Tetaplah Di Sini, Matsu!***

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

🌸🌸🌸

Di tengah perjalanan, Natsu tiba-tiba merasa tidak adil pada Yori dan Matsu karena telah membawa kabur berita bahagianya tentang Nishimura dan tidak memberi kabar secara langsung. Padahal sebelumnya ia sudah berjanji akan langsung memberitahu Matsu kalau ia berhasil mendapatkan kancing itu. Yori pun pasti tersinggung.

"Matsu pasti sedang mencariku, sebaiknya aku bergegas mencarinya." Natsu berbalik arah, berlari cepat kembali ke sekolah. Matsu harus menjadi orang pertama yang tahu hal ini, dia pasti akan ikut merasa bahagia.

Natsu merasa bersalah karena hampir memberi tahu hal ini kepada Kamura sebelumnya, karena Matsu orang pertama yang harus tahu akan hal ini.

Natsu memperkencang laju berlarinya, entah mengapa perasaannya sekarang terasa tercampur, kebahagiaan dan seluruh emosinya bergejolak membentuk kembang api di hatinya.

Matsu dimana kau?

Natsu sudah sampai ke gerbang sekolah, dan melihat para siswa yang sudah berlalu-lalang keluar. Sepertinya tradisinya sudah selesai, semua siswa terlihat berjalan pulang. Natsu berdiri di depan sana menunggu kehadiran Matsu.

Lima menit, sepuluh menit, siswa berlalu lalang, namun tak dia temukan Matsu ataupun Yori. Hingga lima menit setelahnya. "Ah, Yori-chan!" Natsu berteriak dan melambaikan tangan kepada temannya, hanya terlihat Yori yang berjalan mendekat.

"Hei Natsu, kau dapat kancing kemeja Nishimura tidak? Kalau aku sih dapat punyanya Kobayashi." Yori menunjukkan kancing kemeja itu di depan Natsu. Kobayashi? Bukankah mereka berdua sering bertengkar? Aneh sekali rasanya. Natsu hanya terkekeh.

"Aku baru akan mengatakannya, jika ada Matsu juga di sini."

"Apa? Matsu-chan? Aku kira dia sedang bersamamu." Yori menautkan alisnya. Natsu membelalakkan mata mendengar ucapan Yori barusan.

"Aku rasa dia masih disini," Yori menoleh ke gedung sekolah, "mungkin dengan Yamaguchi atau Tsuda. Coba kau cari saja."

Natsu mengangguk, "kau tunggu saja di sisni, nanti setelah kita bertiga berkumpul semuannya akan aku ceritakan." Natsu kembali berlari memasuki gedung sekolah. Berpikir-pikir tempat mana yang kemungkinan dikunjungi Matsu.

Natsu lari-lari tak jelas di taman sekolah meski hasilnya nihil. Matsu tetap tak terlihat.

Saat memasuki aula, hanya terdapat beberapa siswa disana. Natsu mencoba bertanya kepada beberapa orang tapi mereka menjawab tidak tahu, lalu Natsu berpidah mencari di ruang kelasnya, tapi hasilnya sama. Tidak ada siapa-siapa.

"Matsu di mana kau?" Natsu bertanya pada dirinya sendiri, hatinya sudah menggebu-gebu ingin memberi tahu sahabatnya tentang hari terbaiknya ini. Natsu berhenti sebentar, mencari di ruang guru, kantin ataupun lapangan olahraga. Semuanya tidak ketemu.

Kecuali satu tempat lagi.

🌸🌸🌸

"Mengapa kau begitu menyukainya?" Matsu menatap Kamura datar, pria itu balas menatapnya dalam, menundukkan kepalanya tidak mengerti. Tersenyum miris, tak percaya.

Matsu menarik napas pelan, "begitu berartikah dirinya bagimu? Hingga kau memutuskan untuk menetap di Kyoto hanya untuknya?!!" Ucap Matsu kasar. Gadis itu mengatur napas yang memburu. Dia menutup matanya perlahan, merasakan sesak di dadanya, merasakan sengal di tenggorokannya, hingga setetes air jatuh dari matanya.

"Kau tahu, betapa aku menyukaimu lebih darinya?" Bibir Matsu bergetar menahan isaknya. Ia mencoba menggigit bibir bawahnya.

"Matsu-chan ...." Kamura menatap bingung.

"Semua salahmu, Kamura-kun! Salahmu!" Teriaknya, "aku menginginkan kita dapat pergi berdua saja ke Tokyo tanpa dia, tapi kau justru lebih memilih Natsu!" Matsu mengelap air matnya yang terus mengalir, "kau tahu? aku lebih dulu menyukaimu, bahkan sebelum kau mengirimkan surat-surat bodoh itu kepadanya!"

"Kau tahu bagaimana sakitnya aku saat kau hanya tersenyum kepada Natsu? Saat kau mengirim surat-surat itu ke lokernya, saat kau selalu ada untuknya! Aku selalu mengharapkan kau sekali saja kau mengirimkan surat itu ke lokerku." Matsu terhenti. "Tapi kau tak pernah menoleh ke arahku."

"Matsu hentikan ini!" Kamura berteriak, mengguncang-guncang tubuh Matsu. Matsu menepis tangannya.

"Oichi, Oichi, Oichi, selalu namanya yang kau sebut. padahal dia menyukai orang lain, padahal ...," Matsu mencengkram rok sekolahnya kuat, air matanya terus mengalir deras, "aku selalu berusaha agar kau melihat ke arahku. Berpaling dari orang yang sama sekali tidak menyukaimu. Dia bahkan membencimu sebelumnya."

"Tapi sekarang tidak lagi!" Tegas Kamura.

"Dia sekarang memang tidak membencimu. Tapi apa bagusnya kalau hanya berteman?"

Matsu mendekatkan tubuhnya dan membisikan kalimat itu ke telinga Kamura. Kamura hanya diam, detak jantungnya juga tak lagi sama.

Harus dia akui, dia lebih daulu mengenal Matsu, ia lebih dulu berbicara dengan Matsu, dan Matsu lebih dulu tahu tentang kebiasaan dan hal-hal yang Kamura lakukan. Kamura juga mengenal Natsu karena Matsu.
Akan tetapi, setelah bertemu Natsu, Kamura merasakan perbedaan pada dirinya. Seolah-olah kelopak sakura yeng berguguran menari-nari mengitari dirinya.

Matsu semakin mencengkram rok-nya dengan erat. Kamura membisu.

"Setiap hari aku selalu mendengarkan ceritanya tentang Nishimura. Tapi, apakah dia pernah menanyakanku tentang siapa orang yang kusukai? Dia sama sekali tak ingin mendengarkannya."

"Matsu aku ...."

"Tiga tahun mencoba menghindar dari gossip murahan tentangmu dan Natsu, mencoba percaya bahwa itu hanya gossip, mencoba berpura-pura tidak mendengar saat orang lain mengatakan kalian cocok. Dia bahkan mengatakan kalau kau itu menjijikan, dia bahkan membuang seluruh surat-surat yang kau berikan di lokernya." Matsu membuka resliting ranselnya, "dan aku.." ia membuyarkan isi ranselnya yang tak lain kertas-kertas yang Kamura kirimkan pada Natsu, "akulah yang selalu menyimpan kertas-kertas itu. Hingga akhirnya aku merasa terbodohi."

Matsu membuang seluruh kertas itu lalu menginjak-injaknya.

"Matsu hentikan!!" kali ini Kamura benar-benar berteriak, dan menahan Matsu.

"Kenapa memangnya? Apakah jika aku berhenti kau mau menerimaku?" Mata Matsu masih basah, dia mencengkram pangkal kemeja Kamura, menarik tubuh pria itu mendekat. Menatap mata tajam Kamura dengan matanya yang basah.

"Katakan Kamura, kau mau menerimaku? Tidak bukan? Dan saat aku mendengar pidatomu tadi, ketika kau menyebutkan namanya." Matsu kembali melanjutkan tangisnya, "saat itulah aku mulai membencinya, aku mebenci Natsu!"

"Kau sama munafiknya dengan orang-orang bermuka dua!" kali ini Kamura mengatakannya tegas. Sempat sebersit tatapan tak percaya dari mata Matsu.

"Setidaknya aku tidak sebusuk dirimu, Kamura Nisigaki!"

BRAKK!

Mereka berdua langsung menoleh ke arah sumber suara. Natsu baru saja menjatuhkan tas dan barang bawaannya. Meliahat tak percaya ke arah kedua temannya. Melihat apa yang baru saja menghancurkan kepercayaannya

"Kau dengar semuanya tadi?" Matsu sudah mengelap air matanya.

"Matsu-chan ... aku tidak mengerti." Natsu mengerutkan dahinya, menatap temannya tidak percaya.

"Perlu ku ulangi sekali lagi?" Ujar Matsu dingin. Natsu hanya terdiam, "aku salah memilihmu sebagai teman, Natsu!"

Perkataan Matsu tadi langsung menghancurkan hati Natsu. Seolah hatinya yang sempat terbang langsung terhempas ke tanah dan ditimpa bogeman raksasa tanpa ampun.

Perlahan air mata keluar mengalir di pipi Natsu.

"Kau menyukai Kamura? Kenapa tidak bilang?" Natsu mencoba meyakini diri sendiri bahwa semua masih dapat diatasi meskipun ia salah.

"Kenapa baru sekarang bertanya Natsu? Kenapa saat semuanya sudah tak berarti lagi?" Air mata Matsu kembali keluar, "apakah kau pernah bertanya? Aku selalu mengerti dirimu tapi apakah kau mengerti aku?"

"Matsu-chan ini bukanlah seperti..." Natsu terhenti saat Matsu mengangkat sebelah tangannya sebahu dan menggeleng. Matsu menutup matanya lelah, lalu melangkah cepat mendekati Natsu. Tepat saat berada di samping Natsu, Matsu baru berkata lirih.

"Sekarang aku tidak perlu berpura-pura lagi di depanmu, Natsu! Kita bukanlah sahabat!" Detak jantung Natsu seketika berhenti. Lututnya terasa lemas, dan Natsu jatuh terduduk di antara rerumputan dengan bibir bergetar menahan isak tangis. Natsu masih tidak dapat percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

"Satu lagi Natsu-chan! Kau harus tahu, Aku merasa muak saat kau bercerita tentang seluruh masalahmu padaku." Tanpa menoleh, Matsu berjalam meninggalkannya.

Natsu membekap mulutnya dengan tatapan yang memburam. Tangannya yang satu lagi memukul-mukul dadanya yang terasa sesak.

Natsu membiarkan dirinya larut dalam isakkan.

Hingga akhirnya tangannya yang memukul-mukul dada terhentikan. Ia merasakan genggaman yang hangat, Kamura menarik Natsu ke dalam pelukannya. Natsu terdiam. Hampa.

"Aku minta maaf, aku minta maaf! Aku tidak berniat menyakitimu!" Pelan suara berat Kamura terdengar tepat di samping telingannya.

Natsu merasakan kehangatan dan detak jantung Kamura yang tidak beraturan.

Lalu ia cepat melepaskan pelukkan itu dan mendorong tubuh Kamura. Natsu berlari menjauh tanpa menoleh ke belakang, tanpa melihat ke arah Kamura yang tertunduk sambil terus mengucapkan kata maaf.

Dia berlari, dengan air mata yang entah mengalir ke mana.

🌸🌸🌸

"Natsu tadi aku melihat Matsu berlari ...." Yori melihat Natsu keluar gerbang sekolah, Natsu tidak menanggapinya. Dia terus berlari mengejar Matsu.

"Hei, kalian berdua kenapa?" Yori berteriak. "Aneh, semoga tidak terjadi apa-apa."

Natsu terus berlari kencang, hingga sampai ke pintu dormnya dan Matsu. Perlahan ia menekan daun pintu, ternyata tidak bisa terbuka. Terkunci dari dalam.

"Matsu ...," Natsu mengetuk pintu pelan.

Tidak ada jawaban. Natsu menggigit bibirnya kencang.

"Matsu-chan ...." Natsu sedikit berteriak. Napasanya memburu, detak jantungnya tak beraturan. Masih tidak ada jawaban dari dalam. Natsu kembali menekan daun pintu berkali-kali tapi masih tak terbuka.

"Matsu-chan ...." Natsu mengetuk lebih keras, dan semakin keras. Tangannya menutup mulutnya yang mulai terisak, wajahnya kembali merah dan air matanya kembali menetes.

"Matsu-chan!!!" Natsu terus mengetuk dan mengetuk hingga ia sendiri terduduk di lantai, tangan kirinya masih membekap mulutnya yang menangis tanpa suara.

"Matsu-chan buka pintunya!!!!" Natsu terus menangis tersendat-sendat. "Aku minta maaf, oke? Aku salah, aku tak pernah mengerti perasaanmu. Matsu, tolonglah!" Tangannya masih beberapa kali mengetuk pintu itu, matanya sendu menatapi pintu yang tak bergeser sama sekali.

Sekarang ingatan Natsu kembali berputar-putar seperti gasing. Tentang Matsu yang selalu melindunginya dari gossip dengan Kamura. Tentang Matsu yang selalu menanyakan tentang Kamura tanpa Natsu sadari maksudnya. Matsu yang selalu menekankan Natsu untuk terus bertahan dengan Nishimura dan hanya dengan Nishimura.

Apakah semua ini tak lain hanya karena Matsu menyukai Kamura? Bukan karena melindungi Natsu seperti layaknya sahabat?

Berarti hari dimana Matsu mendatangi rumah Kamura ....

Natsu mulai merasa jatuh ke dasar jurang yang gelap ... tak berujung ... tak berdasar ....

"Aku menginginkan kita dapat pergi berdua saja ke Tokyo tanpa dia"

Matsu ingin pergi ... tapi Kamura tidak. Jadi seperti itu.

"Kita bisa bicarakan ini baik-baik, Matsu-chan!!! Gomen Nasai! Kamu menyukai Kamura bukan? Tenang saja, aku tidak menyukainya. Aku hanya menyukai Nishimura, kau tahu itu, kan? Matsu ...." Natsu tertunduk menyerah, dia sama sekali tidak akan pernah menyangka hal ini akan terjadi, dia tidak pernah tahu jika Matsu menyukai Kamura.

"Matsu-chaaan!" Natsu mencoba mengetuk sekali lagi. "Aku tidak pernah tahu kau ...," Natsu mendongakkan kepalanya, perlahan menutup mata, "biarlah ibuku, Nishimura, semua orang membenciku, tapi ...," Natsu mengelap air matanya, "tapi...aku tidak ingin kau juga membenciku, kau satu-satunya orang yang mau menerimaku. Jika kau juga membenciku, apa jadinya aku nanti?" Natsu mengatur napasnya yang tersendat-sendat, mengatakn hal tadi saja sangat sulit baginya.

"Matsu-chan, buka pintunya!!!" Masih tidak ada jawaban, Natsu membalikkan badannya, menyandarkan tubuhnya di papan pintu. Terus menengis, bahkan semakin menjadi-jadi.

Di balik pintu, Matsunewa Yanao terduduk lemas dengan tubuh yang bersandar di papan pintu yang sama. Membekap mulut menahan isakan. Dan menangis meskipun tanpa suara.

🌸🌸🌸

Y

U

K

I

-SPRING-

UWU
Update lagi di hari yang tepat nihhh. Bagaiamana ceritanya?
You still like it? Or you start to like it?

Wkwkwkwk Author pd banget.

Btw pantengun terus ceritanya yaaa👍👍

I'll see you latter. Ganbatte🎋🎋

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro