Prolog #2

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Seorang anak laki-laki sedang duduk di pinggir jalan sambil meniup tangannya yang kedinginan. Ia mengosok-gosok lengannya yang terbalut sebuah kain tipis dengan kedua tangannya sambil melihat orang-orang yang berlalu-lalang tanpa meliriknya. Banyak orang-orang yang mengenakan jas mahal dengan gaun-gaun yang indah, semuanya mengenakan pelindung untuk cuacana yang penuh salju itu tetapi berbeda untuknya yang mengenakan pakaian bekas yang sudah tipis.

Tiba-tiba anak laki-laki itu berdiri dan berjalan maju. Ia langsung menarik lengan seorang gadis seumurannya bergaun mahal yang ingin menyebrang jalan. "Hei! Apa yang kau...-!"

Tiba-tiba kereta kuda lewat dengan kencang di depannya yang membuat gadis itu terdiam. Anak laki-laki itu melepaskan pegangannya dan kembali duduk dengan posisi dan gaya yang sama seperti tadi. "Nona, apakah anda baik-baik saja?" tanya salah satu pelayan gadis itu.

Gadis itu mengabaikan suara pelayannya yang kawatir dan mendekati anak laki-laki tadi yang hanya melirik kedatangannya. "Hei, jadilah pelayanku."

"Nona!"

"Dengan alasan apakah seorang gadis, anak sulung dari keluarga mapan yang berbahagia mengangkat diriku, orang asing yang sama sekali tak berharga, untuk menjadi pelayannya?" Lelaki itu menunjukkan senyuman penuh makna di wajahnya.

"Tentu saja dengan alasan untuk berterima kasih karena sudah menyelamatkan nyawaku," kata gadis itu dengan percaya diri.

"Tidakkah anda bisa membalasnya dengan memberikan uang lalu tidak ada yang perlu dipikirkan lagi? Seperti apa yang dilakukan sebagian besar bangsawan." Kadang kala ia memejamkan dan membuka matanya.

"Semurah itukah nyawa di matamu yang bisa kau bayar memakai uang? Uang itu memang bisa kau gunakan untuk berfoya-foya sementara. Tetapi itu tidak bisa ditukar dengan pekerjaan yang layak dan (bayaran) bisa dinikmati untuk seterusnya. Lebih baik kau ikut denganku dan kau akan mendapatkan tempat tinggal yang layak selamanya." Gadis itu mengulurkan tangannya dan tersenyum mantap.

Laki-laki itu tertawa pelan. "Saya harap itu bukan pilihan yang salah, nona." Lelaki itu menerima uluran tangan gadis tersebut.

"Tenang saja, aku tak pernah salah." Suara gadis itu terdengar bangga sambil menarik tangan laki-laki itu.

....

Laki-laki tersebut dinamai Vreo dan ia ditugaskan untuk menemani gadis itu, Ellen sebagai butler pribadi. Baik di rumah ataupun di sekolahnya. Ayah Ellen menyekolahkan Vreo di sekolah sihir yang sama seperti Ellen agar memudahkan Vreo untuk menemaninya.

Kadang kala Vreo membantu masalah sulit yang dihadapi Ellen seperti sesuatu yang mudah untuknya. Ia adalah anak yang terlalu pintar, ditambah tuannya yang juga terbilang lebih pintar dari anak-anak seumurannya. Kadang Ellen membaca di perpustakaan ditemani Vreo yang juga ikut membaca atau Ellen ditarik oleh Vreon untuk menikmati angin berhembus di taman.

Suatu ketika Ellen dan Vreo sedang dalam perjalanan pulang dari sekolah mereka. Tetapi kali ini Ellen memilih untuk tidak menaiki kendaraannya yang mewah. "Apakah nona yakin tidak memerlukan kendaraan?" tanya Vreo cemas.

"Iya, aku sangat yakin," kata Ellen yang menikmati perjalanannya.

Vreo yang mendengar itu hanya bisa menghela nafasnya pasrah. Mengingat tingkah laku nonanya yang sangat berbeda dengan bangsawan lainnya. Saat ingin menyebrang jalan Vreo merasakan firasat buruk. Ia berjalan cepat menyusul nonanya dan mendorongnya kuat. Hanya dalam sedetik tubuh Vreo terlempar karena tabrakan dengan sebuah kereta kuda.

Ellen yang sempat terjatuh bangkit dengan cepat dan mendekati Vreo yang telah berdarah. "Vreo!" panggil Ellen panik sambil memangku kepala Vreo.

"No... na..." panggil Vreo pelan.

"Vreo! Maafkan aku! Maafkan aku Vreo! Aku mohon! Siapapun! Tolong panggilkan bantuan!" Ellen dengan berlinang air mata sambil menatap kepada orang-orang yang mengelilingi mereka berdua.

"Nona..."

"Jangan berbicara! Aku mohon! Bertahanlah!" seru Ellen sambil mengusap lembut pipi Vreo.

"Terima kasih," kata Vreo pelan.

"Tidak, tidak jangan sekarang!"

Tanpa memperdulikan nonanya Vreo tetap melanjutkan perkataannya, "ini pertama kalinya... aku menginginkan sesuatu selain mati," kata Vreo sambil menutup matanya perlahan dengan senyuman di wajahnya.

"Tidak! Bertahanlah Vreo! VREO!"

.
.
.
.
.

Jadi mulai sekarang saya akan update setiap 2x seminggu.

Ini dia list ceritanya:
1. The 7 Element Controllers

2. New Daily Life Royal Twins

3. A Little Hope [Revisi]

4. As Blue Sea
5. My Family is Perfect But I'm Not
6. Akar Merah
Itu dia urutannya, bisa dicari setelah saya posting.
Mungkin ada perubahan dari tata bahasa dsb-dsb tapi semoga kenyamanan dalam membaca masih bisa dinikmati yaa~

Sampai jumpa kembali :3

-(16/05/23)-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro