10%

Mร u nแปn
Font chแปฏ
Font size
Chiแปu cao dรฒng

โ€œMelihatmu dari jauh sudah cukup bagiku.โ€


Gadis berambut (h/c) sedang duduk tenang di dalam perpustakaan bersama seorang laki-laki yang sedari tadi hanya menatapnya

"Haru, aku menyuruhmu membaca bukan memperhatikan wajah ku." Ucap sang gadis tanpa mengalihkan pandangannya

"Tapi buku ini tidak menarik." Jelas Haruchiyo, laki-laki berumur 10 tahun

(Full Name), gadis berumur 16 tahun yang memiliki rambut (h/c) sepundak dan mata (e/c). Gadis itu tidak memiliki paras yang begitu cantik, dia juga tidak terlalu pintar dan tidak terlalu kaya karena dia termasuk gadis normal pada umumnya

"(Name)." Panggil Haruchiyo

"Aku lebih tua dari mu Haru, pakai -san bisa?"

"Lihat kearah ku dulu."

"Siapa kau menyuruhku seenaknya seperti itu?"

Haruchiyo sedikit cemberut, namun dia tetap menyukai sifatnya yang seperti itu karena sifatnya itu tidak terlalu banyak laki-laki yang ada di dekat (Name)

"(Name)-san bisa lihat kearah sini sebentar?" Tanya Haruchiyo dengan nada lembut

(Name) menoleh kearah Haruchiyo, dan menaikkan salah satu alisnya
"Kenapa?"

"Besok pagi apa kau ada waktu luang?" Tanya Haruchiyo

"Besok kan aku sekolah." Jawab (Name)

"Yaudah ayo bolos saja."

(Name) menyentil jidat Haruchiyo "Sesat, lagi pula mau kemana? Sembuhin dulu luka mu itu."

Haruchiyo mengelus dahinya yang sedikit memerah, ia tidak tau mau sedih atau senang karena (Name) menolak sekaligus peduli dengan kesehatannya

"Iya iyaa."

(Name) kembali membaca buku dengan sangat fokus

"Segitu obsesinya kau dengan nilai?" Tanya Haruchiyo sambil menatap (Name)

"Kau kayak gak tau gimana keluarga ku saja." Jelas (Name)

"Aku bisa membantumu supaya keluarga mu tidak mengekangmu lagi." Jelas Haruchiyo

"Gak makasih."

Selama 3 jam mereka berada di perpustakaan, Haruchiyo sama sekali tidak pernah merasa bosan hanya duduk berdua dengan (Name) malahan dia senang saat (Name) memintanya untuk ditemani

(Name) menoleh kearah Haruchiyo saat merasakan ada sesuatu yang kini berada di lengan kirinya

Dia melihat Haruchiyo tertidur dengan kepalanya yang bersandar pada lengan (Name)

(Name) tersenyum dan mengelus kepala Haruchiyo pelan "maaf ya ngerepotin, pasti kamu bosan di perpus selama berjam-jam."

Terdengar dengkuran halus dari Haruchiyo yang membuat (Name) menahan tawanya
"Yaudah kita pulang aja."

(Name) membereskan barang-barang miliknya ke dalam tas dan menggendong Haruchiyo di punggungnya

"D-duh nih bocah makin berat aja perasaan."

(Name) membawa Haruchiyo keluar dari perpustakaan menuju rumahnya, selama di perjalanan ada beberapa pasang mata yang melihat kearah mereka

"Kakak itu baik banget sama adiknya, coba aja kakak ku gitu."

"Coba aja adik ku kalem gitu, mungkin hidupku aman damai sentosa."

(Name) mendengar percakapan kakak beradik itu, sudah jadi hal yang lumrah didengar saat dia bersama Haruchiyo

Wajah (Name) tetap datar namun entah kenapa hatinya merasa sedikit sakit saat mereka mengatakan itu karena walau bagaimana pun Haruchiyo adalah laki-laki pertama yang dia cintai

Dia tidak berani menyatakan perasaannya karena jarak usia mereka yang terpaut 6 tahun

"(Name)-san." Panggil Haruchiyo sambil mengeratkan pegangannya

"Oh? Sudah bangun ya?"

"Aku tidak mau pulang ke rumah dulu." Jelas Haruchiyo sambil memasang wajah datarnya

"Aku tau, lagi pula aku mau membawa mu ke rumah ku. Nanti aku akan bilang ke Kak Omi dan Senju kalau kau tidur di rumah ku." Jelas (Name)

"Arigatou."

"Sore de... Kau mau terus ku gendong seperti ini hm? Wahhh tidak gentle sekali ya, membuatkan seorang gadis menggendong mu." Kata (Name) sambil berhenti berjalan

"Oh iya, maaf lupa."

Sebenarnya dia tidak mau berjalan, karena dia sudah senang di gendong oleh (Name) apalagi dia bisa memeluknya dari belakang tapi dia tidak mau membuat gadis yang di cintainya kerepotan

"Tas mu mau ku bawakan?" Tanya Haruchiyo

"Gak usah, ini ringan kok." Jawab (Name)

Mereka berdua berjalan santai sambil sesekali bercerita

"HARUCHIYO!"

Panggilan itu sontak membuat langkah mereka berdua terhenti dan menoleh

"Mikey / Manjiro?"

Laki-laki seumuran Haruchiyo yang memiliki rambut blonde menghampiri mereka "Ayo pergi, aku dan Baji ingin memperlihatkan sesuatu yang sangat menarik."

"Menarik?"

"Pergi saja Haru, gak boleh bikin teman mu menunggu nanti mereka gak mau temenan sama kamu loh." Jelas (Name) yang tau kalau Haruchiyo bingung ingin ikut dengan temannya atau (Name)

"Tapi bagaimana dengan mu, (Name)-san?" Tanya Haruchiyo sambil menatap (Name)

(Name) mengelus kepala Haruchiyo dan tertawa "aku bisa pulang sendiri, lagi pula aku mau mengembalikan buku Akane yang aku pinjam." Jawab (Name)

". . ."

"Kau boleh menginap di rumah ku kok, kan aku tadi sudah bilang mau minta izin ke kak Omi." Sambung (Name)

Haruchiyo tersenyum senang "Baiklah, makasih ya (Name)-san! Hati-hati di jalan."

(Name) melihat Haruchiyo berlari bersama sahabatnya Sano Manjiro sang pelaku dari luka di kedua sudut bibir Haruchiyo

Dia kembali melanjutkan perjalanannya, sambil sesekali bersenandung

"Ku harap hubungan keluarga Haruchiyo cepat membaik."

.

.

.

Haruchiyo bersama kedua temannya berlari sambil sesekali melihat ke arah orang gila yang mengejar mereka

"Hahaha makanya orang gila tuh harus masuk rsj bukan di semak."

Mereka mempermainkan odgj itu sampai membuat dia tersungkur di tanah

"Mampus." Tawa Haruchiyo

"Oyy tokonya bentar lagi buka, ayo pergi." Ucao laki-laki berambut hitam dengan taring yang terlihat ketika dia tertawa

"Ayo."

Mereka mampir ke sebuah toko roti yang berada tidak jauh dari tempat mereka bermain, tempat yang sering ramai karena selalu menyajikan roti dan kue yang sangat enak

"Aku ingin membelikan untuk (Name) juga." Ucap Haruchiyo

"Bucin." Komen Mikey

"Ingat, dia lebih tua 6 tahun dari kita."

"Apa salahnya? Kan tidak ada batasan umur untuk mencintai seseorang kan?"

"Shinichiro pasti akan tertawa saat mendengar perkataan mu itu." Jelas Mikey

"Tidak masalah, lagi pula aku akan tetap akan mencintainya."

"Padahal kau sering membaca buku p**no yang sering di simpan oleh Takeomi."

"Diam kau Baji."

"Ohh udah giliran kita." Kata Mikey saat melihat antrian di depannya kosong

Mereka memesan roti untuk di bawa pulang
"Jaa aku pulang dulu."

"Aku juga."

"Daah."

Mereka bertiga berpencar menuju masing-masing tempat tujuan mereka, Haruchiyo berjalan menuju rumah keluarga (sure name)

Saat sampai di pekarangan rumah, dia mendengar suara teriakan dari dalam

"PUNYA ANAK KOK GAK GUNA BANGET?! INI JUGA! SUAMI KOK TIAP HARI NYARI MASALAH TERUS!"

"GAK NGACA?! KAU JUGA SERING MENGHABISKAN UANG KU HANYA UNTUK BERBELANJA!"

Haruchiyo dengan ragu menekan tombol bel rumah, dan tak lama (Name) keluar dan melihat Haruchiyo

"Ayo masuk, tapi lewat belakang saja ya." Kata (Name) sambil tersenyum

Haruchiyo mengangguk




TBC

Sabtu, 08 Oktober 2022

Laili-chan03

Bแบกn ฤ‘ang ฤ‘แปc truyแป‡n trรชn: Truyen2U.Pro