Prolog #1

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Di sebuah hutan, sebuah kelompok remaja mendirikan beberapa tenda untuk mereka beristirahat. Mereka bukanlah sembarang kelompok remaja yang ingin mendaki gunung, tetapi mereka datang dengan sebuah misi sambil membawa kekuatan mereka yang berbeda-beda.

Salah seorang gadis duduk di salah satu batang kayu besar, tangannya direntangkan ke atas tanpa memikirkan rambut oranye sebahu miliknya. "Aku lelah sekali."

Lelaki dengan rambu coklat itu tertawa pelan melihat tingkahnya. "Perjalan kita belum selesai."

"Aku tahu tapi bukankah tinggal sedikit lagi, ketua?" Mata oranye yang sebelumnya lesu kini lanngsung berbinar-binar.

Lelaki yang ia panggil ketua itu mengangguk. "Benar, dalam beberapa hari lagi kita akan sampai karena itu kita harus mengumpulkan energi sebanyak-banyaknya." Mata ungu itu melihat peta yang ada di tangannya.

"Himeko apakah kamu terluka?" Laki-laki lainnnya dengan rambut merah mendekati seorang gadis dengan rambut hitam panjang yang elegan.

"Tidak, terima kasih untukmu dan Kazuo yang telah melindungiku." Senyuman manis Himeko membuat dua hati lelaki itu menjadi sejuk. "Apakah luka kalian baik-baik saja?" Pertanyaan Khawatir Himeko membuat dua lelaki menjadi semangat.

"Tidak masalah! Selama Himeko baik-baik saja maka luka kami bukanlah masalah!" Laki-laki lainnya memukul dadanya bangga sampai rambut coklat pucatnya tersibak pelan.

Himeko hanya bisa mengela nafas dengan senyuman lembut. "Sekali lagi, terima kasih semuanya." Senyuman elengan Himeko yang indah sampai membuat ketiga lelaki itu merona. Hanya temannya yang perempuan melihatnya dengan pandangan kesal

Tak lama mereka memasuki tenpa mereka masing-masing dan kedua gadis di kelompok itu berada di tenda yang sama. Posisi berbaring mereka saling memunggungi. Tak sengaja gadis berambut jingga itu menekan luka di lengannya dan mengeluarkan ringisan kecil.

Himeko langsung duduk dan berusaha menggapai temannya. "Apakah Emi tidak apa-apa?"

Gadis yang dipanggil Emi langsung menepis tangan Himeko. "Jangan sok baik kepadaku. Urus saja mereka!" Emi langsung kembali membalikkan tubuhnya tanpa mempedulikan Himeko.

Awalnya Himeko kaget tetapi perlahan ia menundukkan kepalanya, menyembunyikan ekspresinya dengan poni. "He, Jadi aku sudah ketahuan oleh Emi ya?" Perkataan itu membuat Emi langsung bangkit dari posisinya dan menatap Himeko. "Ternyata kamu punya insting yang tajam."

"Jadi ... itu semua ... benar?" Emi tidak menyangka pikiran gilanya menjadi kenyataan. Bukannya menjawab, Himeko hanya memandang Emi dengan senyuman sinis. "Kau! Awas saja kalau sampai teman-temanku mati di tanganmu!" Entah mendapat kekuatan dari mana, ia berani menunjuk Himeko walau ia ketakutan.

Himeko melihat tangan Emi yang menunjuknya dan kembali melihat ke mata Emi dengan senyuman sinis. "Kita lihat saja nanti."

"Jangan sok cantik!"

"Sok?" Himeko mengambil jeda untuk tertawa. "Maaf ya wajahku sudah seperti ini. Bukankah sudah bisa dilihat dari perlakuan para lelaki?" tanya Himeko yang merendahkan Emi yang masih kesal di posisinya. "Enak juga mempunyai wajah seperti ini, semua akan melindungimu dengan susah payah. Bahkan sampai memberikan nyawa mereka sendiri. Dasar orang-orang bodoh." Pada dua kalimat akhir Himeko terdengar adanya kesedihan di sana tetapi Emi tidak bisa mendengarnya karena terbakar emosi.

"KAU!!"

"Apa?" tanya Himeko dengan senyuman.

Emi mengeratkan genggamannya, menahan emosinya yang terkepul. "Argh! Aku tidak peduli lagi denganmu! Mati saja kau!" Emi langsung berbaring dengan kasar tanpa peduli lagi dengan lengannya yang terluka.

Himeko menatap punggung Emi dalam diam. "Aku juga menginginkannya." Suara Himeko mirip seperti bisikan tetapi dengan suasana yang sunyi dapat didengar jelas oleh Emi.

........

Setelah beberapa hari perjalanan, kelompok itu akhirnya telah sampai di tujuan. Mereka sedang bertarung dengan monster yang mempunyai kaki yang banyak dan terlihat seperti gurita. Ukurannya jauh lebih besar dibandingkan mereka meningkatkan kekusahan untuk melumpukan monster itu. Beberapa jam berlalu menghasilan luka-luka di setiap tubuh mereka, ada yang sampai tidak bisa kembali berdiri.

"KYAA!!" Emi dan ketua kelompok itu terhempas oleh salah satu kaki monster dan mengenai dinding.

"KETUA!! EMI!! Himeko, tetap di belakangku!" Lelaki berambut merah itu melebarkan kedua tangannya untuk melindungi Himeko yang berada di belakangnya.

"Tidak! Kamu sudah cukup banyak terluka!!" Himeko bisa melihat snediri banyaknya luka dari lelaki di depannya.

"Ini bukan masalah." Perkataan dan senyuman membuat Himeko tertegun.

Tatapan Himeko terkejut melihat apa yang ada di depannya. "AKIRA DI DEPAN!"

Detik berikutnya sesuatu menghantam mereka ke dinding. Himeko meringis kecil karena terkena dinding di belakangnya.

"Himeko ... maaf ... apakah ... sakit?"

Himeko terkejut saat membuka matanya. Akira tergeletak tanpa bisa menggerakkan kembali tubuhnya dengan luka di dadanya akibat serangan tadi. "Kenapa meminta maaf?" tanya Himeko pelan dengan ekspresi sedih. "Terima kasih."

Ekspresi Akira awalnya hanya tersenyum tetapi berubah menjadi binung, melihat Himeko yang berjalan pergi. "Hi-meko?"

Himeko berjalan mendekati Emi yang berusaha duduk dengan bantuan senjatanya. Emi menaikan kepalanya karena menyadari ada yan mendekat. Himeko menarik pelan salah satu tangan Emi dan membuat Emi menggengam sesuatu yang ia berikan. "Jangan pernah lepaskan ini sampai selesai."

"Sampai ... selesai? Maksudmu?" Emi yang bingung mencoba menarik nafas di sela-sela kata-katanya.

"Tentu saja, tugas ini." Emi merasa bingung melihat senyuman tulus Himeko. "Aku titip kata terima kasihku kepada mereka, berkat mereka aku berhasil mengumpulkan kekuatan."

Tanpa membiarkan Emi berbicara, Himeko meninggalkannya dan berjalan ke arah monster yang membuat keempat temannya yang kehilangan tenaga menatapnya kaget. Walaupun namanya diserukan terus menerus, langkah kaki itu tidak merasa ragu untuk melangkah.

"Hei!" seru Himeko yang hampir membuat jantung keempat temannya copot. "Aku tahu kamu bisa berbicara."

Monster itu tertawa yang membuat keempat orang lainnya bingung. "Kenapa? Manusia kecil sepertimu berani menantangku?" Suara gema tawa menghiasi gua batu itu.

"Kira-kira, kalau aku membunuhmu. Apakah aku bisa mendapatkan kematian?" Entah sudah keberapa kali teman-temannya kaget ditempat.

"Hah?"

Himeko menghela nafasnya. "Sudahlah, nikmati saja kematianmu." Tak lama muncullah angin dan bunga sakura berterbangan di sebelah tangan Himeko yang direntangkan hingga menjadi sebuah tombak hitam.

"Kau pikir bisa membunuhku dengan senjata kecil itu?" Monster itu meremehkan Himeko yang hanya tersenyum, tetapi tidak dengan matanya, di tempatnya. Bahkan teman-temannya bingung karena Himeko bukanlah pengguna tombak.

Detik berikutnya Himeko menghilang dan muncul di sisi monster yang lain. Tombaknya menusuk salah satu kakinya dan munculah api di ujung tombak yang menunjuk kaki monster. Monster itu mengerang kesakitan, ia mencoba menyerang Himeko dengan kakinya yang lain tetapi Himeko lebih cepat. Himeko menyerang setiap kaki monster itu dengan elemen yang berbeda-beda. Hingga akhirnya ia behenti melompat dan melayang di depan monster itu.

"Himeko!" Himeko yang menaikan tombaknya terdiam senjenak lalu kembali melanjutkan aktifitasnya tanpa melihat teman-temannya yang sedang mencoba meraihnya.

Detik berikutnya munculah banyak kelopak sakura yang berterbangan, bersamaan dengan elemen-elemen yang berbeda di setiap kaki monster itu. Putaran angin dan kekuatannya semakin keras, sampai-sampai keempat orang itu harus menutup mata. Saat semuanya telah selesai, hanya tinggal kelopak sakura yang berterbangan tanpa ada siapa pun di tengahnya. Baik monster itu dan Himeko menghilang.

Emi membuka genggaman tangannya dan melihat apayang diberikan Himeko kepadanya. Sebuah batu perhiasan merah dengan rantai yangmenyerupai kalung.

.
.
.
.
.

Saya ucapkan halo bagi kalian yang tidak tau mengenai cerita ini, sudah lama sih jadi pasti tidak tahu hehehe. Ini adalah cerita saya yang unik, kenapa? Soalnya prolognya banyak *smirk*

Jadi mulai sekarang saya akan update setiap 2x seminggu.Ini dia list ceritanya:1. The 7 Element Controllers2. New Daily Life Royal Twins3. A Little Hope [Revisi]4. As Blue Sea5. My Family is Perfect But I'm Not6. Akar MerahItu dia urutannya, bisa dicari setelah saya posting.Mungkin ada perubahan dari tata bahasa dsb-dsb tapi semoga kenyamanan dalam membaca masih bisa dinikmati yaa~Sampai jumpa kembali :3


-(24/04/23)-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro