،ꫂ̽᭠ᩬ' [2/7]

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Are.. nee-chan hate me that much?
Am I did wrong to her?

---

،ꫂ̽᭠ᩬ' ρяє¢ισυѕ ѕмιℓє ꫂ҉


Suara kicauan burung memenuhi halaman belakang. Desiran semilir angin menambah suasana. Membuat siapapun merasa nyaman untuk berlama lama disana.

Hal itu berlaku untuk Haruna, kitsune tersebut tengah duduk di atas rumput sembari menikmati semilir angin. Namun, bukan kediamannya kalau tidak diisi dengan kerandoman penghuni ataupun tamunya.

Seperti sekarang, seorang malaikat maut, Arfael tengah menjahili seorang Rey. Membuat Rey berteriak kesal sembari melemparkan beberapa bola api ke arah Arfael yang terus mengelak.

"Kalian nggak bisa diam sedikit apa?!" kata Haruna kesal sembari memijit kepalanya. Rasanya ingin mengikat kedua makhluk itu dan membuangnya ke jurang.

"Ael yang mulai duluan" kata Rey tanpa berhenti melemparkan bola api ke arah Arfael.

"Nggak ya, kamu saja yang gampang tersinggung" ledek Arfael sembari terus melayang menghindari semua serangan Rey.

"Perasaan yang anak anak disini hanya Est-chan, kenapa kalian ikut ikutan" Haruna menghela napas lalu menatap ke arah lain.

Sedetik kemudian, Haruna langsung melesat dan menyambar anak kecil yang entah sejak kapan telah berada disana.

"REY, LIHAT LIHAT KEMANA KAU MELEMPARNYA- MAKKO HAMPIR TERKENA LEMPARANMU-" pekik Haruna kesal kemudian menurunkan anak tersebut.

"Kamu juga, kenapa keluyuran sendirian? Sudah Haru bilang itu berbahaya, kan?!" lanjut Haruna sembari menyejajarkan tingginya dengan anak tersebut.

"Sudahlah Hana, dia mungkin hanya bosan berada di kamarnya terus. Benarkan, Makoto?" kata Arfael yang entah sejak kapan sudah berpindah ke samping Makoto.

"Uhn.." Makoto mengangguk kecil. Ia menunduk kemudian memainkan jarinya takut takut. Tatapan kesal Haruna benar benar menyeramkan untuknya.

"Runa, kau menakutinya" Rey ikut melangkah mendekat.

"Hah.. terserah kalian saja. Haru ada urusan" Haruna mengibaskan ekornya kesal kemudian melangkah masuk ke dalam rumah.

"Ada apa dengannya? Dia jadi pemarah belakangan ini" gumam Arfael.

"Ya, kau tau sendiri kan" Rey mengangkat bahu kemudian menyejajarkan tingginya dengan Makoto.

"Maaf ya, kamu pasti takut karena bentakan Runa" lanjut Rey sembari menepuk nepuk kepala Makoto.

"A-apa nee-chan benci denganku? Aku... melakukan kesalahan?" gumam Makoto pelan. Rey dan Arfael saling tatap, kemudian tertawa kecil.

"Nggak kok, Hana nggak benci denganmu, Makoto. Dia orangnya sangat sayang pada anak anak. Bahkan selalu merasa gemas ketika bertemu dengan mereka. Dia mungkin hanya tidak ingin menunjukkannya padamu" hibur Arfael.

"Nee-chan sayang denganku..?" Makoto menatap ke arah Arfael penuh harap. Pantas saja Hana sering menghindari Makoto, dia tidak akan bisa menanggung kemanisan anak ini, pikir Arfael.

"Iya, dia sayang banget ke Makoto. Kalau tidak, untuk apa dia repot repot membantu merawatmu saat sakit dan menyelamatkanmu tadi?" jawab Rey sembari tersenyum tipis.

"Senang mendengarnya.." Makoto tersenyum cerah. Membuat dua pria tersebut kembali saling tatap. Haruna akan kelepasan kalau melihat senyum manis Makoto, pikir mereka.

Sementara itu, Haruna terus saja bersin. Padahal hari ini, dia merasa baik baik saja. Ruangannya juga baru dibersihkan oleh pelayan di kediaman itu, jadi tidak mungkin karena debu, pikirnya.

"Kau benar benar tidak apa apa, Haru?" tanya Rian, kakak kembarna Rey sembari mengumpulkan beberapa kertas yang tidak sengaja Haruna jatuhkan saat bersin.

"Aa, Haru tidak apa apa, An-nii. Haru hanya merasa ada yang membicarakan Haru" jawab Haruna.

"Jangan paksakan dirimu. Kau bisa beristirahat sebentar" Haruna mengangguk mengerti kemudian melanjutkan pekerjaannya.

---------------
----------
---

Revisi : 28 Oktober 2022

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro