Trust You? - Mayuzumi Chihiro x Reader

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Apa ada hal yang lebih menyakitkan dari 'tidak ternotice' oleh orang yang kau sukai selama tiga tahun?

Tapi, salahku juga, sih.

Aku tidak pernah menampakkan diriku.

Bukan, aku bukan hantu. Aku ini manusia. Hanya saja, hawa keberadaanku sangat rendah, sampai-sampai gadis incaranku itu tidak menyadari kehadiranku selama tiga tahun ini.

Namun, sekarang tidak lagi.
Aku tidak ingin memendam perasaan ini lebih lama. Aku tidak ingin lagi mencintai dan memperhatikannya secara diam-diam. Dalam waktu dekat, aku ingin menyatakannya langsung pada gadis itu.

Ini sudah penghujung bulan November, kurang lebih empat bulan lagi aku dan dia sama-sama lulus dari sekolah ini. Maka dari itu, selagi waktunya masih ada, aku ingin sesegera mungkin mengutarakan perasaanku padanya.

Sebelum dia pergi jauh ke Ibukota untuk mengejar impiannya.

Masalah diterima atau tidak itu urusan belakangan. Yang pasti, aku harus menyatakannya sebelum kami berpisah.

🌺🌺🌺

Trust You?

Mayuzumi Chihiro x Reader.

s t a r t

★ ★ ★

Seusai jam pelajaran, pemuda berambut kelabu mengambil bento serta light-novel dari dalam tas lantas bergegas keluar kelas.

Atap adalah destinasi favoritnya selama menjadi siswa di Rakuzan. Angin sepoi-sepoi dan suasana tenang di sana sangat membuatnya nyaman. Terlebih lagi jika ditemani gadis berambut hitam panjang itu, Mayuzumi Chihiro menjadi sangat betah di sana.

Mayuzumi membuka pintu atap, berjalan santai dan langsung menyandarkan pinggangnya pada pagar pembatas.

Ia membuka bentonya yang berisi kusaya—sejenis olahan ikan kering. Mayuzumi memang sangat menyukai makanan itu, ia memakannya dengan lahap.

Usai menyantap bekal, Mayuzumi membuka light-novel bersampul lolinya. Dia membaca novel ringan tersebut dengan fokus.
Namun, fokusnya terkacaukan oleh dirinya sendiri, lebih tepatnya pikirannya.

Mayuzumi kembali memikirkan, kapan ia harus menyatakan cinta pada gadis itu? Dan bagaimana memulainya? Berbagai macam pertanyaan berkecamuk mengusik Mayuzumi. Muncul perempatan di dahinya.

Tiba-tiba pintu atap berderit. Tanpa menoleh pun Mayuzumi sudah mengetahui siapa yang datang.

Pasti gadis itu.

Gadis yang selalu ia perhatikan diam-diam selama tiga tahun ini.

(Full Name).

Sama seperti Mayuzumi, (Name) adalah siswi SMA Rakuzan tingkat akhir. Dia berada di kelas 3-B sedangkan Mayuzumi di kelas 3-F.

Gadis itu memiliki perawakan yang mungil dibandingkan teman sebayanya. Ia memiliki netra sekelam langit malam yang sayu namun indah di saat bersamaan. Rambutnya panjang bergelombang berwarna senada dengan matanya. Dan yang iconic dari seorang (Full Name) adalah aksesoris bando pita berwarna biru.

(Name) juga merupakan anggota vokalis band di sekolahnya. Ia sudah sering kali wari-wiri di berbagai panggung entah itu untuk lomba atau untuk jadi bintang tamu. Kepiawaiannya dalam tarik suara dan memetik gitar bukan isapan jempol semata, ia adalah musisi muda yang berbakat, terbukti dari puluhan trofi yang berjejer pada lemari rumah dan beberapa lagi ada pada lemari sekolah.

Oke, cukupkan dulu pendeskripsian sang heroine—Ah, calon heroine maksudnya. Toh, belum tentu ia akan menjadi kekasihnya sang MC (Main Character) alias juga Mayuzumi Chihiro.

(Name) melepas tas gitar yang dikenakannya. Ia juga duduk dan bersandar pada pagar pembatas dengan spasi yang cukup dekat dari pemuda bersurai kelabu yang tengah membaca light-novel. Namun, kendati begitu, (Name) sama sekali tidak menyadari presensi Mayuzumi.

(Name) memang tidak menyadari bahwa ia selalu duduk bersebelahan dan diperhatikan Mayuzumi dalam diam selama tiga tahun ini.

(Name) mulai memetik senar gitarnya dengan lincah. Ia memainkan salah satu lagu dari AKB48 yang tak lain merupakan idol grup favoritnya. (Name) menarik napas, bibir mungilnya mulai mengeluarkan suara yang amat merdu. Suara yang selalu Mayuzumi favoritkan.

Mayuzumi memusatkan atensi pada (Name) yang bernyanyi dan bermain gitar dengan indahnya. Cowok itu berfanboying ria, netra kelabunya tak berpaling ke mana-mana barang sedetikpun.

Tembang yang dinyanyikan bertajuk Oogoe Diamond.

Dan lagu itu seolah-olah punya pesan tersirat, menyindir Mayuzumi sekali.

"Yuuki wo dashite iou yo.
Damatte icha sono mama sa.
Hazukashiku nante nain da.
Suki tte kotoba wa saikou sa.
Suki tte kotoba wa saikou sa.
Suki tte kotoba wa saikou sa."

(Katakanlah dengan berani.
Jika kau diam kan tetap sama.
Janganlah kau merasa malu.
"Suka" itu kata paling hebat.
"Suka" itu kata paling hebat.
"Suka" itu kata paling hebat.)

"Kanjou hakidashite.
Ima sugu sunao ni nare!"

(Ungkapkan perasaanmu.
Jujurlah dari sekarang juga!)

Deg.

Organ pemompa darah milik Mayuzumi berpacu lebih cepat dari biasanya. Bisa-bisanya lagu yang (Name) nyanyikan dengan suasana hatinya saat ini selaras sekali!

Kebetulan macam apa ini?!

(Name) seolah-olah mendorong Mayuzumi yang dilanda rasa malu mengungkapkan perasaannya yang terpendam selama bertahun-tahun. Nyatanya, (Name) sendiri tidak menyadari presensi Mayuzumi.

Iya, Mayuzumi ingin sekali mengungkapkannya.

Tapi ... ia malu dan juga ragu!

Mayuzumi bimbang sekali; ia harus mengutarakannya atau tidak?

Jika iya, bagaimana caranya?

Ribuan judul light-novel bergenre romance sudah ia tamatkan sebagai referensi pernyataan cinta, tetapi percuma saja, Mayuzumi tak seberani itu.

Jika tidak, kapan lagi?!

Apa menunggu sampai bibir (Name) dikecup suaminya di altar?!

Oh, tidak, Mayuzumi tidak akan membiarkan itu terjadi.

Ya, baiklah, Mayuzumi akan mengungkapkannya saat ini juga.

Mayuzumi meletakkan light-novelnya. Napasnya ditarik lalu diembus dengan panjang, lantas berdiri untuk menghampiri (Name).

(Name) yang semula fokus memetik gitar mendongakkan kepalanya. Netra hitamnya melebar tatkala menyadari pemuda bersurai kelabu tengah melihat ke arahnya dengan tatapan kosong. (Name) heran sekali.

"(Last Name)-san," panggil Mayuzumi dengan nada datar khasnya.

(Name) meletakkan gitarnya dan berdiri. "Si-siapa kau?! Dan sejak kapan kau di sini? Aku tidak melihat ada yang membuka pintu."

"Aku Mayuzumi Chihiro dan aku di sini sebelum kau datang," jelas Mayuzumi, (Name) langsung terpekik heboh."USO!!!"

"Tidak." Mayuzumi membantah.

"USO!!! Jelas-jelas sewaktu aku datang, aku sendirian di sini! Aku tidak melihat siapapun! Aku tidak mungkin salah!"

"Padahal aku dari tadi duduk di sebelahmu."

(Name) merasa merinding, bulu kuduknya berdiri dan keringat dingin mulai bercucuranbercucuran di wajahnya.

"T-t-tapi aku tidak melihat dan merasakan hawa keberadaanmu!" (Name) tetiba teringat perbincangan rekan bandnya. "J-j-jangan-jangan ... mitos yang dibicarakan mereka itu benar kalau ada hantu di atap ini." (Name) semakin bertambah ngeri.

"Tidak, aku manusia." Mayuzumi lagi-lagi membantah.

(Name) mengambil gitar beserta tasnya dan segera lari meninggalkan atap.

"Aku tidak percaya! Huaaa tolong aku!!! Ada hantu di atap!!!"

Mayuzumi mengembuskan napas panjang.

Bagaimana aku bisa membuatmya percaya kalau aku manusia?

🤍🤍🤍

To be Continued di sebelah, ya!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro