ZH - 08
Helina mengetap gigi apabila terasa tusukan tajam membenam ke dalam perutnya . Nafas dia turun naik dengan laju . Berpeluh . Sakit yang amat . Arshad tekun mengeluarkan peluru yang hanya menggunakan pisau .
Faris yang melihat gerun . Gila ! Ini secara langsung dia melihat sedangkan selama ini doktor peribadi mereka yang akan merawat jika ada ahli kumpulan mereka yang tercedera .
Arshad berjaya mengeluarkan sebutir peluru . Dicampak selamba di atas meja dengan darah yang masih disitu . Helina tersandar lemah di atas sofa .
" Sorry I'm late " seorang gadis bertudung melangkah masuk dengan riak wajah cemas .
Dia duduk di sebelah Helina . Membulat mata dia melihat pisau tajam di tangan Arshad . Lebih mengerikan , pisau itu merobek perut Helina tadi .
" What ? I just safe her " kata Arshad selamba . Pisau tadi dicampak ke dalam bakul sampah . Penuh dengan kain kesan darah Helina .
Gadis itu mula mengambil alih tugas Arshad . Dia mula menjahit luka tembakan tadi . Mungkin akan meninggalkan parut kekal . Malah dia ngeri melihat badan Helina . Tidak seperti gadis-gadis yang lain . Licin . Lembut , bebas dari sebarang parut .
Helina mempunyai segala parut . Peluru . Pisau . Dawai . Air panas . Semua dia kena . Helina sudah lali .
" Peluru tu tak terlalu dalam . Arshad , thank to you . Tindakan awak berjaya selamatkan El " ujar gadis itu setelah membalut perut Helina .
Membiarkan Helina berehat di sofa itu .
Arshad sengih . " Ya ... I know . So aku lepas tak jadi doktor ? " kening dijungkit beberapa kali .
Gadis itu mencebik . Kapas yang mempunyai kesan darah Helina dibaling ke wajah kerek Arshad . Menjerit budak tu . Faris pula menahan tawa . Kang tak pasal-pasal punggung dia jadi mangsa sepakan budak Arshad tu .
" Exam belum habis lagi ada hati nak jadi doktor . Kau baru tahun kedua , bukan tahun akhir lagi " bidas gadis itu sambil menanggalkan sarung tangan getah .
Arshad mencebik .
" Alaa , aku ada setahun lagi kot . Pastu nanti aku mesti hadap muka kacak aku ni kan " kening diangkat beberapa kali . Arshad sengaja memprovok gadis itu .
" Aku doakan kau repeat sem ! " kata gadis itu separuh geram .
Nak je dia jahit mulut Arshad tu . Jahat sangat . Eii , dia geram . Kalau boleh nak dijahit sampai berlubang . Dengan dawai . Mulut tu , haih suka sangat cari pasal dengan dia .
Arshad berpura-pura memegang dada . Dengan wajah disedihkan . " Sampai hati kak Aina doakan Acad repeat . Huhu ... aku tahu ... diri ini ~ " .
Faris membuat muka . Anak-anak buah mereka yang lain dah bantai gelak . Arshad , mamat sengal !
Faris melangkah ke arah Helina . Perlahan tubuh kecil itu dicempung . Sempat dia menjeling dua pembantu rumah wanita . Dengan wajah serius itu , membuatkan dua gadis itu tertunduk ketakutan .
" Daisha , follow me " ujarnya dalam nada serius .
Daisha takut-takut mengekori Arshad dari belakang . Dia baru setahun bekerja di mansion mewah itu . Mansion yang penuh dengan senjata , orang-orang bersenjata . Membuatkan dia sentiasa berhati-hati .
Sampai di bilik Helina , Daisha cepat-cepat membuka pintu buat Faris . Melihat wajah beku itu , membuatkan bulu roma dia menegak . Seram .
Daisha berdiri tegak tidak jauh dari katil Helina . Faris meletak tubuh Helina penuh berhati-hati . Comforter ditarik paras pinggang . Dia pastu , Aina telah menyuntik ubat tidur kepada gadis itu .
" Rest well , ma Lady " dia senyum nipis .
Pusing je belakang , automatik bibir dia terhenti dari senyum . Dia berdiri tegak memandang Daisha yang asyik menekur lantai .
" Daisha Amaya " panggil Faris dalam nada perlahan tetapi cukup membuatkan gadis itu mengeletar takut .
Faris tarik senyum sinis . Dia mendekat jarak . Membuatkan Daisha makin menggigil .
" Why you not answer me ? " soal Faris . Suaranya sengaja ditekan .
Daisha memejam mata . Ya Allah . Lebih baik dia mati dari menghadap jejaka di hadapan dia ini . Seram nak mati . Entah-entah hantu pun tak mengaku saudara .
" Ye-yes sir ... what I can do for you ? " gugup Daisha menjawab .
Faris kembali riak bekunya apabila Daisha mendongak memandang dia . " Tukar baju Lady . Pastu kau bawa satu jag air masak dan gelas sekali . Kau ... " mata ditajamkan .
Daisha sudah berdebar habis .
" You're Lady personal maid " putus Faris lalu dia beredar dari bilik Helina .
Daisha memegang dada . Terasa jantung dia berdegup laju . Terbayang adegan dia ditembak atau dibunuh oleh lelaki mafia itu . Fuh , alhamdulillah dia masih selamat . Masih berdiri . Masih bernyawa .
Faris Alfred .
Second in command The Killer Angel .
Siapa je tak seram ?
♤♤♤
Fara dan Laila mengerut dahi melihat dua jejaka yang terpacak di rumah mereka pada pagi ahad itu . Lebih memelikkan mereka , dua jejaka itu sangat serius . Dah lah berpakaian serba hitam . Jadi mereka putuskan membiarkan saja dua tetamu tak diundang itu terpacak luar rumah mereka .
" Encik berdua cari siapa ? " soal Fara penuh berhati-hati . Gerun .
Hael tersenyum nipis . Kaca mata hitam ditanggalkan . Sempat dia songgol Hanz disebelah dia . Budak ni lah , muka tu jangan serius sangat boleh tak . Kasihan dia melihat dua gadis itu . Menikus je di balik pintu kayu .
Alahai , takut sangat ke awak ? Hael berbisik nakal .
" Ehem , aku Iqram . Ni Hanz . Aku nak tanya , Ara ada balik tak ? " soal Hael lebih mesra . Lembut .
Fara mengerut dahi . " Ara ? " .
Hael tepuk dahi . Lupa , panggilan itu hanya keluarga mereka saja gunakan . Hael sengih .
" Erm , maksud aku El ... " .
Fara terangguk-angguk .
" Takde lah . Bukan ke Kak El cakap dia tidur rumah family dia ? Dah tiga hari tak balik haa " terang Fara . Siap pakej angguk-angguk lagi .
Laila disebelah menelinga je . Sempat dia kerling jam . Sikit lagi dia nak masuk kerja . Bila dua lelaki ni nak berambus ? Laila tak nak lambat . Tak pasal-pasal kena bebal sedas dengan bos dia nanti .
" Dia ada bagitahu tak pergi mana-mana ? " soal Hael lagi .
Mereka sekeluarga risau . Helina hilang pada waktu petang itu tanpa meninggalkan jejak . Malah telefon pula dimatikan . Susah untuk mereka mencari lokasi gadis itu .
Fara geleng . " Takde . Kak El- " .
" Kalau korang nak bersoal jawab , haa bersoal jawab kejap lagi . Sekarang , bagi aku kuar jap . Nak pergi kerja ni . Dah lambat " potong Laila selamba .
Mangga pintu grill dibuka laju . Helmet dicapai juga . Fara terkebil-kebil pandang Laila yang tergesa-gesa itu . Hampir saja tuala yang menutup kepala dia melorot jatuh . Aduhai , Laila .
Dengan selamba Laila rempuh bahu Hanz . Ke belakang juga lelaki itu . Hanz pandang Laila tajam .
" Tak guna punya perempuan " bisik dia menahan geram .
Pantang dia apabila ada perempuan bersentuhan dengan dia . Rasa nak bagi penampar je . Tapi mengenangkan itu adalah sahabat si kakak dia sabarkan hati .
VROOM ... VROOM ...
Motor dipecut laju oleh Laila . Fara terlopong luas . Dia bersendirian .
Hael mengeleng saja . Kabut sangat . Dia kembali memandang Fara . Alahai comelnya . Mulut ternganga pun comel . Rasa nak gigi ke pipi pau Fara tu . Tapi Hael cepat-cepat sedar . Anak dara orang . Tak boleh buat main .
" Ish ! Cakap cuti apalah itu lah ... ni pergi juga kerja " bebel Fara tanpa mempedulikan tetamu di hadapan dia .
Hanz berdehem . Rasa lenguh kaki dia berdiri 30 minit ni . Melihat drama sebabak tadi .
Fara tersedar .
" Kak El tak cakap pape pun . Just jumpa family je ... abang nape cari ? " mata bulat Fara terkebil-kebil pandang Hael .
Hael rasa berdebar .
Mak aii , lunaknya suara . Hati dia rasa terpaut jap .
" Erm ... saja . Kami pergi dulu " Hanz mencelah laju .
Segera dia tarik tangan Hael untuk beredar . Budak tu dah nak keluae aura kasanova dia . Baik dia larikan Hael dulu . Kesian pula Fara yang nampak polos dimainkan oleh Hael nanti .
" Aduh kau ni , aku baru nak bagi ayat manis aku tadi . Asal tarik aku ! " . Hael tidak puas hati .
Hanz segera menghidupkan enjin kereta . Tingkat dibuka , dia pandang Fara yang masih berdiri di muka pintu .
" Thanks budak ! " jerit Hanz dan terus tekan pedal minyak . Meninggalkan kawasan perumahan itu .
Fara garu kepala . Pelik-pelik je lelaki tadi . Abaikan je lah .
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro