κ’° 11 : 𝒉𝒖𝒋𝒂𝒏 ˎˊ-⁣

Màu nền
Font chα»―
Font size
Chiều cao dòng

- 𑁍 - 𑁍 - 𑁍 -

Hujan turun sangat deras siang ini, semuanya kebingungan bagaimana akan pulang sementara tak banyak yang membawa payung ke sekolah. Karena, ramalan cuaca mengatakan hari ini sangat cerah, namun hal itu di tolak oleh Yang Maha Kuasa.

"Haaah" Aoi menghela nafas panjang, karena ia tak membawa payung begitu pula dengan Kanao.

Lebih baik menunggu hujan reda, daripada esoknya sakit dan masuk. Itu pendapat Aoi dan Kanao.

Karena Kanao telah selesai dengan jadwal di UKS, mereka berdua hanya duduk termenung di kelas. Inosuke? Cowok itu bersama kedua sahabatnya pergi ke Cafe. Lebih tepatnya di seret oleh Inosuke.

"Kanao" panggil Aoi pada sahabatnya. Yang dipanggil hanya menjawab dengan gumaman.

"Tadi Ino bilang lo ikut daki gunung di Bogor ya?" di akhir kalimat, Aoi sedikit menyeringai.

Kanao yang mengerti topik pembicaraan ini akan kemana, hanya memalingkan wajah dari Aoi. "Lo... Jadian ya sama Tanjirou?" pertanyaan ini membuat wajah Kanao semakin memerah.

"Enggaak mana ada dan mana mungkin" ujar Kanao tangannya berkibas ke samping seolah mengisyaratkan kalau itu memang bukan.

"Jujur aja neng, jangan ngelak mulu" goda Aoi.

"Iish, beneran enggak. Itu di ajak sama Nezuko, adeknya kan kita satu klub nari di sanggar" jelas Kanao, tangannya masih berkibas ek samping.

Tak ada balasan dari Aoi, artinya ia mengerti. "He-hey, liat itu! Dia hujan-hujan an padahal udah di cegat pak satpam" perkataan itu menarik Aoi untuk melihat ke luar jendela.

Dan benar saja, Inosuke sedang berlari ke luar gerbang sekolah untuk pulang. Meskipun sudah di cegat oleh pak satpam.

'I-no-su-ke, lihat saja besok pasti akan ku hukum' batin Aoi. Cewek itu melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya 'Jam 3, apa pesan taxi online aja ya? Mau terapi juga'.

"Kanao, temenin gue terapi bentar ya? Nanti ongkos nya gue yang bayar" kata Aoi, Kanao mengangguk. Kemudian Aoi memesan taksi online dan keduanya menunggu di pos satpam.

Sebuah taksi mengarah ke kedua cewek ini, dan bertanya "Dengan mbak Aoi kan?". " Iya pak" jawab Aoi sambil membuka pintu taksi tersebut.

- 𑁍 -

"Terimakasih dokter udah mau terapi saya" ucap Aoi. "Iya, sama-sama. Kalian pulang naik apa? Mau saya antar?" balas sang dokter sekaligus menawarkan diri.

"Gak usah dok, tadi kata Kakaknya Kanao mau jemput kita" jawab Aoi.

"Oh begitu, satu lagi. Katanya Kanao, kamu punya pacar ya Aoi? Kalau iya kapan-kapan bawa ke sini" ujar Dokter itu.

"Ah iya" Aoi bersungut-sungut "Kalau gitu, kami permisi dok" sambungnya. "Iya, silahkan".

- 𑁍 -

" Makasih Kak Shinobu udah nganterin, dan makasih Kan" ucap Aoi sambil turun dari mobil yang dikendarai Shinobu.

"Iya sama-sama" jawab kedua kakak beradik itu. "Kita duluan ya Wi" sahut Shinobu di balik kaca mobil. "Iya kak" jawab Aoi.

"Kan, Aoi masih sering terapi?" tanya Shinobu di sela-sela fokus mengendarai mobil.

"Enggak kak, kadang-kadang aja katanya" jawab Kanao, cewek itu sedang asik memainkan handphone nya.

"Kamu ada latihan di sanggar? Kalau iya kakak anterin" Shinobu bertanya, lagi.

"Enggak kak, libur. Kak, aku di ajak Nezuko pas libur selesai PTS daki gunung boleh?" jawab Kanao sekaligus bertanya."Sama siapa aja? Gak mungkin kan berdua doang"

"Sama Aoi, pacarnya Inosuke, terus Zenitsu dan Tanjirou" jawab Kanao. "Tanjirou? Si juara olim Sains kemaren?".

" Iya, emm memang kenapa Kak?" tanya Kanao. "Gpp" jawab Shinobu.

"Udah nyampe, bukain pager nanti aku yang tutup" Shinobu sedikit memerintah Kanao. Kanao mengangguk dan segera membuka pagar rumah.

- 𑁍 -

"Aoi, besok Minggu beneran bisa kan ngawasin resto?" tanya sang bunda pada anaknya.

"Iya, jadi" jawab Aoi, sambil memasukkan sepotong kue ke dalam mulutnya.

"Sendirian gak papa? Atau mau ngajak temen mu? Ayah sama Bunda ada urusan di pulau lain soalnya" bunda nya bertanya, lagi.

"Sama Kanao paling, bentar mau ku tanya dulu" ujar Aoi, kemudian cewek itu menenkan ikon telepon di handphone nya.

"Halo? Kenapa Wi?" tanya Kanao. "Besok bisa temenin ngawasin resto gak Kan? Kalo gak sibuk si".

" Maaf, besok gue mau nemenin Kak Shinobu lomba silat antar daerah Wi. Sama pacar lo aja" ucap Kanao dengan polos.

"Pacar?!" bunda Aoi sebenarnya tidak tau kalo anaknya memiliki pacar, karena memang anaknya tidak pernah bicara.

Mendengar sang bunda kaget, Aoi langsung saja menekan tombol matikan telepon.

"Ayaah, Aoi punya pacaar" panggil bundanya kepada ayahnya. "HAH?! APAA?!" kini, giliran ayahnya yang kaget.

"Dia gak ngapa-ngapain kamu kan Aoi? Sejak kapan kamu pacaran?! Siapa namanya?!..." terlalu banyak pertanyaan diberikan pada Aoi, sampai-sampai dirinya bingung untuk menjawab.

"I-itu, sudah dua minggu yang lalu. Namanya Inosuke Hashibira" ujar Aoi. "Dua Minggu?! Kok Aoi gak bilang sama ayah ato bunda?!" tanya sang ayah.

"I-itu aku lupa" Aoi menutupi wajahnya dengan kedua tangannya guna untuk menghilangkan merah di pipinya.

"Haduuh, yang penting dia gak ngapa-ngapain kamu kan" giliran sang bunda yang bertanya.

"Enggak kok, aku juga udah gak kebayang trauma yang pas itu" jawaban Aoi sedikit menenangkan kedua orangtuanya.

"Yaudah, ajak aja" ujar sang ayah dengan enteng, bundanya juga ikut menganggukkan kepalanya. Aoi menghela nafas lega.

- 𑁍 -

"Aku ikut!" sahut Inosuke di balik handphonenya.

"Gak bisa juga gpp" jawab Aoi.

"Pokoknya aku ikut!"

"Iya, iya. Yaudah ku matiin ya"

.
.
.
.
.

"Akh, kepalaku sedikit pusing. Besok bolos aja" -Inosuke

p.s : ada yang tau, kenapa Inosuke bolos?

BαΊ‘n Δ‘ang đọc truyện trΓͺn: Truyen2U.Pro