Hanbin pagi itu mau nganter Hanbyul sekolah. Tapi urung gara-gara melihat satu ungahan foto dari akun Hayi. Sebuah foto yang meruntuhkan pertahanannya. Hatinya tercecer kemana-mana.

Oke, alay.

"Bang, jadi nganter Byul sekolah nggak nih?"

"Hah? Eh? Gimana, Byul?"

"Hanbyul telat nih kalau Abang ngelamun terus."

"Mama aja yang nganter," ucap Mama Hanbin dari dapur. Mama Hanbin berangkat menuju halte menunggu bus bersama Hanbyul.

Nggak pakai lama, Hanbin langsung mangkat. Pakai mobil udah macam pembalap amatiran yang baru dapat SIM. Hanbin berangkat ke rumah Hayi pakai mobil Papanya yang kebetulan nganggur di rumah.

Sampai di depan rumah Hayi, halamannya kelihatan kosong. Mobil Papa Hayi nggak ada, mungkin udah berangkat sama Hayi. Hampir Hanbin nyusul Hayi yang nggak tahu keberadaannya di mana kalau aja Seunghoon nggak keluar dari rumah.

"BANG!!' teriak Hanbin. Kakinya langsung lari ke arah Seunghoon. "Hayi mana? Gue liat instagramnya barusan dia pake baju pengantin."

"Hayi di Jinhae, berangkat pagi buta bareng Jaewon," jawab Seunghoon sambil mode cuek.

"Kok lo nggak bilang gue sih kalau Hayi mau nikah? Tega lo!"

"Mau bilang gimana? Lo sama dia tuh kek kucing sama anjing tau nggak? Kejar-kejaran melulu, pusing gue. Mending nih ya kalau lo mau beneran nunjukkin perasaan lo ke Hayi, susulin dia ke Jinhae. Gue kasih alamat gerejanya."

"Gila lo! Kalau gue digorok bokap lo gimana?"

"Cemen lo. Mau dapetin Hayi nggak?"

"Lah lo sendiri kenapa nggak berangkat?"

"Ini mau berangkat, mau nyusulin Dek Ugi dulu."

Hanbin mengerang frustasi. Ia menjambak rambutnya sendiri. Masalahnya kalau ngajak Hayi kawin lari sih Hanbinnya ayok aja. Cuman kalau beneran kawin lari, mau dikasih makan apa anak-anak mereka nanti? Dikira nikah nggak butuh modal materi sama mental apa?

Tapi kebanyakan teori juga nggak bagus sih, apalagi tanpa tindakan. Jadi Hanbin nekat dulu deh, mau nyusul ke Jinhae walau mungkin pas di sana Hayi udah tukar cincin sama Jaewon.