32. putusin!

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

setelah mengetahui fakta kalau taeil punya phobia terhadap sentuhan, ryega jadi berlebihan kalo lagi sama taeil, sampe udah kayak lagi social distancing, jaga jaraknya sampe satu meter.

jelas taeil jadi merasa engga nyaman walau sebenarnya phobianya lebih bikin engga nyaman. taeil udah mulai terbiasa kalau cuma duduk dekat sama ryega atau jalan berdampingan, jadi kalau ryega berubah sampe memberi jarak kayak gini justru malah aneh.

taeil menoleh kebelakang, membuat ryega sedikit tersentak, "emangnya harus ya kamu jalan dibelakang aku begini??" tanyanya.

ryega mengangkat bahunya, "mungkin? soalnya aku takut kakak engga nyaman."

menghela nafas panjang, taeil menilik jam tangannya sebentar sebelum akhirnya menatap ryega lagi, "sekarang aku harus pergi, kalo ada apa-apa kabarin aku aja."

"oooooke, hati-hati~"

🌙

"jadi sekarang udah punya pacar?"

taeil mengangguk, "akhirnya."

"udah ngapain aja?"

taeil berdecak, "gak bisa pake kalimat yang lebih sopan dikit?? kok kedengerannya saya kayak cowok gak bener gitu?"

laki-laki berjas putih itu tertawa, "ya habis gimana lagi? kalimat itu udah yang paling tepat." serunya. "jadi gimana? cerita aja dulu."

"saya sempet pingsan waktu nembak dia."

"tuh kan, pasti mikirnya mesum!"

"tau ah! makanya saya males kalo ketemu sama dokter, tau gitu saya engga usah buat janji!"

"eits, gitu aja ngambek." ledek pak dokter sambil menepuk-nepuk sofa terapi disampingnya. "duduk dulu, kamu kalo engga duduk disini gampang marah soalnya."

dengan sedikit sebel, taeil beralih duduk disofa terapi. cowok itu menghembuskan nafas panjang sebelum mulai berbicara lagi, "beberapa kali dia sentuh tangan saya,"

"pingsan lagi?"

taeil menggeleng, "engga, saya coba kontrol sebisanya, untung bisa, tapi tetep terasa kayak mau meledak."

"bagus dong? udah ada peningkatan walau perlu perjuangan." ucap dokter sambil sedikit tertawa. "terus, kalo engga sengaja sentuhan sama orang asing gimana?"

"masih sama, kulit saya rasanya kayak kesetrum, sakit."

"pacarmu engga bikin kesetrum?" taeil menggeleng lagi, membuat si dokter psikiater itu berhenti menulis dilembar catatannya. "phobia kamu udah bisa pilih-pilih kayaknya."

"maksudnya?"

"iya, orang asing bikin kamu kesakitan. pacarmu bikin detak jantung kamu engga terkontrol." ucapnya. "artinya pacar kamu berbahaya."

"hah??"

"detak jantung kalau terlalu lemah atau terlalu cepat itu engga baik. masa gitu aja engga tau?"

"dih, emang yang kayak gitu termasuk pengetahuan umum?" protes taeil. "trus kalo bahaya gimana?"

"putusin."

taeil melotot kaget, "bercanda aja!"

"serius."

"dok????"

pak dokter membuka kacamatanya lalu menatap taeil, "ada cara lain selain putus, tapi ini lebih ekstrim daripada putus."

"apa?"

"terapi.."

"yaelah, terapi doang apa susahnyㅡ"

"...banyakin skinship sama pacarmu."

ㅡㅡㅡ

abis buku ini habis, aku punya taeil lagi nih didraft, gas gak??

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro