hatinya ia masih tak percaya dengan kebaikan yang diberikan Kamura kepadanya. Kamura memperbolehkannya menemui Nishimura meskipun Natsu sudah berjanji akan menemaninya malam ini.

Maaf pikiranku masih disana.

"Kau boleh marah."

"Marah untuk apa?" Kamura berpura-pura mengerutkan dahinya. Dia tahu Natsu sangat ingin bersama Nishimura malam ini, dia memahaminya.

"Aku ...."

"Akan kupanggilkan Nishimura!" Kamura langsung pergi sebelum Natsu sempat menahannya.

"Kamura-kun!" Natsu mencari Kamura di antara ratusan orang-orang yang berkostum sama. Ia memeriksa satu persatu tapi tidak ditemukannya sama sekali. Kamura benar-benar menghilang.

"Natsu-chan." Seseorang memanggilnya, Natsu menoleh dan mendapati Nishimura di belakangnya. "Sendirian?"

Natsu menahan napas sebelum akhirnya dapat menetralkan keadaannya.

"Nishimura-kun, kau melihat Kamura?"

"Kamura? Dia tadi bersamaku, ini!" Nishimura melihat kesampingnya, namun hanya ada orang lain. "Tadi dia bersamaku, Natsu, dia memintaku untuk bergabung bersamanya."

Natsu menghela napas pelan, Kamura memang sengaja melakukannya, ia memberi ruang untuk Natsu kembali berada di sini. Rasanya ingin berterima kasih sekaligus meminta maaf. Rasa bersalah menjalar begitu saja dalam dirinya.

Sesaat kemudian, Natsu langsung tersadar, Nishimura tidak ditemani Karin malam hari ini.

"Nishimura-kun, di mana Karin?" Natsu bertanya ragu. Ia tidak berhak menanyakan hal ini kepada Nishimura, sekali lagi ia harus ingat bahwa dirinya bukanlah siapa-siapa.

Matanya sedikit memicing saat melihat ekspresi wajah Nishimura yang lansung berubah.

"Karin?"

"Ya." Natsu masih menatap Nishimura dengan mata bulatnya yang bercahaya ditimpa rembulan.

"Sebenarnya hubungan kami sudah selesai."

"Apa?"

Seketika dunia Natsu terasa berhenti berputar. Kedengaran menyenangkan sekaligus menyakitkan.

🍂🍁🍂

Kamura mengeratkan ikatan pakaiannya, menatap kosong keindahan bulan yang beradu dengan daun yang berguguran. Ia menatap gadis itu. Gadis musim panas yang mulai menjauh, berjalan menjauh, dan hilang ditimbun kerumunan orang-orang yang berpakaian serupa.

Gadis musim panasnya berjalan menjauh di tengah dinginnya musim gugur.

Gadis musim panasnya semakin menghilang.

Dan kesempatan itu tak pernah ada.

🍂🍁🍂

"Aku tidak menyengka sama sekali." Natsu menatap kosong langit-langit kamar dormnya, hari sudah pagi, Natsu bangun kesiangan setelah tidur kemalaman semalam. Ia menelpon Yori setelahnya dan memintanya untuk datang ke tempatnya. Dan sekarang Yori tiduran di sampinya.

"Mereka menyelesaikan hubungan begitu saja, padahal baru satu musim."

"Memangnya ada apa? Nishimura atau Karin yang bermasalah?" Yori bertanya dengan nada keheranan yang sama.

"Saat itu, Nishimura bilang kepadaku kalau mereka memutuskan hubungan satu sama lain setelah dia mengaku kepada Karin kalau dia sebenarnya telah lama memendam perasaan kepada perempuan lain. Bukankah itu klise?"

"Ya, menurutku beberapa orang kadang sering merasakan ketidak cocokkan setelah menjalin hubungan yang lebih jauh."

"Jadi itu hanya alasan Nishimura saja, ya?" Natsu menggaruk dagunya tak mengerti. "Sederhana dan ... aneh."

Yori membulatkan matanya, spontan lalu mengubah posisinya menjadi duduk menghadap Natsu dengan tatapan tak percaya. "Pria macam apa dia? Jika menyukai perempuan lain kenapa menjalin hubungan dengannya? Karin juga punya perasaan bukan?"

"Tapi bukankah itu cuma alasan?"

"Dan itu alasan yang tak konkret?" Natsu dan Yori sama-sama memutar otak, jika benar itu alasannya seharusnya Nishimura tidak perlu memakai alasan itu. Bukankah Nishimura sendiri memang menyukai Karin?

"Entahlah Yori-chan, yang pasti aku selalu tidak dapat membaca pikirannya." Natsu menerawang lemas ke depan. Ia masih tak mengerti.

"Nishimura aneh, lalu siapa yang selama ini ia sukai?" Yori masih dengan ekspresi tidak parcayanya.

"Entahlah, dia mengatakan kalau dia tidak dapat mengungkapkannya kepada perempuan itu selama ini." Natsu masih berusaha berpikir, "kalu bukan Karin siapa lagi? Aku? Tapi...jika aku dibandingkan dengan perempuan itu aku juga pasti akan jauh tertinggal. Namun, selain aku dan Karin siapa lagi yang dekat dengannya?"

"Kalau dipikirkan lagi, bukankah ini kesempatanmu Natsu? Sekarang kau bisa kembali mengejar Nishimura." Yori mengguncang-guncangkan tubuh temannya.

"Aku tidak yakin Yori-chan," Natsu menggeleng pelan, "aku tidak ingin berharap lagi."

"Lalu kau maunya apa? Inilah kesempatan yang tepat bagimu."

Natsu menatap ragu temannya, "bayangkan saja jika seandainya aku diterima berpacaran dengannya, terus beberapa hari kemudian hubungan kami kandas karena dia masih tidak dapat melupakan orang yang ia sukai itu. Aku tidak mau."

Yori menatap Natsu dalam, "kau benar. Lalu bagaiman dengan syal itu?" Tiba-tiba nada suara Yori kembali berubah melengking, "apa nasib syal yang sudah hampir jadi itu? Aku tidak mau melihat syal itu kau berikan kepada orang yang salah. Jika tidak, kau harus membayar privat ku selama tiga tahun ini Natsu!" Yori menunjuk syal putih yang tergantung jelas di dinding dorm kamar Natsu.

"Aku tidak tahu," Natsu menundukkan kepalanya dalam, "entah mengapa rasanya aku kurang menyukai kenyataan tentang hubungan mereka yang selesai, seharusnya aku senang. Tapi ... jujur saja Yori, semalaman aku tidak bisa tertidur karena terus kepikiran Kamura-kun. Aku merasa ... telah mengkhianatinya."

"Hah? Kenapa?"

"Entahlah? Mungkin seharusnya aku pergi dengannya tadi malam, aku tidak menepati janjiku kepadanya. Padahal sebelumnya ia histeris sekali saat mendengar aku yang akan mengajaknya untuk datang ke festival. Perasaannya mungkin sedang hancur sekarang."

Yori memanyunkan bibirnya, "malam ini cobalah ajak dia datang ke festival Tsukimi, kali ini habiskan waktumu untuknya saja. Bagaimanapun juga dia adalah teman baikmu."

Natsu berpikir sejenak, "akan kucoba." Ia tersenym, "terima kasih Yori." Yori membalsanya dengan anggukkan, lalu Natsu kembali berbicara. "Ngomong-ngomong, dua hari yang lalu..."

"Ulang tahun Matsu? Aku tahu." Potong Yori, ia tahu arah pembicaraan selanjutnya. "Hari itu apakah kau mengirim surat untuknya Natsu-chan?" Tanya Yori, Natsu mengangguk pelan.

"Matsu, hatinya sudah terselimuti salju."

"Maksudnya apa?" Natsu bertanya khawatir, takut ini akan menjadi berita yang kurang baik. "dua hari yang lalu sengaja aku menelponnya ...," Yori mengerutkan dahinya sambil bercerita, "aku sempat kaget saat ia menjawab telpon dariku, tapi setelah mendengar suaranya yang langsung menanyakan 'ada apa?' secara kasar, aku mulai merasakan firasat buruk. Dan benar saja Natsu, setelah aku mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya, dengan kasarnya dia mengatakan padaku untuk menyuruhmu berhenti mengirim surat kepadanya, lalu meminta kita untuk berhenti menelponnya." Natsu hanya dapat berdiam diri, ia merasa Matsu semakin jauh darinya.

"Dan yang membuatku lebih sakit adalah ... saat dia mengatakan itu adalah kado terbaik untuknya jika kita melakukannya."

🍂🍁🍂

Y

U

K

I

-AUTUMN-

Sebenernya ini chapter yang berat bagi Author untuk tulis😭😭

Tapi semoga kalian makin suka sama ceritanya🎋

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro