19. Jebakan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Dunia sedang tertawa saat ini. Di masa genting karena klan menghadapi krisis, aku harus menghadapi sosok bermulut manis macam Jake.

Makhluk aneh itu tidak berhenti untuk mengekor. Dia akan lepas dari pandanganku kalau sudah diajak Dokter Nishimura masuk ke ruangannya dan melakukan uji coba ke sekian kali. Jake bakal meminta agar didampingi oleh aku sebagai motivasi 'sembuh'. Sampai detik ini pun, aku semakin enggan mengawal seiring banyaknya vampir yang masuk ke PPV.

"Young-ie, temani aku makan siang HM? Aku sudah mulai suka nasi. Dulunya aku tidak mau makan. Hanya jus herbal saja."

Malang benar. Jake selalu bertingkah dirinya sakit. Kata darah masih agak menyeramkan, jadi beberapa vampir seperti Jake yang sulit menerima kenyataan, memang lebih mudah mengatakan dia bisa minum jus herbal. Namun, Jake lain. Dia tahu betul siapa dirinya dan apa yang diminum. Dia lebih senang menipu dirinya sendiri.

"Tuhan Bapa, Tuhan Ibu, Tuhan Yesus," Jake membuat salib dengan kidmat. "Tolong bantu agar Young-ie mau makan bersama," ucapnya.

Aku menggelengkan kepala. Dia memang vampir yang aneh. Sisi religiusnya terbawa sampai sekarang.

"Kunci dia sekarang!" Aku tidak tahu siapa mata-mata sesungguhnya, tetapi karena Jake sudah menimbulkan masalah, maka dia harus dihukum. Kutatap empat orang yang berbaris mengawal di luar ruangan.

"Jangan beri Jake minuman sampai dua minggu ke depan. Biarkan saja."

"Young-ie, what happened?!"

Lengan dan kaki Jake ditahan empat vampir berbadan bongsor. Jake berubah menjadi boneka tali yang sibuk melepaskan diri. Raut wajahnya semakin panik karena dia tidak tahu apa yang akan terjadi.

"Yaaaa! Kalian mau bawa aku ke mana? Young-ie, kenapa aku dikunci? Young-ie, tidak. YOUNG-IE!"

Gema teriakan itu tidak cukup membangunkan para manusia yang setengah sadar. Dokter Nishimura menelengkan kepala. Benar-benar ketinggalan informasi atas Sowon.

"Tidak ada yang boleh keluar masuk dari tempat ini. Semuanya dijaga ketat karena Sowon tahu ada sekelompok vampir tinggal. Entah di sini atau tempat lain. Perburuannya sedang dimulai."

Aku mulai khawatir lagi. Bagaimana mendapat pasokan darah vampir jika manusia-manusia yang tinggal di sini sangat terbatas. Sekalipun dikeroyok banyak vampir, 11 orang termasuk Dokter Nishimura tidak akan cukup mengenyangkan. Masih ada banyak pendonor lain yang tinggal di luar.

"Dokter, tolong kendalikan tempat ini. Selagi aku keluar sebentar untuk mengecek persediaan darah." Aku menoleh ke Leeseo, "dampingi Dokter Nishimura. Telepon aku kalau ada masalah."

"Baik, Nona Jang." Leeseo mengangguk kecil.

Dengan segera kutinggalkan tempat istirahat para manusia ini. Aku menaiki lift. Tidak ada vampir yang lalu lalang mengantar darah donor atau melakukan patroli. Semuanya sibuk menjaga pintu luar. Keamanan pintu-pintu sangat baik, sehingga hari ini patroli ditiadakan. Begitu pintu lift terbuka, udara hangat menyambutku. Rumah biasa sebagai tempat kamuflase aku tinggal berdua dengan Leeseo dan Dokter Nishimura tampak tenang. Di lingkungan ini, aku dan Leeseo adalah cucu dari Dokter Kim Namgoong. Dokter Nishimura memilih menggunakan nama Korea demi keamanan, apalagi di masa genting sekarang.

Aku membenahi beberapa barang ke dalam tas. Blazer panjang membungkus tubuh putih pucat. Sebagai vampir, kulitku memang tidak berwarna indah. Karena itu aku lebih suka mengenakan pakaian tertutup selama berada di luar.

Hidungku mengeluarkan suara aneh saat menarik napas. Memang cukup berisiko keliaran di luar di saat seharusnya para vampir bersembunyi. Aku tidak punya senjata ataupun kemampuan bela diri, tetapi aku harus tahu gerakan apa yang dilakukan oleh Ketua Klan dalam menghadapi krisis ini.

Untungnya aku tidak sendirian saat menjejakkan kaki di luar rumah.

Byeomgyu segera mengikuti diriku dengan tenang. Cukup berjarak, tetapi aku masih dalam kawalan ketat. Jalanan di lingkungan rumah cukup tenang. Begitu melintasi jalan utama, jalan aspal penuh taksi mobil, kuda dan tenaga manusia. Tidak hanya itu, di tepi jalan lebih banyak pejalan kaki memanggul anak atau barang dagangan di punggung. Entah ke manapun tujuan mereka, hanya darah yang bisa kuperhitungkan.

Jika aku menghisap satu orang, kekuatan fisikku punya daya tahan berapa lama? Kalau seribu orang juga, apakah bisa sampai setahun tanpa menjadi gila?

Sebelum pikiranku semakin melantur, aku membuang gagasan bahwa aku pembantai umat ini. Nilai moral seorang manusia atau vampir dalam diriku harus dipertahankan. Tidak boleh ada yang terbunuh secara menyedihkan. Vampir dan manusia setara, saling mengandalkan satu sama lain. Kalau manusia mati, vampir ikut mati. Sebab, rantai makanannya telah terputus.

Butuh dua blok apartemen saat aku melintasi sebuah pasar besar. Pusat kerumunan manusia memang berada di sana dalam melakukan pertukaran barang dan jasa. Aku mengabaikan banyak tawaran para penjaja. Kurapatkan mantel tebal sebagai pertahanan diri. Aku gugup dilihat banyak orang. Khawatir ada pihak yang menangkapku di tengah keramaian.

Lantas Byeomgyu mendahului perjalananku. Jarak pengamanan sama saja saat Byeomgyu ada di belakangku. Sesekali dia menoleh ke belakang, memastikan aku tidak mengubah arah tanpa konfirmasi. Vampir itu tahu ke mana aku akan pergi tanpa harus mengatakannya. Malah Byeomgyu menggiring masuk ke dalam pasar. Tepat di depan toko baju-baju impor, Byeomgyu berhenti. Aku agak terkejut dengan destinasi tidak terduga ini. Namun, aku tidak punya waktu untuk menanyakannya. Dia sudah masuk ke dalam labirin display pakaian-pakaian.

Aku langsung mengenali penjaga toko. Warna kulitnya putih. Bibirnya kering kerontang dan kedua bola mata yang memerah. Dia tersenyum ramah meski parasnya agak menakutkan.

"Selamat datang, Nona. Ada yang bisa saya bantu?"

Aku tidak siap dengan pertanyaan itu. Masjid sederhana, tetapi aku tidak tahu apa yang harus kulakukan di tempat ini. Seharusnya Byeomgyu memberi isyarat lebih dahulu, tetapi karena tidak ingin menunjukkan bahwa kami saling mengenal, dia langsung meninggalkanku sendirian. Mulutku semakin kering sewaktu memikirkan beberapa kemungkinan. Aku tidak tahu tentang pakaian. Pakaianku selalu sama karena jarang keluar. Hanya diganti bila aku diminta keluar dan pindah tempat. Agak menyedihkan sebetulnya, tetapi karena aku ikut aturan Klan Gyeonghui yang kaya raya tapi super hemat. Tidak ada yang pasti soal masa depan, jadi perkara pakaian itu penting tidak penting. Karenanya, mustahil aku tahu deretan pakaian berlapis di mana-mana.

"Biarkan dia lewat," seru orang lain dari balik display lain.

Aku tidak mengenali siapa sosok itu, tetapi aku berterima kasih diizinkan lewat. Tapi, lewat apa? Di mana Byeomgyu tadi?

Si penjaga toko sama bingungnya dengan aku. Namun, perintah sosok itu membuatnya bergerak. Saat aku mengamati gerakannya, sang penjaga menginjak tuas di balik meja kasir, lalu mendorong sebuah pintu ruang ganti seukuran 1x1 meter.

"Masuk saja, Nona. Agak gelap dan kumuh, tetapi itu jalan tercepat menuju tempat Tuan Park."

Kini aku bisa melihat sosok yang membiarkan aku lewat. Rupanya tidak terlihat tua, tetapi cukup berumur. Suaranya berwibawa, dalam dan lembut. Aku menganggukkan kepala sekali sebagai tanggapan rasa terima kasih.

"Tuan Park siapa?" tanyaku langsung. Ada beberapa Park di sini dan yang kukenal nama aslinya hanya ada dua. Baik ayah yang mengasuhku atau Sunghoon.

"Byeomgyu menunggu Anda di sana. Jangan lama-lama. Air akan pasang sepanjang jalan."

Kini aku paham pentingnya toko pakaian ini. Siapa yang mau berkeliaran dengan bau got melekat di tubuh setelah berkeliaran melintasi jalur pembuangan. Bau busuk menghajar penciuman. Aku mengernyitkan sewaktu masuk semakin dalam, berharap segera menjumpai rekan perjalananku.

Byeomgyu tidak kunjung masuk dan aku semakin khawatir akan kemungkinan-kemungkinan yang ada.

Bagaimana kalau orang-orang penjual pakaian ini sekongkol dan menjebakku di sini? Barangkali keputusanku salah? Untuk apa aku pergi jauh kalau ada telepon. Aku bisa mengirim pesan lewat pager pada Sunghoon, jadinya dia bisa datang untuk bicara denganku.

Aku memang bodoh!

********

Slow update yak. Soalnya lagi selingkuh banyak naskah. Wkwkwk.

19 Mei 2023
18.28 Waktu Indonesia Baca

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro