Ʀ/23

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Bang Hoon: mau makan bareng nggak?

Hayi: masih rapat,
mau makan dmn?

Bang Hoon: di Mari Steak,
gue jemput, lo pulang jam brp?

Hayi: gue kabarin ae,
kayaknya ini masih lama

Bang Hoon: oke

∆¶∆

"Jadi konsep ospek jurusan kita kayak gitu, ada yang mau ditanyakan?" Doyoung sebagai ketua pelaksana kegiatan mulai menanyakan pendapat.

Setelah beberapa minggu Himpunan Mahasiswa Jurusan Seni merencanakan acara penyambutan mahasiswa baru, akhirnya konsep dan segala macem udah selesai.

Tinggal nge-review ulang dan melaksanakan acaranya yang bakalan diadakan seminggu lagi. Otomatis Hayi juga ikut mengisi acara tersebut.

"Oke kalau nggak ada. Finishing setiap sie dong. Dimulai dari sie konsumsi," lanjut Doyoung.

Semua bergilir menyatakan kemajuan proker. Termasuk Hayi yang kebagian menjadi koordinator lapangan beranggotakan Bobby, Ten, Hoshi, dan Chanhyuk. Semua cowok memang, kecuali Hayi. Tapi kalau di mata anak HIMA sih Hayi nggak termasuk golongan cewek.

Saking seringnya main sama cowok.

"Survey tempat udah beres, biaya villa buat nginep udah beres juga berhubung suntikan dana kita tahun ini lancar," Hayi menjeda, tangannya sibuk scrolling hape karena ia mencatatnya di sana. "Terus, buat jurit malam, gue sama anak-anak udah nyiapin rute, jadi pas dateng entar gue sama yang lainnya tinggal masang tanda aja. Apa lagi ya? Oh iya, gue dipesenin sama bapaknya yang jaga villa kalo api unggun udah termasuk biaya villa. Cuman kalo mau barbeque atau bakar jagung dan segala macem, gue belum bilang, beda biaya kayaknya. Soalnya kan itu nggak termasuk list anak lapangan. Mungkin nanti bisa dikoordinir sama sie konsumsi atau perkapnya. Nanti gue bantu ngomong sama bapaknya."

∆¶∆

Rapat selesai. Hayi segera menghungi Seunghoon. Abangnya sih udah bilang on the way dari lima belas menit yang lalu. Tapi belum sampe juga. Padahal kantornya sama kampus Hayi nggak sampe makan waktu segitu.

Entah Seunghoon pesan gojek untuk Hayi mungkin, tiba-tiba ada motor berhenti di depan dia. Nyodorin helm dan nyuruh naik ke motor. Hayi nggak mau lah, siapa nggak takut tiba-tiba ada orang nggak dikenal suruh pakai helm sambil naik ke motor.

Karena Hayi masih diem, akhirnya orang itu melepas helmnya. Wajah Hanbin muncul di baliknya. Dengan rambut berantakan dan ekspresi datar.

"Udah ditungguin abang lo," kata Hanbin sambil nyodorin helm sekali lagi ke Hayi.

Dengan setengah hati Hayi menerima. Sambil modus biar agak lama. "Kok lo yang jemput gue?"

"Disuruh abang lo. Ayo naik."

Hayi naik motornya Hanbin, tapi bingung mau pegangan apa. Mana itu motor sport, jadi tingginya minta ampun. Hayi mah sadar diri.

"Pegangan," kata Hanbin di balik kaca helmnya.

"Bentar, pegangan apa nih? Jok sedel lo nggak ada pegangannya gini," Hayi bilang sambil panik.

"Pundak gue boleh. Meluk gue juga nggak apa-apa."

"Modus deh," Hayi nunduk, malu kalau disuruh meluk. Ah, otak sama hati memang jarang singkron.

"Bukan modus kok, demi keamanan doang. Modus sama pacar orang mah dosa."

Setelah ngomong gitu, Hanbin langsung nge gas motornya. Untung aja Hayi nggak ngejengkang kebelakang, otomatis ia buru-buru memeluk pundak Hanbin di sepanjang perjalanan. Mau peluk pinggang takut kebawa nyaman. Eh.



























oke ini kepanjangan jg wqwq 😅😅 tapi buat qapal aqoh mah sampe 10K kata juga ayok, cuman engga ah, takut qamuh gumoh

sorry baru update huhu, kehidupan quuh di balik akun ini begitu mengurazz tenagah huhu, maafkeun, selamat membaca 😚

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro