Ʀ/13

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Hhhh, akhirnya jalan juga, capek ya digilir gini," Lisa mengoceh setelah sampai di salah satu gedung bioskop bersama Hanbin.

Hanbin tak menggubris, dirinya sibuk memilih film untuknya dan Lisa. Cewek itu yang ngajak nonton, tapi enggan memilih film yang mana.

∆¶∆

"Mau makan di mana?" Lisa tanya, tapi nggak beberapa lama, ia langsung menarik tangan Hanbin ke salah satu restoran Jepang di dekat gedung bioskop.

"Lo nggak ada alergi masakan laut kan, Kak?" Lisa menghentikan gerakannya saat akan duduk dan melontarkan pertanyaan pada Hanbin. Cowok itu menggeleng sebelum mendahului Lisa memanggil pelayan ke meja mereka. "Shushi roll satu, sama extra wasabi, sama duck ramen black sour ya, Mbak."

"Kalau aku, pesen takoyaki aja, sama green tea latte ice satu."

"Nggak makan?" Hanbin tanya setelah pelayannya pergi.

"Udah makan sama pacar sebelum ke sini," jawab Lisa tanpa ragu.

Hanbin yang mendengar ucapan cewek di hadapannya ini meringis. Ia sedikit menyukai sikap Lisa yang blak-blakan. Padahal mereka hanya mengenal satu sama lain lewat Jinhwan. Lisa adik tingkat yang berbeda fakultas dengannya.

"Pacar lo nggak marah kita jalan bareng kayak gini?" Hanbin bertanya, mengalihkan Lisa dari iPhone di tangannya.

"Gue bosen sama dia," tangan Lisa membuka sekantung kecil gula bubuk yang disediakan di depannya. Lalu menaburkannya di atas meja kayu dan memainkannya. "Asal lo tau ya, Kak. Gue berusaha jadi cewek jalang di depan dia. Jalan sama cowok sana sini, bahkan nggak jarang gue dilabrak pacar orang. Tujuannya ya biar putus. Gue bosen gue yang selalu nyariin dia. Sekarang pas gue udah capek, udah nggak mau ngejar dia lagi, nggak mau seperhatian dulu lagi, eh dianya yang nyari-nyari gue. Kesel, kan?"

"Lo nggak perlu jadi jalang buat orang yang nggak ada di hati lo lagi, Lis. Jangan nyakitin diri sendiri demi orang lain. Kalau emang nggak suka minta putus aja, toh lo cuman keliatan jahat sekali doang di depan dia. Bukan berarti selamanya. Lo udah bekerja keras, sekarang lo bisa berenti nyia-nyiain waktu lo buat sesuatu yang aslinya nggak perlu."

Mendengar ucapan Hanbin, Lisa menangis keras. Hanbin sama sekali nggak menghentikan Lisa. Ia juga nggak peduli semua orang di restotan melihat ke arah mereka. Hanbin pindah posisi, duduk di sisi Lisa sambil menepuk punggungnya.

Karena Hanbin tahu, menangis itu perlu. Tapi menghadapi segalanya lebih penting.

Seperti menghadapi masa lalu misalnya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro