Ʀ/12

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Lo jadian nggak sih sama Rosé?"

Ini yang paling dibenci oleh Hanbin, mereka yang mengajaknya jalan, ikut mencampuri urusannya. Ya kalau jalan mah jalan aja. Harusnya nggak perlu pakai tanya status.

Melihat wajah Hanbin yang nggak enak dipandang, akhirnya Chungha menghentikan pertanyaannya. Nyatanya, menjadi teman lama Hanbin bukan berarti bisa seenaknya membicarakan hal yang nggak seharusnya dibicarakan.

"Gue kenal elo, Ha," Hanbin yang sejak mereka duduk nggak bicara apa pun akhirnya bersuara. "Gue tau gimana elo dan elo tau gimana gue. Jadi jangan pernah tanya apa pun, jangan pernah peduli apa pun. Lo mau kita jalan, ayo. Tapi kita nggak perlu berjalan lebih jauh dari itu."

Chungha mengangguk paham, tapi setelahnya ia mendengus. "Sorry kalau rasa kepo gue ganggu. Gue nggak bisa diem kalau liat wajah lo yang pathetic kayak gitu. Gue..."

"Makanya, stop suka sama gue, stop ngajakin gue jalan. Mungkin gue bukan Hanbin yang dulu, gue nggak bisa ngejaga perasaan semua orang. Karena kita udah kenal lama, gue harap lo tau gimana cara menghindari hal-hal yang bisa bikin lo sakit hati. Gue duluan," Hanbin meraih kunci mobilnya dan langsung pergi.

Fisik Hanbin bisa jadi bukan miliknya, ia bisa di mana saja untuk siapa saja. Tapi hati Hanbin tetap di tempat yang sama. Di mana dirinya sendiri masih belum menemukannya, masih terlalu ragu untuk merabah. Takut, bertemu dengan luka lama.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro