{ 01 }

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

S T A G E   0 1

" Refutation "

"Hei Nona Lobak, siang bolong begini bengong saja kerjaanmu" suara pemuda itu membuyarkan lamunan, berikut dengan rasa sakit yang mendadak terasa pada area keningku.

Aku tersentak dan sontak menyentuh dahi, sementara dia malah tertawa seolah merasa tidak merasa bersalah karena telah menyentil seorang gadis.

"Sa-Sakit! " Protesku padanya.

Lelaki itu malah menjulurkan lidah " Siapa suruh melamun? Bisa-bisa kau kesambet sesuatu lho? ~".

"Terserah" Aku mendengus sebal. Dia tidak pernah berubah sejak dulu, masih saja menyebalkan.

Tunggu, tapi kok rasanya ada sesuatu yang kurang?.

Segera mataku mengedarkan pandangan ke sekitar. Ternyata kami berada di bukit belakang sekolah, di tengah kadang bunga dan di bawah sebuah pohon apel. Spot favorit kami tiap kali bermain kemari.

Dan di hadapanku ada sebuah kotak bekal berisi donat, serta termos yang diisi dengan teh gandum dingin yang menyegarkan  di kala siang terik seperti ini. Seharusnya tidak ada apa-apa.

Apakah  hanya perasaanku saja atau bagaimana, tapi  aku seperti baru saja mengalami suatu mimpi yang panjang,sekaligus mengerikan.

Anehnya, aku tidak dapat mengingat sama sekali, di sisi lain aku juga tidak ingin.

Namun berada di situasi seperti ini pun ada rasa yang mengganjal hatiku.

kira-kira apa ?.

Di depanku sekarang, pemuda bernama Yugi Amane itu tengah memakan donat yang merupakan makanan kesukaannya dengan  lahap. Aku tahu donat itu adalah donat buatanku, tapi aku tidak pernah merasa membuat itu sebelumnya.

Lagipula, sejak kapan juga kami menggelar piknik? .

"Kenapa kau tidak makan? Nanti kuhabiskan semuanya, lho".

" Kau saja yang habiskan".

"Kau tampak pucat, Yashiro. Apa kau tidak apa-apa?".

" Ya, aku tidak apa-apa tapi—" Perkataanku terhenti saat ku memandang wajah cemas Amane-kun.

Disaat itu juga, darahku bagaikan mendesir deras ,hatiku seperti diremuk.

Perasaan melankolis apa ini?.

Mengapa... Rasanya aku seperti baru saja mengalami sebuah kehilangan?.

Ku sentuh pipi pemuda itu yang membuatnya seketika tercengung. Dengan ekspresi bingung, Amane-kun menyebut namaku yang disertai tanda tanya berkali-kali ,namun tak ada satupun yang ku gubris.

Pipi itu hangat.

Dia...dia ada disini, dia  benar-benar masih ada disini . Aku yakin, Amane-kun yang ku sentuh ini merupakan kenyataan.

Tetapi, kenapa pikiranku tetap saja kusut? Mengapa mataku masih saja memanas karena memandangnya?bukankah seharusnya aku merasa baik-baik saja?.

"A.. Amane-kun, apa ini benar-benar kau? " tanyaku ragu.

"Apa maksudmu? Tentu saja ini aku" Balasnya "apa aku terlihat seperti Tsukasa? ".

" B-bukan begitu! " Sergahku cepat "Aku.. Aku hanya sedang ketakutan saat ini.. ".

"Takut? ".

" Ku.. Kupikir... A.. Aku—".

Dan Kata-kataku terputus begitu saja . Amane-kun segera menarik tubuhku dalam rengkuhnya yang membuatku justru lupa apa yang akan kusampaikan.

"Tak apa, jangan takut. Ada aku disini sekarang. Semua akan baik-baik saja" .

"Amane-kun.. ".

" Dan tidak usah takut pada kenyataan Yashiro, mereka tidak seburuk seperti yang kau kira".

Tunggu, apa?

Zap!

Baru aku ingin memejamkan mata dan menghirup aroma lelaki itu untuk menenangkan diri, tiba-tiba, secepat kedipan mata, figur yang mendekap erat tubuhku itu langsung menghilang dan berganti dengan diriku yang bersimbah darah.

Dan entah darimana, di hadapanku  terdapat sebuah pisau dapur yang ternodai oleh darah pula,serta  sebuah botol obat yang pecah sehingga isinya berhamburan.

" A..apa ini.."

Air mataku mulai merembes keluar, rasa takutku menyergap. Aku hanya dapat memeluk diri sendiri.

Sepersekian  detik, aku  terpaku pada pemandangan mengerikan tersebut dengan penuh tanda tanya.

"Apa kau belum menyadari kenyataannya  juga? ".

Suara itu!

Aku segera berbalik.

Seorang gadis kecil berkuncir  dengan pakaian serba hitam sedang memandangku dengan datar.

" ...Kau.. ".

" Yugi Amane sudah tiada, kau tahu betul itu" dia tersenyum sinis " Apa kau belum sanggup melihat ke depan sehingga terseret sampai kemari? ".

" T..Tidak!Amane-kun masih bersamaku! "Hentakku" Dia masih ada disini! Dia masih ada ! dia..dia..".

" Lalu,kemana dia sekarang? ".

Seketika ku dibuat bungkam oleh ucapannya.

Kemana.. Kemana Amane-kun tadi?kemana dia pergi?.

Gadis itu pun tertawa kecil melihat ekspresi kebingunganku  seolah dia telah menebak sebelumnya" Sekarang, Kau juga menyadarinya, kan? Nah,pulanglah. Ini bukan tempatmu".

"...Aku tidak akan kembali tanpa Amane-kun".

" Tapi Yugi Amane sudah—".

"—Tidak,Dia masih ada! Berhenti mengatakan itu dan kembalikan Amane-kun! "penuh emosi,aku membentak  "dia masih memiliki janji dan dia tidak akan pernah melanggar janjinya padaku. Aku yakin dia akan kembali, jika tidak maka aku  yang menghampirinya! ".

"..... Aku tak mengerti apa yang kau katakan, tetapi terserah kau saja.Toh, aku sudah memberi peringatan"ucap si Gadis kecil seraya berjalan menuju pohon apel. Aku tidak pernah tahu ada sebuah daun pintu di tengah pohon tersebut dan dia membukanya dengan ringan.

"Pulanglah selagi kau masih bisa. Rumahmu bukan di sini".

Setelah berujar, dia pun masuk ke dalam.

Dan pintu itu tidak tertutup lagi, entah karena lupa atau memang disengaja sehingga aku  harus memilih jalan mana yang akan aku tempuh setelah ini.

Apa Amane-kun ada di sana? walau hanya ada sedikit kemungkinan, tapi aku yakin pohon itu satu-satunya jalan.

Aku akan menemukan Amane-kun. Bagaimanapun caranya, aku akan membawa dia kembali.

Membawanya pulang kepadaku, rumahnya yang masih saja menunggu.

Aku ingin sebuah kejelasan darinya, aku tidak ingin semua ini berakhir begitu saja dengan kepingan puzzle yang belum lengkap.

Maka , setelah menetapkan hati,aku segera berlari masuk ke dalam pohon apel.

Tunggu ya, aku pasti akan menemukanmu!.

°°°

——Blam!

Gadis malang  itu telah masuk, pintu pohon apel tersebut akhirnya tertutup rapat. Tiada lagi yang namanya jalan kembali.

Sekalinya masuk, dia tidak akan bisa berbalik .Keputusan awal sudah mutlak. Mau tak mau,dia harus mampu menghadapi gelombang emosi selanjutnya jika tidak ingin tenggelam secara sia-sia ke dalam kegelapan tak berdasar itu.

Mampukah gadis itu bertahan? Hmm, yah,kita lihat saja ya .

Nah, para penonton sekalian, panggung pertama telah selesai. Terima kasih telah menyaksikan dan ingatlah,ini baru babak awal dari sebuah labirin ilusi.

Mari kita beranjak menuju panggung kedua....

🎭—

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro