› 〉 📂 太宰治 .ೃ

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

-',✎  Mantel - Dazai Osamu.

Seorang diri di dalam kamar bercahaya remang-remang,Kamu memasang wajah yang kusut di atas ranjang.

Berguling sana-sini, meminum teh hangat dicampur madu, bahkan berjalan-jalan ke ruang menuju ruang lain tampaknya tidak berpengaruh untuk melelahkan matamu yang masih segar itu.

Sungguh tubuhmu itu sudah jelas letih  memberi isyarat untuk diistirahatkan, pikiranmu sudah penat akan segala hal yang terjadi hari ini. Kamu sangat ingin cepat-cepat tidur.Sialnya,matamu  sekarang malah seperti menolak untuk berkerja sama, kamu sama sekali tak mengantuk meski ragamu sudah lelah tak karuan.

Bajingan memang yang namanya Insomnia itu.

Kamu meloloskan helaan nafas lelah untuk kesekian kalinya, meraih ponsel di atas nakas tempat tidur, mengecek sekali lagi benda pintar tersebut.

Tidak ada pesan dari pria itu semenjak percakapan terakhirmu dengannya di jam sebelas malam.

' Hari ini aku lembur karena mendadak ada pekerjaan penting. Tenang aku akan segera pulang begitu pekerjaan ini selesai. Tidurlah duluan, jangan menungguku. Aku menyayangimu (Name)♡ '

Begitulah bunyinya.

Dan sekarang sudah pukul dua pagi.

Persetan,pekerjaan jenis apa yang memakan waktu sampai selarut itu?

Jangan-jangan dia melakukan percobaan bunuh diri lagi.

Kamu mulai menerka hal negatif tentang pria tersebut.

Tetapi entah mengapa di sisi lain kamu malah tidak khawatir, sebab kamu malah merasa jika dia sehari saja tidak bertindak bodoh, kamu akan heran dan berpikir bahwa itu bukan ia melainkan dedemit yang iseng- iseng menyamar.

Ah tapi, faktanya sifat suamimu itu dua kali lipat lebih parah dibanding segala iblis di muka bumi, jadi mana mungkin ada setan yang sanggup menyamar menjadi diri pria ini.Yang ada mereka sudah mundur duluan sembari mengelus dada.

Benar-benar tak habis pikir. Kamu bahkan tak mengerti mengapa dulu kamu bisa menerima begitu saja untuk menjadi istri pria menjengkelkan tersebut.  Apa jangan-jangan kamu kena pelet?

Tunggu, mengapa pikiranmu malah melantur? Ayo cepat tidur!

Kamu pun menarik selimut sampai menutupi kepala, mencoba kembali menutup mata.

Satu menit, sepuluh menit hingga nyaris setengah jam.

"ARGHH SIALL" Mendadak Kamu berteriak frustasi karena tidak kunjung terjun ke alam mimpi juga. Ulululu kasian, sabar ya.

Sungguh rasanya kamu ingin menangis jika terus seperti ini,kamu sedang benar-benar capek.

Matamu menatap area kosong  ranjang.Biasanya di kala insomnia menjengkelkan itu kumat, sebuah lengan akan melingkar di pinggangmu lalu mendekap erat hingga kamu pun terlelap.

Namun kamu sendirian sekarang, bantuan sejenis itu sedang tak tersedia.

Tidak memungkiri meski menyebalkan, kamu menginginkan wangi milik pria itu yang sudah biasa kamu hirup setiap kali kalian saling merengkuh serta elusan lembut dari telapak tangan yang selalu diperban tersebut.

Masa sih kamu tidak bisa tidur karena rindu?

Lantas  jika memang benar begitu, kamu harus bagaimana? Menelepon rasanya percuma, ponselnya tidak aktif.

Dan jika memang bisa dihubungi, kamu akan bilang apa? Memaksanya pulang karena kamu tidak bisa tidur? Memangnya kamu bayi?

Mengatakan rindu? Sayangnya kamu masih terlalu  gengsi untuk mengatakan perasaanmu meski kalian sudah setahun hidup bersama.

Dasar Istri Tsundere.

Jadi, kamu pun mengganti posisimu menjadi duduk, menyapu pandangan dan ting! Kamu menemukan solusinya.

Dengan langkah terseok-seok, kamu menuju lemari baju lalu membukanya lebar-lebar.

Di dalam sana terdapat beberapa baju yang berderet rapi,dan kedua manikmu langsung tertuju pada sebuah mantel beige panjang.Mantel favorit milik suamimu, Dazai Osamu.

Sebenarnya kamu merasa grogi sendiri untuk melakukan ini,tetapi apa boleh buat.Daripada terjaga sampai subuh, lebih baik kamu ambil saja salah satu mantel itu dan membawanya ke tempat tidur.

Setelah mengambil posisi nyaman, kamu segera memeluk mantel itu,menghirup aroma maskulin yang melekat di sana.Entah kenapa kamu tetap dapat merasakan kehangatan sosok pria tersebut melalui mantel di genggamanmu ini, seolah dia sedang ada di sebelahmu, mengelus pucuk kepalamu.

Melankolis memang.Namun baiknya,Insomnia-mu menjadi  sedikit terobati.

Cepatlah pulang.

Kamu menyelipkan sebuah harapan sebelum memejamkan mata.Sekali lagi.

◇◇◇

Dazai tidak pernah menyangka akan mendapatkan pemandangan sejenis ini begitu ia pulang.

Sudah terhitung berapa menit ia hanya berdiri mematung di sebelah ranjang, memandang seorang wanita yang terlelap di atas sana.

Ha! yang benar saja!

Wanita yang selama ini memiliki ego tinggi, bahkan mengatakan "aku mencintaimu" Ke suaminya saja sulit, sekarang malah tertangkap basah sedang memeluk erat mantel kesayangannya? Wanita itu ternyata merindukan Dazai? Apakah besok bulan akan terbelah menjadi dua?

Benar-benar, jika saja Dazai lupa akan waktu,sudah pasti gelak tawanya keluar begitu keras yang bahkan bisa menyebabkan tetangga mereka terbangun.

Namun, karena melihat wajah letih perempuan itu, dia pun menggantinya dengan tawa kecil yang disembunyikan di balik telapak tangan.Tentu ia juga tidak ingin wanitanya terbangun karena sebuah tawa jahanam.

"Dasar gengsian, jadi ini kelakuanmu kalau merindukanku?" Kekeh Dazai seiring tangannya menyentuh rambut wanita tersebut lalu menariknya kebelakang telinga sehingga kini paras cantiknya semakin terlihat jelas.

Dazai mengukir senyum tipis, perlahan ia pun berbaring dengan  posisi menyamping agar dapat berhadap-hadapan dengan [Name]. Dia juga melepas mantel miliknya tersebut dari rengkuhan [Name] secara hati-hati,kemudian langsung menarik tubuh mungil  wanita itu ke dalam dekapan.

"Aku pulang, [Name]" Bisiknya seraya mengecup kening sang istri pelan.

Yah, Rasanya Dazai tidak akan tidur hingga fajar menyingsing nanti. Dia terlalu bahagia dengan hal kecil ini.

✧・゚: *✧・゚:* [ 終わり ]✧・゚: *✧・゚:*

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro