6

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ryena tidak pernah menyangka bahwa rumahnya yang dipikirnya paling kumuh di desanya, kini dipenuhi oleh warga-warga yang berbodong datang berusaha masuk ke rumah mereka.

"Masuknya satu persatu, kita tidak menaruh tarif, semuanya pasti akan disembuhkan." Ibu Ryena berujar, membuat kerumunan menjadi agak tenang.

Tentu saja ucapan ibunya membuat kerumunan itu semakin bersemangat dan bersedia menunggu giliran mereka untuk disembuhkan.

Tidak perlu waktu yang lama bagi Ryena untuk menyembuhkan satu orang, hanya beberapa saat melakukan kontak dengan orang itu, dia akan sehat kembali seperti sedia kala.

"Terima kasih, Tuan Shin, Nyonya Shin. Terima kasih, Ryena."

Mendapatkan ucapan terima kasih yang ditujukan kepada seluruh keluarganya membuat Ryena sedikit terkagum. Belum pernah sebelumnya dia mendapatkan ucapan terima kasih yang layak.

Rasanya seperti dihargai, sangat dihargai.

"Banyak yang datang membawa sesuatu, ya," lirih Ayah Ryena sambil memperhatikan beberapa kantung beras, beberapa botol susu segar dan juga makanan yang sangat jarang mereka dapatkan.

"Kita sudah bilang gratis, tapi kalau mereka sampai repot-repot membawa imbalan, kurasa kita tidak bisa menolak," ucap Ibu Ryena sambil mengambil satu persatu bahan makanan yang diberikan warga secara cuma-cuma. "Dan kurasa hari ini kita akan makan enak."

Tentu saja Ryena senang mendengarkan hal itu. Terakhir kali dia makan enak adalah saat dia datang ke rumah salah satu bangsawan yang mengadakan pesta besar-besaran untuk menyambut kesuksesan lahannya yang habis panen.

Itu mungkin ... dua tahun yang lalu, karena Ryena ingat persis hari itu satu hari sebelum ulang tahunnya yang ke-sebelas.

"Kalau begini terus, kita bisa kaya!"

Ayah Ryena menatap istrinya dengan tatapan datar, "Kupikir kita sudah sepakat untuk tidak menarifkan harga."

"Bukankah kesehatan lebih penting daripada harta?" balas ibunya balik yang membuat ayahnya terbungkam.

"Bu, aku lapar," lirih Ryena dengan suara pelan.

Hari ini dia melayani orang-orang yang datang ke rumahnya dan meminta Ryena menyembuhkan mereka tanpa beristirahat sedikitpun.

Ryena menyembuhkan mereka semua tanpa memandang identitas, tanpa memandang apakah orang itu pernah menyakiti hatinya atau tidak, dia tidak sempat melakukannya karena terlalu banyak orang yang datang untuk meminta bantuan kepadanya.

"Nyonya Sha bilang, lusa keluarga besarnya akan datang dari desa sebelah untuk disembuhkan di sini. Lalu, tadi lihat tidak kalau Nyonya Hee sampai masuk ke sini karena ingin membuktikan kekuatan Ryena?" tanya Ibu Ryena kapada Ryena. "Memang lucu sekali ya, ekspresi para bangsawan kalau sudah masuk ke rumah orang lain?"

"Kau memamerkan Ryena terus, sampai-sampai para bangsawan juga tahu mengenai Ryena," ucap ayahnya sambil menggelengkan kepalanya.

"Bagus, kalau begitu! Kalau bisa, sekalian sampai seisi Kerajaan Cahaya juga mengetahui tentang Ryena, dengan begitu hidup kita akan lebih terjamin," ucap Ibu Ryena dengan semangat.

"Ini baru hari kedua sejak mereka tahu bahwa Ryena memiliki kekuatan untuk menyembuhkan. Kemarin, kau bilang ingin menunjukkan Ryena agar semua orang bisa sehat, tapi hari ini kau berharap supaya keberadaan Ryena bisa disadari oleh Kerajaan Cahaya." Ayah Ryena memincingkan matanya, menatap istrinya dengan tatapan sinis, "Yang namanya keinginan itu memang tidak ada habisnya, ya?"

"Hanya berangan-angan tidak masalah, kan?" tanya Ibu Ryena sembari membawa bahan-bahan yang diberikan warga tadi ke tempat biasa mereka memasak. "Lagipula, tidak mungkin Kerajaan Cahaya yang sangat tertutup itu tiba-tiba tahu menahu soal keberadaan Ryena."

*

Satu malam lagi telah berlalu. Pagi-pagi sekali saat Ibu Ryena membuka pintu mereka yang terbuat dari papan lapuk yang nyaris ambruk, dilihatnya orang yang datang lebih banyak daripada hari sebelumnya.

Bukan hanya terkejut, Ibu Ryena juga sedikit tak menyangka bahwa orang-orang yang datang itu adalah mereka yang termasuk golongan menengah, satu tingkat dari golongan bangsawan. Persembahan yang mereka berikan lebih bagus daripada yang didapatkan keluarga Shin kemarin.

"Kudengar putrimu bisa menyembuhkan penyakit apapun. Apakah itu benar?"

Ibu Ryena yang sempat termenung sejenak, langsung tersadar. "Benar."

"Jadi, apakah kami bisa bertemu dengannya?" tanya mereka.

Ibu Ryena mencoba mengingat apa yang sedang gadis itu lakukan. Mungkin dia masih terlelap mengingat Ryena menyembuhkan banyak orang kemarin. Dia harus membiarkan anaknya beristirahat dulu.

"Tapi kalian semua terlihat sehat," gumam Ibu Ryena.

"Tidak, belakangan ini aku terus batuk!"

"Belakangan ini punggungku sakit!"

"Kepalaku sakit!"

Semakin banyak protes yang keluar dari mulut mereka, sampai-sampai membuat ibunya merasa ngeri. "Maaf, Ryena sedang tidur. Mungkin nanti, saat dia sudah bangun."

"Aku bisa membayar dengan lima keping emas, kalau aku bisa sembuh!"

"Tapi kami tidak menaruh tarif. Silakan datang lagi nanti," ucap Ibu Ryena, bersiap-siap menutup pintu.

BRAK!

Pintu tertutup dengan keras. Terdengar gedoran dari luar pintu yang membuat Ayah Ryena terbangun sementara Ryena sendiri juga masih bermimpi dalam tidurnya.

"Ada apa?"

"Ada banyak orang golongan menengah yang menunggu Ryena di luar, ingin disembuhkan."

Ayah Ryena melirik Ryena yang masih bernapas tenang dan memejamkan mata, "Tapi Ryena masih tidur."

"Aku sudah memberitahu mereka!" jawab Sang Istri panik.

"Sudah kubilang, menunjukkan kekuatan Ryena dalam kondisi seperti ini bukan ide yang bagus. Lihat, Ryena bisa dikenal sampai golongan menengah hanya dalam tiga hari."

Ibu Ryena semula memperlihatkan ekspresi ketakutan. Namun selanjutnya, semakin lama, Raut wajahnya berubah menjadi senyuman tipis.

"Ada apa lagi?" tanya Ayah Ryena saat menyadari bahwa istrinya menyimpan ide lain yang pastinya tidak akan disukainya.

"Kalau begitu, Ryena dikenal di Kerajaan Cahaya nanti. Bukankah cepat atau lambat itu akan terjadi?"

"Keberadaan Ryena yang diketahui Kerajaan Cahaya bukan hal yang bagus, apalagi kalau dia sampai dinobatkan sebagai orang penting di istana. Kita bisa berpisah dengannya dalam waktu yang tidak kita ketahui, sama seperti Tabib Zuan yang tidak kembali," terang Ayah Ryena.

Ibu Ryena berkacak pinggang, "Tapi, Nyonya Zuan tetap mendapatkan hadiah dari Kerajaan Cahaya setiap bulan purnama, kan?"

"Kau seperti menjual Ryena kepada mereka," lirih Ayah Ryena semakin pelan.

Dia tidak ingin membangunkan putrinya, walaupun dalam keadaan semarah apapun. Istrinya tidak mengerti, siapa yang paling khawatir dengan keadaannya saat dia sakit. Ryena, walaupun punya sifat yang kurang baik, tapi anak itu selalu mengerjakan semua hal dengan gigih dan tulus.

Pria itu tidak mengerti mengapa istrinya bisa dibutakan oleh hal semacam itu.

"Bukan begitu. Maksudku bukan begitu, sungguh." Ibu Ryena mengusap pelan bahu suaminya. "Aku hanya ingin Ryena hidup layak dan sepantasnya. Bukankah jika Ryena di istana, dia punya jaminan untuk hidup senang dan perut kenyang? Ryena belum pernah merasakannya, kan? Kita juga, sudah terlalu lama bekerja dan bekerja. Usia kita tidak muda lagi. Sampai kapan kita akan terus begini? Sampai kita mati dan Ryena hanya seorang diri di dunia ini?"

Ayah Ryena terdiam, lama sekali.

"Setiap hal yang kupilih, semuanya kupikirkan untuk masa depan Ryena. Suatu hari kita pasti akan melepaskan Ryena, saat dia sudah berkeluarga nanti, saat kita meninggal nanti. Sekarang yang harus kita lakukan hanyalah membiarkannya bersinar di Kerajaan Cahaya dan semuanya akan berjalan dengan baik."

"Tapi ..., ini terlalu cepat."

"Ya, aku tahu, tapi kalau memang kesempatannya sekarang, mengapa harus menunggu lebih lama lagi?"

"Dan kau juga tahu kalau waktu kita bersama Ryena sangat terbatas, mengapa harus berpisah dengannya sekarang?"

Ibu Ryena menghela napas, "Kerajaan Cahaya belum tahu keberadaan Ryena sekarang, mengapa kau berbicara seolah mereka sudah mengetahuinya?"

Sementara perdebatan terus berlanjut, Ryena yang masih memejamkan matanya hanya berpikir bagaimana caranya agar dia tidak menintikkan airmatanya dalam tidur palsunya.

Tbc

24 Juli 2018

a/n

Gotta fast gotta run gotta go T-T

Cindyana

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro