Chapter 27

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Di Kantin Sekolah ....

Setelah kepergian Alfa, Hanaru mengalami luka serius. Bagian otak belakang terus mengucurkan darah.

"Sial! Sakit sekali!"

Hanaru berjalan tertatih. Ia berpegangan pada salah satu meja. Ia berusaha melangkah kembali, tetapi tak kuat seakan tenaga terkuras habis.

Gadis itu memukul meja keras. Ia tidak suka dirinya terlihat lemah. Ia harus kuat. Kodok-kodok kesayangan pun belum ditemukan.

"Semangat!" seru Hanaru.

Hanaru masih menyimpan semangat berkorbar tinggi. Api merah seakan menyelimuti dirinya, kalau dilihat dari sisi anime.

Drrtt!!!

Ponsel warna hijau muda bergetar di dalam saku rok. Pertama ia mengabaikan, kedua dan ketiga kalinya lama-lama cukup mengusik. Hal itu membuat Hanaru geram.

"Berisik sekali sih!"

Hanaru mengambil ponsel hijau muda terpaksa. Latar belakang ponsel bergambar hewan kodok membentuk pola cinta. Dia melihat satu notifikasi menunjukkan sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal.

From : 081xxxxxxxx

'Hanaru, si Princess Frog. Sekarang adalah giliranmu untuk merasakan arti kematian. Selamat menikmati 😊.

"Apa-apaan pesan ini? Mau membuat diriku takut! Kau salah besar!"

Hanaru mengoceh tak jelas. Dia meletakkan ponsel asal. Beberapa barang di dekatnya, ia buang ke segala arah membuat kerusuhan di kantin sekolah.

Brakk!!

Prangg!!

Gadis bersurai ungu panjang meraung seperti kerasukan. Kedua iris mata awalnya berwarna ungu berubah menjadi putih. Kuku-kuku panjang mencakar kedua pipinya.

"Arghh!!!"

Hanaru mengambil dua buah garpu. Masing-masing garpu ia tusukan ke telapak tangan. Cairan berwarna merah mencuat keluar membasahi area penusukan.

Ekspresi muka Hanaru datar. Tak menampakan rasa kesakitan ataupun meringis. Hanaru melirik ke arah sudut kantin. Di sana ada beberapa pisau kecil memotong steak daging.

Kedua kaki melangkah seirama. Tubuh kaku bagaikan robot. Beberapa menit, Hanaru telah sampai di tempat tujuan.

Satu-persatu pisau kecil ia tusukan mulai dari bagian bawah yaitu di kedua paha, punggung kaki, serta betis. Di bagian atas berupa tepat di tengah pusar, kedua bahu dan lengan. Terakhir di dada kiri, ia tusuk sebanyak tiga kali.

"Selamat tinggal ...," ucap Hanaru di akhir hayat.

Hanaru terjatuh dengan posisi depan terlebih dahulu, sehingga pisau-pisau itu semakin menembus ke dalam tubuh. Darah menyeruak keluar cepat membasahi lantai dan mayat Hanaru. Bunga Amaryllis terjatuh perlahan sampai di atas punggung.

Korban selanjutnya adalah ... Hanaru. 😊

🌺🌺🌺21🌺🌺🌺

Di salah satu bagian gedung sekolah lama. Suasana menegangkan amat terasa di sini. Aroma bunga Amaryllis menyerbak menusuk rongga hidung sampai ke paru-paru.

Ketujuh pilar berdiri kokoh, di tengah-tengah terdapat lingkaran kecil. Simbol pentagram hitam terlihat di antara tujuh pilar.

Satu lampu menyorot ke seseorang pengguna topeng tengkorak. Ia menatap tengah pilar penuh arti lain. Lidah menjulur kecil menjilati bibirnya.

"Hmm ... santapan yang terbaik," ucapnya bergairah.

Angka tujuh tertera di bagian dada tudung hitamnya. Ia sempat melirik ke pilar tiga dari kirinya. Terdapat seseorang bertubuh tinggi berdiri dengan santai.

"Halo Tiga," sapa Tujuh melambaikan tangan bergaya centil.

Tiga mendengus kesal. Ia menghiraukan keberadaan sosok Tujuh. Ia tengah memikirkan masalah sebelumnya yang begitu rumit.

"Hahaha ... kasian sekali kau Tujuh diabaikan olehnya."

Sosok Enam di sebelah kanan Tujuh mengejeknya. Ia memegang sebuah makanan ringan, lalu merauknya tak tersisa di tangan.

Tujuh menatap tajam Enam. Ia tidak suka si Enam selalu mengganggu hubungan dirinya dengan Tiga.

"Hentikan perdebatan tidak berguna kalian!"

Sosok Dua menampakan diri. Sebuah lampu menyoroti dirinya. Aura kejam dan iri bersatu seakan menyelimuti dirinya. Semua pun terdiam.

Pertemuan kali ini hanya dihadiri beberapa perwakilan pilar saja, kira-kira Lima sosok. Entah kemana dua pilar lainnya berada. Suasana pun menjadi sepi.

"Baiklah! Mari kita mulai upacaranya!"

Sosok Satu memimpin acara. Untuk sementara Isiah yang memegang posisi Ketua. Tiba-tiba seorang gadis berambut hitam panjang muncul di tengah pilar dalam keadaan tidak sadar.

Siapakah dia dan bagaimanakah nasipnya???

🌺🌺🌺21🌺🌺🌺

{08/03/2021}

Note: Maaf untuk chapter kali ini hanya sedikit. Saya lagi tidak mood untuk menulis dan ide entah kemana hilang. 🌺🌝🌺😊🌺

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro