Ʀ/18

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Pedes nggak?" Hayi cuman ngangguk kecil sambil kipas-kipas wajahnya yang mulai keringetan.

Salahkan Jaewon karena mengajaknya makan ayam geprek super pedes. Hayi juga ngeyel pengen makan pedes padahal aslinya ya cupu.

Di kesempatan seperti ini, Jaewon mengusap keringat Hayi pakai punggung tangannya. Menuangkan minum sambil cari-cari kertas di mobilnya buat ngipasin Hayi. Buat bikin Hayi nyaman.

"Coba tadi makan di rumah aja, kan enak kalau mau ambil minum tinggal ke kulkas," Jaewon ngedumel tapi nggak ada raut wajah marah.

"Kalau ayam gepreknya dibawa pulang, bisa diamuk sama Mama soalnya makan pedes. Hehe," Hayi nyengirnya sambil kepedesan.

Di saat seperti ini, Hayi galau. Jaewon baik banget, ngajak ini itu, mau direpotin ini itu. Padahal Hayi tahu, mahasiswa semester akhir macam dia mah harusnya fokus skripsian aja.

"Aku nyesel putus dari kamu, Hay," kata Jaewon tiba-tiba. "Nggak ada yang bisa ngerti aku kayak kamu, dan nggak ada orang kayak kamu yang bisa bikin aku nyaman dalam situasi apa pun."

Hayi diem, mendengarkan, sambil kepedesan juga, makanya itu nggak banyak omong. Butuhnya minum sebanyak-banyaknya.

"Kenapa baru balik sekarang?" mengesampingkan rasa pedes yang menyiksa, Hayi akhirnya ngomong juga. "Kemana aja waktu dua tahun belakangan? Bukannya kamu udah dijodohin juga?"

"Aku...."

"Pulang yuk, Jae. Nyokap udah nyariin nih," Hayi mengangkat ponselnya yang mati, beralibi orang rumah sedang mencarinya.

Jaewon mengalah, mempasrahkan diri, mungkin Hayi masih belum mau membahas masalah mereka yang dulu. Ada trauma di hati mereka, tapi Jaewon lebih ingin mencoba untuk memulai lagi sesuatu yang ia harap akan berakhir indah.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro