14. Zlypa!

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

(a.) genting, gawat, dalam hal situasi; kritis, mengkhawatirkan, dalam hal keadaan; sulit, terancam, dalam hal kondisi.

*

Dyqna merasa kehilangan arah. Dia bangun di pagi hari tanpa semangat dan tujuan lagi. Semuanya terasa berbeda. Dia memang masih bekerja seperti biasa di Pusat Studi Satwa. Namun, suasana di sana tidak lagi sama. Tidak ada lagi Uxteth yang jenaka dan selalu menenangkan mereka setiap kali ada masalah. Staf di shtabkul bekerja seperti biasa, tetapi suasana menjadi dingin dan kaku. Selain Ljod dan Wynx yang ditempatkan parlemen di tim peneliti hyawa, Dyqna juga menjumpai wajah-wajah baru di shtabkul maupun korb. Sebisa mungkin dia berusaha untuk menghindar dan tidak berurusan dengan mereka.

"Aku senang sekali bisa bertemu denganmu, Dyqna. Aku sangat tertekan. Kepalaku seperti mau pecah," desis Gvalmi ketika siang itu Dyqna muncul di laboratorium Igwamba. Mereka berpelukan erat selama beberapa menit, seolah ingin saling mengalirkan kekuatan. Kelegaan yang dirasakan ketika bertemu dengan seseorang yang mengalami ketidaknyamanan yang sama, tanpa perlu banyak kata-kata. Itulah yang mereka rasakan.

"Aku tahu, Gvalmi. Semua ini seperti mimpi buruk." Mereka berjalan cepat menuju bagian belakang laboratorium sambil berbisik-bisik, seolah takut kalau dinding-dinding akan mendengar dan melaporkan percakapan mereka pada seseorang yang bisa saja melakukan hal buruk pada mereka.

Sampai di halaman belakang, mereka duduk di sebuah kursi panjang di bawah pohon yang agak tersembunyi di salah satu sudut. Halaman belakang itu berisi kandang-kandang besar berisi berbagai spesies hewan berukuran kecil sampai sedang yang masih berada dalam pengawasan untuk keperluan penelitian.

"Lalu, apa yang akan kita lakukan selanjutnya, Dyqna? Apa yang akan kamu lakukan di sini?" tanya Gvalmi. Dyqna memang belum bercerita apa pun sejak turun surat skorsing untuk Uxteth beberapa waktu lalu. Gvalmi langsung sibuk melanjutkan penelitiannya yang kini terasa makin menegangkan karena berada dalam pengawasan langsung parlemen.

"Aku hanya ingin pergi dari shtabkul. Suasana di sana berbeda tanpa Uxteth. Setiap kali lewat di depan ruangannya, aku seperti diingatkan bahwa semua itu adalah salahku. Aku bisa gila kalau memaksakan diri untuk tetap berada di sana," keluh Dyqna. Gvalmi merangkul bahu Dyqna dan mengusap-usap punggungnya. Dia bisa merasakan apa yang dirasakan Dyqna.

"Dan ditambah lagi ayah Zsani melabrakku dan memintaku agar tidak berhubungan lagi dengan keluarga mereka karena kejadian yang menimpa Zsani adalah salahku." Dyqna menutupi wajah dengan kedua telapak tangannya. Gvalmi tidak tahu harus berkata apa untuk menghibur Dyqna. Semua ini rasanya terlalu besar untuk diterima oleh mereka berdua.

"Aku harus bekerja, Gvalmi. Aku harus melakukan sesuatu agar pikiranku tetap sibuk dan teralih dari kejadian ini. Agar aku tetap waras." Dyqna menegakkan punggung dan menatap Gvalmi. Gadis itu menatapnya dengan sorot mata prihatin.

"Jangan menatapku seperti itu, Gvalmi. Aku akan baik-baik saja. Maafkan aku berkeluh kesah padamu. Padahal bebanmu sendiri tidak lebih ringan daripada aku." Dyqna menggenggam tangan Gvalmi.

"Oh, Dyqna." Kembali mereka berpelukan dan menghela napas panjang. Berharap beban mereka sedikit berkurang setelah bertemu dan saling menguatkan.

Dyqna bercerita pada Gvalmi bahwa dia mengajukan proposal penelitian baru tentang k'azrog, semacam kambing gunung dengan sepasang tanduk yang besar melingkar-lingkar, surai tebal, dan punggung yang terlindung semacam perisai keras seperti tanduknya, dengan cakar di keempat kaki, dan taring besar serta geligi tajam seperti hewan pemburu pada umumnya. Hewan itu sangat lincah berlari zigzag naik turun lereng dan tebing, padahal ukuran tubuhnya cukup besar.

"K'azrog? Bukannya hewan itu hanya ada di pegunungan di seberang Frumskigur?" tanya Gvalmi heran. K'azrog memang belum banyak diteliti. Selain karena habitat mereka yang sulit dicapai, peneliti juga belum menemukan keistimewaan yang dapat dieksplorasi lebih jauh. Atau lebih tepatnya, manusia lebih tertarik untuk meneliti hewan-hewan yang sudah jelas 'menguntungkan'.

"Iya. Sengaja aku mengambil di sana. Sejauh mungkin dari hal-hal yang sudah membuat kita kacau beberapa waktu belakangan ini. Nah, sebelum aku menghilang di sana, apa ada yang bisa kubantu di sini?" Dyqna menepuk punggung Gvalmi dan berusaha tersenyum ceria.

Gvalmi mengerti bahwa Dyqna hanya ingin mengalihkan pikiran saja untuk sementara waktu. Karena itu, dia tidak berkomentar pada pilihan proyek penelitian baru yang diajukan Dyqna. Dia mengajak Dyqna masuk ke ruangannya di dalam gedung laboratorium dan menunjukkan laporan data penelitian terbaru yang sedang dikerjakannya.

Laporan pemeriksaan kesehatan kru Spatzen yang dikirim dari Hertha-d menunjukkan hasil yang berbeda dari hasil yang didapatkan pada subyek sukarelawan. Setelah dikonfirmasi dengan pernyataan tim kesehatan Spatzen yang telah memberikan oghbu pada awak pesawat sebelum keberangkatan, diketahui bahwa dosis yang diberikan kepada kedua kelompok tersebut berbeda. Dan karena tidak menyangka bahwa akan ada utusan parlemen yang akan bergabung ke dalam tim peneliti, Gvalmi tidak sempat menghilangkan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa dosis oghbu yang diberikan pada kedua kelompok tersebut memang berbeda. Kini, mereka dituntut untuk mendapatkan oghbu sesuai kebutuhan yang akan diberikan pada awak pesawat yang akan berangkat menyusul ke Hertha-d, juga untuk diberikan kepada awak pesawat yang saat ini berada di sana.

Kini, Gvalmi hanya bisa pasrah dan menurut pada perintah untuk melanjutkan penelitian dan mendapatkan oghbu sebanyak mungkin untuk kru Spatzen.

Dyqna memulai proyek penelitian barunya dengan cukup bersemangat. Frumskigur, pegunungan, k'azrog, jauh dari Centrum. Hanya akan ada dirinya, Otsa, dan alam. Gambaran itu cukup menyenangkan di benak Dyqna ketimbang berada di tengah hiruk-pikuk Centrum. Dyqna memastikan semua peralatan dan kebutuhannya sudah terbawa di dalam tas besarnya sebelum berangkat. Walaupun ada Otsa yang bisa mengantarnya bolak-balik ke Centrum bila terpaksa, tapi hal itu pasti akan sangat merepotkan sekali.

Dyqna dan Otsa tinggal landas dari depan flatnya pagi-pagi sekali, ketika jalanan masih sepi dan belum banyak orang lalu lalang. Dia memutuskan untuk singgah sejenak di rumah Nkhonye dan menceritakan semuanya pada wanita tua itu sebelum melanjutkan perjalanan ke pegunungan tempat k'azrog tinggal. Nkhonye tidak banyak berkomentar setelah cerita panjang lebar Dyqna selesai.

"Aku melihat sesuatu yang tidak baik, Dyqna. Kejadian ini tidak akan berlalu dan selesai begitu saja. Aku merasa bahwa masih akan ada sesuatu yang terjadi, yang berbuntut pada kejadian yang lebih besar lagi. Dan itu bukan hal yang menyenangkan." Nkhonye bersuara setelah terdiam beberapa saat. 

Dyqna selalu merasa bahwa wanita itu istimewa. Dia tidak sesederhana yang diceritakan Irue maupun dirinya sendiri pada Dyqna. Ada sesuatu dalam diri Nkhonye yang membuat dia layak untuk dihormati, didengarkan, dan dipatuhi. Nkhonye bukan sekadar nenek tua kesepian yang terkucil di dalam hutan berteman hewan-hewan liar karena tidak punya keluarga. Dyqna merasa masih ada misteri besar yang disimpan oleh Nkhonye.

Wanita tua itu mengelak menjawab lebih detail ketika Dyqna bertanya mengenai maksud pernyataannya barusan. Dia hanya meminta agar Dyqna selalu waspada dan berhati-hati. Agar gadis itu tetap memperjuangkan dan melakukan apa yang menurut hati nuraninya benar. Walaupun tampaknya akan berlawanan dengan seluruh dunia. Dyqna jadi semakin penasaran dibuatnya. Namun, ditepisnya perasaan itu untuk sementara waktu karena dia masih harus melanjutkan perjalanan dan menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu. Setidaknya, untuk saat ini.

*

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro