ZH - 11

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Qayyum menjungkit kening melihat seseorang yang dengan beraninya duduk di hadapan dia ketika dia asyik menghadap macbook miliknya . Dia perhatikan saja gadis di hadapan dia yang beriak biasa . Tiada riak takut di wajah yang hanya mengenakan solekan nipis itu .

" What you doing here Laura ? " .

Dia menanya tanpa memandang wajah Laura . Fokus pada laporan yang baru dihantar oleh pekerjanya melalui e-mail itu .

" Saja . I'm not bother you bro . Just relax ok " ujar Laura sambil meletakkan lengan dia di atas meja kerja Qayyum . Kepalanya terus dibaringkan .

Qayyum berada di sebuah cafe di bandar . Sengaja dia tidak mahu masuk ke pejabatnya , dia ingin menikmati masa tenang dia sambil menghirup aroma cappucino yang dibeli olehnya tadi .

" Mana tahu aku ada kat sini ? " .

Laura sengih . Alamak . " Err ... instinct ? Hehe " dia kembali mengangkat muka .

Qayyum merenung Laura tajam . Dengan isyarat tangan dia memanggil Luke dan Mattias yang berada selang dua meja darinya . Dua lelaki segera mendekati bos mereka .

" Leave us alone " katanya tegas .

Luke dan Mattias berpandangan . Tanpa banyak soal , dua lelaki bersut hitam itu perlahan meninggalkan dua pasangan itu . Pasti ada sesuatu yang ingin mereka bincangkan .

Qayyum yang selalu diapit dua pengawal peribadi dia tiba-tiba menghalau Luke dan Mattias . Dia tahu Laura , adik angkatnya pasti ingin meluahkan sesuatu pada dia .

" Now , tell me " paksa Qayyum . Dia bersandar di kerusi sambil menghirup perlahan cappucino nya .

Laura menghembus nafas panjang . Dia memandang jari jemari runcingnya . Takut-takut dia pandang Qayyum . Sejak dia berumur 13 tahun lagi , dia kenal seorang Qayyum Idham .

Seorang yang tegas . Kejam . Tidak bagi muka pada musuhnya .

Laura cukup takut ingin memberitahu hal sebenar kepada lelaki di hadapan dia itu .

" Erm ... nothing ... Laura just stress . Banyak sangat kerja lately ni . Abang tahu kan Laura satu-satunya harapan papì ... " dia menayangkan wajah selamba .

Qayyum kecilkan mata dia . Melihat raut wajah Laura . Kemudian , dia mengangguk .

" Just in case , Laura pergi bercuti . Papì mesti bagi kalau Laura minta cuti untuk release tension . Why not you pergi Sepanyol ? Jumpa your mom " .

Wajah Laura terus berubah . Mom ? Qayyum yang tersedar segera mengenggam tangan gadis itu .

" Err ... I'm sorry Laura , I didn't mean to- " .

" No , I'm okay . Abang betul . Dah lama Laura tak jumpa mom sejak mom dan papì bercerai . I miss my little brother " Laura menahan airmata dari tumpah .

Qayyum segera berpindah tempat . Bahu gadis itu dipaut erat . Laura menjatuhkan kepala dia di atas bahu Qayyum .

" Shh ... just let it go . Benda tu dah lama berlaku . About that , bukan salah Laura or Master Aden . But , the one who is want you and master Aden terhapus " terang Qayyum .

" Sebab tu ke papì push Laura selama ni ? Jadi fighter ? Macam orang lain ? " Laura mengelip mata .

Sikit lagi airmata dia nak tumpah . Kalau boleh dia tidak mahu lagi ingat saat-saat itu lagi . Di mana mereka sekeluarga berpisah angkara dengki seseorang terhadap kebahagiaan mereka .

Laura gadis banyak menanggung penderitaan dalam diam . Di luaran , dia nampak gadis yang ceria , kasar namun dalaman dia cukup rapuh .

Qayyum mengucup ubun-ubun Laura . " Tu sebab your dad nak Laura jadi kuat . Boleh lawan . Just like me " .

Laura memandang Qayyum . Merenung dalam mata hitam pekat lelaki di hadapan dia . Iris hijau milik Laura seakan bersinar . Sinar yang cukup kelam di dalamnya .

" Thanks abang . Abang banyak bantu Laura selama ni " dia memeluk tubuh tegap Qayyum .

Qayyum angguk saja . Wajah dia masih mendatar . Tidak berperasaan . Laura menjarakkan diri . Bawah mata dia disapu lembut . Bimbang eyeliner yang dipakai olehnya cair . Comot . Hodoh pula wajah dia nanti .

" Bye abang , esok jumpa kat tempat biasa " dia melambai tangan .

Qayyum memandang saja pemergian Laura . Tidak lama itu , Luke dan Mattias masuk . Qayyum memandang dua lelaki yang tegak berdiri di hadapan dia .

" Aku nak kau lapor kegiatan Laura pada aku setiap masa . Mana dia pergi ... mana dia berurusan ... siapa kawan dia ... teman lelaki dia ... aku nak tahu semua " tutur Qayyum serius .

Luke mengangguk . Sememangnya , hal berkaitan Laura memandang dia akan ditugaskan untuk mengintip gadis itu . Kemudian melapor kepada Qayyum sendiri .

" Kau ada syak siapa-siapa ? " . Dia memandang Luke yang masih berdiri di sisinya .

" Erm ... hari tu saya perasan miss Laura keluar dengan seorang lelaki ni . I don't know who is he but I'm sure he one of Master Aden enemy " tutur Luke .

Kebetulan pada malam itu , dia keluar ingin ke sebuah club terkemuka , namun secara tidak sengaja dia terserempak dengan Laura bersama dengan seorang lelaki . Bertatu pada lengan kiri .

Qayyum senyum sinis . " It seem , he start one move " .

Luke mengangguk saja . Kerana musuh Master Aden bukan calang-calang orang . Kegiatan gelap dia sukar diperlihat oleh mata pihak berkuasa . Malah lelaki itu cukup pandai menutup kegiatan kotornya .

♤♤♤

" KEDING ! " jerit Laila kuat . Membuatkan anak-anak buah Helina yang berada di sekitar mengurut dada mereka .

Ni kalau hari-hari mereka menghadap memang tak lama dah . Belum apa-apa dah jalan . Mati muda jawabnya .

" ARGHHHH SAKITTT ! " Keding menjerit apabila terasa telinga kanan dia ditarik kuat oleh Laila .

Alamak putus lah telinga capang dia nanti .

" Kau ni kan ! Hish ! Telinga dah capang , dah cukup besar untuk kau dengar arahan kan ... tapi kuat buat juga kan ! " kata Laila dalam nada celah gigi .

Keding sengih . Fara dan Mat yang baru balik dari sesi latihan mereka mengerut dahi . Apa kena dua orang tu ?

" Kau kenapa ? Sampai senget kepala Keding kau tarik telinga dia haa " tegur Fara . Kasihan dia melihat Keding dibuli oleh Laila .

Laila menolak badan Keding kasar . Membuatkan Keding terus jatuh di atas lantai . Kuat juga bunyi tu . Macam tolak angin .

" Aduh lembu ! Sakit punggung mantop aku ngok ! " marah Keding sambil mengosok punggung dia .

Sakit kot . Terhentak pula tu . Boleh patah tulang pinggul dia . Laila senyum sinis .

" Padan muka kau ! Kau makan mee kari kan ... haa tu balasan untuk kau ! " .

Fara mengeleng kepala . Pasal mee kari pun boleh gaduh sampai macam ni sekali ke ? Mat pula menahan tawa .

" Dasar lembu betina ! Tau nak marah je ... kau bunting erk " .

PAP ! Keding menyeringai sakit . Mat menghamburkan tawa dia yang dia tahan sedari tadi . Fara pula mengemam bibir . Risau pula nak gelak , takut menyinggung perasaan Keding je .

" Bodoh ! Aku benci kau Keding sekeding nya ! " marah Laila dan berlalu pergi .

Keding mencebik bibir . " Eleh tu pun nak marah . Dasar lembu ! Lembu ! " dia menjelir lidah pada Laila yang membelakangi dia pada waktu itu .

Mat menepuk bahu Keding .

" Kau pehal cari pasal dengan Laila ? " soal Mat .

" Mana ada aku cari pasal . Aku makan mee kari dia kot . Nampak sedap je , aku makan arr . Siapa suruh letak camtu je dalam mangkuk . Pastu tak ada orang . Aku tolong habiskan je " terang Keding .

Fara geleng kepala . " Bukan tadi Laila bagi arahan ke ? Dia masak untuk semua orang ? Asal kau makan awal pula " kening dijungkit .

Keding sengih . Halamak . Kena soal jawab pula .

" Aku lapar , aku makan lah " jawab dia mudah .

Mat geleng kepala . " Kau Fara cakap dengan Keding ni , serupo cakak kot telingo kanan tubik telingo kiri . Natey ni bukan reti base ni ... pale ni keras sangat " kepala Keding digoyang oleh Mat .

Fara pula terpinga-pinga . Tapi dia angguk je . Walaupun dia tak faham , hanya sikit-sikit je dia dapat tangkap .

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro