∆36/¶

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pagi itu Hanbin udah di depan rumah Hayi. Dari sejak Hayi bilang mau diklatin adik-adik mabanya, Hanbin menawari mengantarkan Hayi ke kampus. Nanti di kampus Hayi naik mobil TNI sama anak panitia yang lain.

Pagi sekali Hanbin datang sampai ikut sarapan dengan keluarga Hayi. Papa Hayi sih cuek nggak kayak Mama sama abangnya.

Walau jujur merasa terintimidasi dengan tatapan mata Papa Hayi, tapi Hanbin mencoba biasa aja. Bapak-bapak mah memang wajar kalau galak.

"Kamu nanti langsung berangkat, kan? Perlengkapan dan segala macem udah siap? Jangan mampir-mampir, nanti telat," Papa Hayi bahkan mengoceh sebelum Hayi menjawab pertanyaannya.

Hayinya sih cuman ngangguk aja, soalnya biasanya Papa juga memang kayak gitu. Cuman Seunghoon yang peka kalau Papanya sedang mengancam Hanbin secara halus agar tidak mengajak Hayi kemana-mana.

∆¶∆

"Villanya deket nggak sih, Hay?"

Hanbin tanya sewaktu mereka sudah sampai di kampus. Hayi sudah meletakkan barang-barangnya di mobil. Ia sedang menemui Hanbin di pintu gerbang.

"Enggak begitu sih, dari sini makan dua jam perjalanan. Kenapa emang?"

"Lumayan sih, kalau bosen di rumah bisa ngapelin elo," Hanbin mendadak menggombal, tapi Hayi malah tertawa karena Hanbin kelihatan lebih receh.

Hanbin akhirnya ikut tertawa mengakui bahwa dirinya nggak pantas menggombal. Tipikal macam Hanbin itu cocoknya ngomong blak-blakan.

Lalu di sisi jalan lain, di sebuah mobil di bawah pohon, seseorang melihat mereka dengan tatapan tak suka. Ada cemburu yang tertahan melihat Hayi terawa lepas bersama cowok yang duduk di motor besarnya.























Hollaaa!! Gue up dabel biar pada bahagia, sorry to say, soalnya lagi menghindari yang ribet, err, wattpad misalnya? 😄😄😄😄
Tadi ditagih sama pembaca, diingetin sih lebih tepatnya, dan makasih buat yang masih mau baca, sampai jumpa senin depan.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro