Day 21 | Bahasa Pontianak

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng





Judul: Omi⁣
⁣#copyrightbyIlestavan⁣⁣⁣⁣

--- ^ ---


Sebagian orang-tidak, Omi rasa hampir semua orang menganggap kebohongan adalah hal buruk di dunia setelah kejahatan mengambil hak orang lain. Semisal, makananmu diambil hewan yang tidak kau duga kehadirannya. Ya, Omi mengakui, saat kau berbohong, maka kepercayaan tidak lagi kau dapatkan. Lalu, bagaimana jika berbohong kepada diri sendiri?⁣

Omi marah sebab tidak diberi makan, tapi dia harus tetap bersikap baik kepada wanita pekerja keras itu. Dampak yang berperan setelah membohongi diri sendiri adalah sama, Omi mulai kehilangan rasa percaya pada dirinya sendiri. Sering kali ragu menyampaikan pendapat tidak setuju, atau bersuara untuk menyatakan rasa sakit usai sepatu mengenai badannya, dan ikat pinggang berulang kali menyakiti leher Omi.⁣

Suatu malam, Omi kedatangan tamu. Kucing itu yang sering mengambil makanan Omi kala lengah. Dia mendekat tanpa takut Omi menggonggonginya.⁣

"Dasar bodoh," kata hewan berbulu lebat, tiada prihatin sedikit saja yang tersorot dari kedua mata hijaunya-melihat Omi yang terbaring, juga napas tersendat.⁣

"Semestinya kau menggigit anak majikanmu yang suka menyiksa. Mengapa diam saja? Sementara kau hampir mencakar diriku ketika mengambil makananmu." Kucing liar itu mengeong dalam pendengaran manusia, tapi dia berbicara lugas yang terdengar oleh Omi.⁣

"Ah, kau tidak sepenuhnya bodoh, sih. Yang paling bodoh adalah manusia, mereka memiliki akal tidak dipakai, memiliki otak, tapi beku. Andai saja orang yang telah menyiksamu berada di posisimu sekarang."⁣

Itu bukan hanya sekadar kalimat sarkas belaka. Tidak lama, cahaya biru memancar dari jendela kamar lantai atas. Omi memejam, dan si kucing liar menyeringai penuh kepuasan.⁣

Saat Omi membuka mata, kucing itu merenggangkan tubuh. Sebelum pergi, dia menyapa teman baru.⁣

"Senang bertemu denganmu, Anak Majikan."⁣

.
.
.

21 Mei 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro