9: Gawat

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Jawaban dari dokter terus terngiang-ngiang dalam pikirannya. Dia sudah menduga-duga kemungkinan terburuknya, tapi dia masih saja terkejut mendengarnya.

"Menstruasi tidak teratur bukan berarti kamu nggak sesubur wanita lain yang menstruasinya tepat waktu. Umumnya penyebab menstruasi tidak teratur karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron. Namun. kalau terjadi dalam jangka waktu yang lama bisa saja penyebabnya seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya. Sekarang perbaiki dulu pola hidupnya, konsumsi obatnya juga biar cepat hamil. Oke?"

Renata tidak bisa berpura-pura baik-baik saja. Dia jelas ketakutan sekarang, dia takut Arjuna akan meninggalkannya kalau tahu dia kondisinya seperti ini. Bahkan teman-temannya sudah hamil padahal baru menikah, sementara dia sudah cukup lama menikah dan belum dikaruniai anak. 

Sebenarnya ini terjadi juga karena mereka tidak berencana memiliki anak dalam jangka waktu dekat, ditambah lagi dengan kecuekannya yang membuatnya tidak sadar sudah beberapa bulan tidak datang bulan.

Renata terus larut dalam lamunannya hingga tidak menyadari kalau Andreas sudah memanggilnya daritadi.

"Ma!" Teriakan Andreas akhirnya mengembalikan kesadaran wanita itu. Dia menatap anak itu dengan tatapan ling-lung. Perasaannya benar-benar kacau. Dia bahkan tidak sanggup menemui Arjuna dan mengatakan apa yang diketahuinya hari ini. Ucapan mertuanya kembali terngiang di benaknya, ternyata dia memang bukan isteri yang baik.

"Iya, An?" tanya Renata. Dia berusaha tersenyum dan mengusap pelan rambut anak itu.

"Mama kok melamun terus? Ini nggak mau cobain es krimnya? Biasanya mama pasti suka nyicip makananku dan papa. Kok sekarang nggak nyicip?"

Penuturan yang lugu dari sosok mungil itu membuat Renata tersentuh, dia tidak tahu anak itu begitu memperhatikannya.

"Tumben, biasanya ngambek kalau makanannya dicicip?" goda Renata sambil mencubit pipi anak itu pelan.

"Ih, jangan cubit-cubit," elak Andreas kesal.

Tingkah Andreas memang tidak terduga, bisa membuatnya kesal karena keusilannya dan membuatnya terharu atas perhatian yang diberikannya. Bahkan, dia saja tidak memperhatikan dirinya sendiri.

"Terima kasih ya sudah hadir di hidupku. Semoga saja kebahagiaan ini tidak sirna, gumamnya pelan.

Renata paham, mau disembunyikan seperti apapun pasti akan ketahuan juga. Jadi, mau tidak mau dia harus memberitahukan kabar ini langsung, sebab Arjuna pasti akan lebih kecewa kalau dia tahu dari orang lain.

Seusai Andreas puas makan es krim di kedai yang cukup terkenal ini, Renata langsung berdiri hendak membayar ke kasir. Begitu selesai membayar, dia kembali duduk menunggu Andreas selesai minum. Setelah makan yang manis-manis, anak itu suka minum jeruk nipis. Entah sejak kapan, mungkin karena Arjuna sering minum jeruk nipis. Bisa jadi dia mengikuti jejak papanya. 

Renata mengedarkan pandangannya, menatap tata letak barang-barang di dalam kedai yang begitu unik. Dekorasinya juga membuat tempat ini memberikan kesan yang nyaman bagi pengunjungnya.

Wanita itu masih menikmati pemandangan di setiap sisi kafe begitu pandangannya tertuju ke satu titik. Matanya membulat begitu mengetahui keberadaan orang itu. Dia memicingkan mata, memastikan keraguan yang hinggap di hatinya.

Hingga dia berpura-pura ke toilet yang berada tidak jauh dari kedua orang itu. Dari sana, dia semakin yakin dengan apa yang dilihatnya. Hatinya mencelos, badannya semakin lemas, dan kepalanya semakin cenat-cenut.

"Jadi, aku belum ngasih tahu kamu aja udah kayak gini ya? Kamu udah bosan, Ar?" gumamnya pelan.

MIris memang, lagu yang diputar di kedai itu adalah lagu terbaru Lyodra yang berjudul 'Kalau Bosan'. Jadi, semuanya begitu cocok dan menambah duka dalam hatinya. Seharusnya kalau memang pria itu bosan, lebih baik dibicarakan dengan baik, bukannya mencari peluang dengan wanita lain. 

Orang yang dilihatnya ternyata memang benar Arjuna. Dia tidak duduk sendiran, ada wanita lain yang menemaninya. Ada keraguan dan kekecewaan, sebab dia tahu Arjuna tidak sembarang mau menerima ajakan makan apalagi yang mengajaknya seorang wanita. Sayangnya, hari ini dia melakukannya. 

Wanita itu terlihat begitu menawan dengan balutan kemeja dan rok yang pendek selutut. Rambutnya diikat dengan gaya rambut pony tail. Tentu saja membuatnya terlihat semakin menawan, dia tidak terlihat centil seperti wanita penggemar Arjuna yang lainnya. Dia berbeda, mungkin itu juga yang buat Arjuna akhirnya kepincut dengan pesona wanita itu.

Dia mendekati Andreas yang sudah menunggunya, dia sudah selesai menghabiskan minumannya, senyumannya kini menjadi pelipur laranya. Wanita itu hanya ingin pulang dan tidur. Hari ini seperti roller coaster, membawanya kepada kejadian tidak terduga. Wanita itu hanya lelah batin dan raga, melihat Arjuna berduaan dengan wanita yang tidak dia kenali.

Setelah berada di dalam taksi, pandangannya mulai buram. Air matanya sudah mendesak ingin keluar. Dia ingin sekali berteriak sekencang mungkin, dia ingin datang menghampiri meja mereka dan mempertanyakan wanita yang duduk bersamanya. Apakah pernikahan mereka akan segera berakhir?

"Ar, aku takut kamu hilang. Hidupku terlanjur berpusat padamu, menjadikanmu penyemangat hidupku. Kalau kamu pergi, aku nggak akan mampu bertahan," gumamya pelan sambil melihat hujan di luar. Begitu mereka masuk ke dalam taksi, langsung hujan turun. Tadi memang sudah mulai gerimis, beruntung mereka sudah masuk ke dalam taksi jadi tidak basah-basahan.

Sepertinya semesta turut berduka atas kejadian yang menimpanya. Renata mengusap air matanya yang keluar dari pelupuk matanya. Hari ini jelas hari yang berat, semoga saja dia kuat menghadapi setiap cemooh dan hal lainya dikemudian hari.

-Bersambung-



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro