Setelah hari itu berlalu, Hanbin masih nggak bisa dihubungi. Seunghoon juga nggak bisa menghubungi Hanbin. Hanbin benar-benar menghilang.

Padahal baru kemarin mereka saling memafkan, bilang kalau nggak bakal kabur-kaburan lagi, bakal bilang satu sama lain kalau misalnya ada di antara mereka yang nggak mau bersama lagi.

Juga baru kemarin rindu di hati masing-masing terbayarkan. Tapi Hanbin udah menghilang lagi, setelah sebelumnya ia mengatakan rasa sayangnya pada Hayi.

"Lagi kepikiran apa?" Jaewon yang sedari tadi duduk di hadapan Hayi akhirnya bersuara.

Hayi menyadari kalau dirinya nggak sendiri,  membuat ia kikuk. Hayi udah mengabaikan Jaewon lebih dari 15 menit lamanya.

"Eh? Engga kok, hehe."

"Kampus kamu udah libur, kan?"

Hayi mengangguk menjawab pertanyaan Jaewon. Lalu mereka kembali diam lagi.

Jaewon memang manusia kalem, nggak banyak omong kalau nggak ada perlunya. Tapi sekalinya ngomong pasti ada ilmunya.

Beda sama Hanbin.

Cowok besar gengsi itu memang punya cara unik untuk mencari perhatian lawan bicaranya. Jadi kalau dulu Hayi mengabaikan dirinya, kadang Hanbin suka jail biar Hayi sebel dan mengalihkan diri dari kesibukannya buat Hanbin.

"Kamu lagi nunggu seseorang, Hay?" Jaewon sekali lagi bertanya. Jaewon memang peka rasa, sikap, dan gaya bicara. Sejak dulu.

"Hah? Kok mikirnya gitu?"

"Dari tadi pegang hape melulu."

"Itu..."

"Cerita aja," Jaewon ngomong dengan wajah damai, senyum tipis nggak lepas dari sudut bibirnya. "Kali aja aku bisa bantu masalah kamu. Coba sejenak kita ilangkan garis tipis bernama mantan dan ganti dengan teman. Bisa, kan?"

Hayi mengangguk kecil. Ia tersenyum dengan perasaan nggak enak. Dan Hayi nggak bakalan mungkin cerita soal Hanbin ke orang yang mengajak dirinya memulai kisah cinta lama mereka lagi. Hayi nggak mau jadi orang jahat.

Jadi sore itu mereka hanya mengobrol kecil. Soal rencana hidup Jaewon, soal masa depan grup band Hayi setelah lulus. Tanpa sekali pun mengusik bahasan tentang Hanbin.