03

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

BAB III

Flavia POV

   Setelah sekian lama berada didalam kamar mandi, aku mengeringkan tubuhku dan memakai kemeja yang Julius berikan, aku merasa tidaknyaman dan memutuskan untuk meminjam celana terkecil yang ia miliki, aku keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju lemarinya dan menemukan baju yang lebih nyaman dan hangat, aku tidak tahu tujuan julius apa sehingga ia memberikanku kemejanya.

   Aku mengambil baju rajut dan celana yang aku temukan yang paling pas untukku dan itu adalah celana pendeknya, sehingga celana itu tertutup oleh baju rajut yang aku pakai, aku sangat nyaman mengenakan pakaian Julius, aku dibalut oleh aromanya, dan aku merasa seperti berada didekapannya.

   Aku mengeringkan rambutku dengan handuk, setelah merasa sudah cukup, aku menaruh handuk itu ketempat cucian kotor dan berjalan keluar kamar, menuruni tangga, disaat menuruni tangga aku menemukan banyak punggung, mereka seperti sedang mendengarkan sesuatu yang Julias katakan.

   Sepersekian detik kemudian, Julius menatap kearah ku, ia menatap ku dari atas dan bawah, dan matanya menghitam, saat mata seorang manusia serigalamengitam, itu tandanya ssang serigala sedang mendominasi tubuh manusianya.

   Dalam sekejap Julius berdiri menjulang dihadapanku, punggungnya mengadapku, ia menggeram kepada para empunya punggung yang sekarang telah menghadap kearah ku dan julius, aku merasakan tubuh julius bergetar karena geramannya.

   Aku belum bisa memaafannya, tetapi aku sudah cukup melihat darah hari ini, jadi aku mengusapkan telapak tangan ku dipunggungnya, tubuhnya menegang pada awalnya, tetapi ia mulai kembali tenang dan tidak menggeram lagi.

Julius POV

   Apa yang dipikirkan Flavia? Ia hanya memakai baju rajut, tanpa sepotong celana, dan ia memperlihatkan kaki jenjangnya kepada orang-orangku, aku sedang mendiskusikan atas apa yang terjadi hari ini.

   Tanpa aku sadari, ia telah berada disampingku sambil menjulurkan tangannya kearah Beta ku, atau peringkat kedua didalam sebuah kawanan, ia terlihat ragu untuk membaas uluran tangan Flavia, tetapi pada akhirnya ia mengambilnya, aku harus berusaha sekuat tenaga unutk menahan serigalaku, ia ingin mencabik cabik Henry, Beta ku, karena sudah menyentuh pasanganku.

   "Flavia Rose." Kata Flavia, Henry tersenyum, dan melepaskan tangannya, ia beruntung bahwa ia Beta ku, jika dia adalah orang lain, aku pastikan lantai ini tidak lagi berwarna pitih.

   "Henry Lee, Beta dari kawanan ini." Jelas Henry dan Flavia tersenyum, ini pertama kalinya aku melihatnya tersenyum, Flavia menjulurkan lagi tanganya kearah Grek, Gamma, atau peringkat ketiga di sebuah kawanan dan berkenalan, hingga ia mengarah kearah William.

   "William Starhov." Kata William dan membuat Flavia terkejut, ia spontan melihat kearah ku, aku melipat kedua tangan ku didepan dadaku dan mengangkat satu alisku.

   "Kau memliki seorang Adik?" tanyanya dan aku mengangguk, ia kembali menatap William dan melepaskan tanganya, aku menariknya sehingga ia sekarang berada dibelakang ku.

   "Woah, Dewi bulan memberikanmu seorang Pasangan? Aku merasa kasihan kepada pasangan mu." Kata William tidak percaya, aku menggeram kearahnya, aku merasakan tangan kecil mengusap lenganku.

   "Ya, kasihan sekali hidupku." Kata Flavia, ia tetap menusap lenganku, sambil memberikan ku tatapan tidak bersalahnya, aku hanya mendengus, aku memberikan peirintah untuk mereka pergi, tetapi sebelum aku dapat melakukannya, aku mendapatkan kabar bahwa para dewan ingin berbicara kepadaku.

   Aku menatap kearah William, "Aku mengandalkanmu untuk hal ini, jangan menacaukannya." Aku menatapnya keras dan ia mengangguk, ia tahu bahwa pada saat ini aku tidak main main, aku berjalan keluar, sebelum aku menutup pintu aku mendengar Wliiam berkata,

   Cahaya bulan.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro